adriizsofyan

ngejelasin mungkin bkal sulit nii lakukan,namun mungkin aku hanya bs memberikan gambaran saja.Soal apakah yang akan sibuta pikirkan nantinya kita tdk dapat tau.Misalnya :
Aku:tau gk km gimana awan putih yg berarak di langit sana?
Sibuta hanya akan tersenyum saja mungkin mendengarnya,konyol karna berfikir kita tidak akan bisa menjelaskan indahnya awan putih berarak dilangit nan biru itu kepada sibuta karena sibuta telah kehilangan satu alat epistemologinya.Kalo aku tetap memaksa maka hanya ada kelucuan dan kekonyolan.Tp jika sibuta bertanya kepadaku : bagaimana bentuk awan yang berarak putih itu?
Maka aku hanya bisa menunjukkan dengan perumpamaan sesuatu yang sudah dikenal oleh sibuta misalnya mendekatkan rangkaian kain yg menyerupai awan kepada sibuta atau dengan memberinya arumanis kepadanya.Setelah sibuta memegang rangkaian kain atau merasakan rasanya arumanis maka sibuta akan berguman oh jadi seperti ini bentuk awan itu? Namun dia akan bertanya lalu apa maksudnya dengan arumanisnya? Maka aku akan menjelaskan lagi kalo awan itu seperti arumanis semakin lama dia berkelana dia akan menghilang.Mungkin dia akan bergumam ooh.Jika dia bertanya kembali lalu bagaimana warna awan itu?Mungkin aku akan menjawab dengan perumpamaan jg,dengan bilang kalo warna putih awan itu seperti warna putih angsa,kalo dia bertanya lagi angsa itu seperti apa?Aku hanya bs menyodorkan angsa kepada si buta dan mengatakan angsa itu seperti ini.Dengan cara seperti itu apakah kemudian sibuta menjadi tau seperti apa yang namanya awan putih berarak tersebut?Tidak,kita bahkan akan menemukan ‘kekacauan’ yang baru lagi dengan melihat sibuta berseru girang “Oh sekarang saya sudah mengerti, bagaimana indahnya awan putih yang sedang berarak!tipis seperti rangkaian kain,lama akan menghilang seperti arumanis dan warnanya panjang serta bulat:) Miris sekali,mungkin aku merasa jahat karena tidak dapat menjelaskan betapa indahnya alam ini kepadanya betapa banyaknya warna yang harus dikenalnya dan betapa banyaknya benda yang harus dikenalnya.Aku tdk akan mampu menjelaskan kepada sibuta.Aku hanya mampu memberikan sebuah perumpamaan baginya.Walau aku tau tuhan tdk menciptakan sesuatu hanya untuk orang yang mempunyai indra penglihat seperti kita.Walau aku tau bahwa perumpamaan yg aku buat tdk sepenuhnya membantu sibuta.

View more