Gedung selalu bisa dibangun kembali, jemaat selalu bisa bersekutu kembali. Tapi insekyuritas iman, iman yang rendah diri, iman yang inferior, iman yang victim mentality, itu mengakar dan diwariskan ke anak cucu.
Mungkin disebut serambi karena di situ orang-orangnya nggak benar-benar pernah masuk ke dalam. Cuma tegak-tegak di halamannya saja pakai atribut agama.
Bila sebuah hubungan bukannya menambah kapasitas hidup seseorang, malahan mengurangi, hubungan itu nggak worth it.
Step yang seharusnya diambil adalah berkomunikasi membahas reschedule, bukan menjadi korban di social media. Antara dua acara tersebut, acara kamu yang jauh lebih mudah direschedule.
+ 2 💬 messages
read all
Berarti Tuhan jahat sekali karena umatnya tidak bisa mengubah jalan hidupnya sama sekali. Cuma boneka dalam kisah, tidak punya kendali dan kemerdekaan.
Saya nggak mikirin apa-apa. Soalnya waktu dan pikiran kita itu sangat mahal sekali, masa diobral untuk mikirin orang yang bukan siapa-siapa.
Kalo dalam seminggu kamu juga menghasilkan 10 juta, itu hemat sekali.
Mantan tidak butuh izin ataupun persetujuan dari kita untuk menikah dengan siapa pun.
Tapi chatting kan bukan komunikasi dalam hubungan, apalagi chattingan sepanjang hari yang artinya butuh sepanjang hari untuk menjelaskan apa yang hendak kamu sampaikan.
Mungkin ngetiknya satu huruf per menit?
Semua orang yang butuh uang ya bekerja, nggak peduli apa gendernya.
Dari kualitas-kualitas yang ada pada dirinya.
Lebih mudah melupakan. Baik memaafkan maupun membenci itu sama-sama butuh waktu, usaha, dan tenaga, bahkan kadang-kadang uang.
Skill apa yang kamu miliki dan orang mau bayar?