el, gue males & cape ngadepin sikap nyokap, beliau kalau punya salah gak mau disalahin, giliran gue salah dikit dimarahin & didiemin, udah mancing buat ngomong gak mempan, alhasil gue jadi ikutan diem juga.. ngadepin ortu kyk gini gimana ya? karena hal ini terus berulang..
Menjadi rese di masa tua adalah salah satu tingkah orang tua yang dilakukan karena mereka insecure. Makin anak menjadi dewasa, makin anak menjadi mandiri, mereka merasa makin tidak punya peran lagi sebagai orang tua dalam hidup anaknya. Merasa tidak berguna, merasa tidak dibutuhkan. Post power syndrome. Karena itu mereka memaksakan diri "tetap berfungsi" di dalam hidup anaknya, yang sayangnya seringkali dilakukan dengan paksa atau dengan aneh.
Kalo sebagai anak lo mengerti konsep ini, lo akan memandang tingkah mereka dengan berbeda. Selama ini lo memandang sikap ortu lo sebagai sesuatu yang mengesalkan, padahal sikap mereka adalah kebutuhan yang menyedihkan. Mereka butuh diafirmasi bahwa peran mereka sebagai ortu masih ada, masih berlaku. Respon lo yang mengkonfrontasi head-on, bahkan mengkoreksi balik, makin menunjukkan bahwa mereka beneran nggak punya peran apa-apa lagi dalam hidup lo. Bahwa sekarang mereka yang jadi anak-anak di depan anak yang selama ini mereka didik.
Coba renungkan sebentar. Coba bayangkan lo lagi jadi orang tua yang demikian. Bayangin apa yang mereka rasain.
Kalo lo ada di posisi ortu yang demikian, apa yang akan lo lakukan? Apakah:
a. Nurut-nurut aja kalo disalahin anak lo.
b. Berhenti marahin anak lo kalo dia punya salah.
c. Nurut ngomong sama anak lo bahwa dia nggak salah. Atau,
d. Nggak semua, karena kebutuhan lo nggak terpenuhi malah makin jauh.
Mereka BUTUH peran. Sampai kapan pun, orang tua SELALU BUTUH untuk merasa punya peran dalam hidup anak mereka. Kalo lo nggak kasih, maka mereka akan nyari sendiri. Dan biasanya, di posisi yang nggak lo sukai. Kapan terakhir kali lo memberi mereka ruang peran dalam hidup lo?
Kadang-kadang gue nelpon ke rumah untuk nanya cara masang gas. Cara masak ayam kecap. Cara masak kepiting. Cara masak udang. Cara masak beras. Cara masak ayam asem manis. Cara nyuci ini. Cara bersihin itu. Cara ini. Cara itu. Gue bisa google, tapi gue memilih untuk telpon mami gue.
Setiap petuah yang mami gue bilang, gue iyain. Dia kasih 100 petuah di telpon, gue bilang iya 100 kali. Beberapa contoh dari 100 petuah itu adalah jangan lupa kunci pintu, kunci jendela, matiin lampu, matiin kompor, dan sebagainya. Padahal gue UDAH 12 TAHUN hidup sendiri. Gue iyain semuanya. Nanti saat gue udah punya anak, mereka "boleh" merawat dan menjaga anak gue, mengajarkan padanya prinsip yang sama yang mereka ajarkan pada gue pas masih kecil. Mereka "boleh mengajari" gue gimana caranya jadi orang tua.
Dengan demikian nggak peduli gue semandiri apa, mereka selalu punya peran. Jadi mereka nggak punya lagi kebutuhan untuk marahin ataupun konflik sama gue.
Nah. Kapan terakhir kali lo memberi mereka ruang peran dalam hidup lo?
Kalo sebagai anak lo mengerti konsep ini, lo akan memandang tingkah mereka dengan berbeda. Selama ini lo memandang sikap ortu lo sebagai sesuatu yang mengesalkan, padahal sikap mereka adalah kebutuhan yang menyedihkan. Mereka butuh diafirmasi bahwa peran mereka sebagai ortu masih ada, masih berlaku. Respon lo yang mengkonfrontasi head-on, bahkan mengkoreksi balik, makin menunjukkan bahwa mereka beneran nggak punya peran apa-apa lagi dalam hidup lo. Bahwa sekarang mereka yang jadi anak-anak di depan anak yang selama ini mereka didik.
Coba renungkan sebentar. Coba bayangkan lo lagi jadi orang tua yang demikian. Bayangin apa yang mereka rasain.
Kalo lo ada di posisi ortu yang demikian, apa yang akan lo lakukan? Apakah:
a. Nurut-nurut aja kalo disalahin anak lo.
b. Berhenti marahin anak lo kalo dia punya salah.
c. Nurut ngomong sama anak lo bahwa dia nggak salah. Atau,
d. Nggak semua, karena kebutuhan lo nggak terpenuhi malah makin jauh.
Mereka BUTUH peran. Sampai kapan pun, orang tua SELALU BUTUH untuk merasa punya peran dalam hidup anak mereka. Kalo lo nggak kasih, maka mereka akan nyari sendiri. Dan biasanya, di posisi yang nggak lo sukai. Kapan terakhir kali lo memberi mereka ruang peran dalam hidup lo?
Kadang-kadang gue nelpon ke rumah untuk nanya cara masang gas. Cara masak ayam kecap. Cara masak kepiting. Cara masak udang. Cara masak beras. Cara masak ayam asem manis. Cara nyuci ini. Cara bersihin itu. Cara ini. Cara itu. Gue bisa google, tapi gue memilih untuk telpon mami gue.
Setiap petuah yang mami gue bilang, gue iyain. Dia kasih 100 petuah di telpon, gue bilang iya 100 kali. Beberapa contoh dari 100 petuah itu adalah jangan lupa kunci pintu, kunci jendela, matiin lampu, matiin kompor, dan sebagainya. Padahal gue UDAH 12 TAHUN hidup sendiri. Gue iyain semuanya. Nanti saat gue udah punya anak, mereka "boleh" merawat dan menjaga anak gue, mengajarkan padanya prinsip yang sama yang mereka ajarkan pada gue pas masih kecil. Mereka "boleh mengajari" gue gimana caranya jadi orang tua.
Dengan demikian nggak peduli gue semandiri apa, mereka selalu punya peran. Jadi mereka nggak punya lagi kebutuhan untuk marahin ataupun konflik sama gue.
Nah. Kapan terakhir kali lo memberi mereka ruang peran dalam hidup lo?
Liked by:
Lili
zero
Ghilani Wolf
Emma
Jakcyca
MARTA
Peb's
Shiba
ririn ranggiani
Rananta Karina