Kurang tau juga ne, motifnya bisa macem-macem ada yang karena pengaruh lingkungan, ada yang karena lagi keras kepala-keras kepalanya, ya namanya juga baru akil balik; dan masih banyak yang lainnya.

---

Tapi kemarin-kemarin, masih fresh from the oven, gue habis membuka grup gabungan seluruh angkatan ekstrakurikuler vocal group SMP gue dahulu, memang anak-anak angkatan gue di group itu sudah pasif banget dan yang lebih banyak meramaikan itu anak-anak tiga angkatan yang belum graduate, tapi anak-anak junior almamater saat ini merespon semua hal di group dengan sopan banget, "terima kasih ya teh" "iya betul seperti itu aa, hehe" ya Tuhan gue agak kaget gue kira udah gak ada lagi yang kayak begitu sekarang. Gue memprediksinya sih itu mungkin terjadi karena memang dari jaman gue dahulu masih sekolah di sana sampai sekarang, kesopansantunan memang ditekankan banget dan cara guru-guru meng-approach-nya pun baik, sehingga respon murid juga menjadi baik. Tapi kembali lagi, kalau anak-anaknya batu ya mau dibilang apa, dikasih tau juga akan susah.

---

Bingung juga cara mengatasinya, karena kalau mereka moralnya jelek pun yang rugi ya mereka-mereka doang (dan ya orang tuanya perhaps), jadi gak ada hal yang bisa dijadikan acuan juga. Cara mengatasinya mah ya balik ke diri masing-masing, punya rasa malu gak kalau generasi mereka punya kredibilitas buruk seperti ini?