@PalakieNevermore

Karyakarsa.com: KalaSanggurdi

Halo kak, i dont know if its psychological or not. Aku tak punya indra keenam, tak pernah bisa melihat hantu. Tapi pernah aku ketindihan, dan aku melihat vivid strange creature in my room. Like a ghost in a form of little girl. I wasn't dreaming. Can you explain what had just happened? #MAPS

#MisconceptionAboutPsychology nomor 15.
-
Mengenai "ketindihan", aku pernah menjelaskannya dulu di sini: http://ask.fm/PalakieNevermore/answers/108072256635
-
Mengenai indera keenam, mari aku jelaskan di sini.
Apa yang dikatakan indera keenam mempunyai nama resmi berupa ESP (Extrasensory Perception). Biasanya ESP disangkutpautkan dengan kemampuan "mengindera" tanpa menggunakan indera pada umumnya, melainkan dengan menggunakan pikiran belaka. Sering disangkutpautkan pula dengan telepati, mendengar apa yang tidak terdengar, melihat apa yang tidak terlihat, prekognisi (mengetahui masa depan) dan retrokognisi (mengetahui masa lalu).
Hanya saja, setelah penelitian yang berlangsung lebih dari seabad, hingga saat ini tidak satu pun penelitian yang bisa memberikan bukti yang cukup tentang keberadaan ESP, memberikan teori konkrit kenapa ESP bisa terjadi, maupun mereplikasi fenomena-femonena yang berhubungan dengan ESP. Jadi, hingga saat ini, ESP (atau indera keenam) tidak diterima sebagai sesuatu yang berhubungan dengan psikologi atau sains pada umumnya.
-
Sumber:
- "Biographical Dictionary of Psychology" oleh Noel Sheehy, Antony J. Chapman, dan Wendy A. Conroy (2002)
- "Popular psychology: an encyclopedia" oleh Luis A. Cordón (2005)
- "Statistical Problems in ESP Research" oleh Persi Diaconis (1978)
- "Why Parapsychology Cannot Become a Science" oleh Mario Bunge (1987)
- "Pseudoscience and the Paranormal" oleh Terence Hines (2003)
- "ESP (extrasensory perception)" oleh Robert Todd Carroll (2007)
- "Encyclopedia of Perception" oleh Bruce E. Goldstein (2010)
❤️ Likes
show all
elvadila’s Profile Photo badass_eren’s Profile Photo dirtyjongin’s Profile Photo dyah260’s Profile Photo shafirxx’s Profile Photo fitrichance’s Profile Photo flash_fangirl’s Profile Photo Faniapusptsr’s Profile Photo discoangel’s Profile Photo

Latest answers from Karyakarsa.com: KalaSanggurdi

Satu kata buat fuckboy dong

Lanjutkan.
-
Jangan lupa dua hal: pengaman dan persetujuan.
Norma dan budaya cuma berlaku di depan. Di belakang, kamu bisa jadi apa saja yang kamu mau. Masalah konsekuensi? Itu tanggung jawab akal sehatmu. Mungkin pendewasaan akan menghentikanmu, mungkin juga tidak.
Kalau ada perempuan yang menghujatmu, biarkan. Kebenciannya adalah urusan dia, bukan kamu. Kalau perempuan yang sudah menjadi "korbanmu" menghujat, tertawakan. Antara dia kurang cari tahu latar belakangmu, atau dia sudah tahu dan merasa dapat mengubahmu.
Jika dia tidak tahu latar belakangmu, kewajibanmu cuma memberi tahu. Toh, jika dia masih mau denganmu, itu tanggung jawabnya. Jika ia jadi tidak mau denganmu, tanggung jawabmu cuma menghormati penolakannya. Jika ia sudah tahu, dan masih menghujat? Cari perempuan lain yang mau. Hujatannya hanya mengartikan kebocahannya.
Tiap orang punya candunya masing-masing. Candunya merusak atau tidak, yang menentukan adalah sang pecandu. Hujatan hanyalah kata-kata kosong tak bermakna. Yang memberinya makna adalah mereka yang dihujat.
Jika ingin menjadi kepribadian yang lebih baik, jangan dengarkan hujatan orang. Dengarkan dirimu sendiri: apakah tindakanmu sudah baik? Jika sudah, lanjutkan. Jika belum, ubahlah. Jika bingung, tanyakan kepada manusia yang paham manusia: psikolog, psikiater, dan mereka yang mengerti sains, keragaman norma, serta budaya.
Dan untuk mereka yang menghujat:
Selamat datang di dunia yang sebenarnya. Tempat di mana pandanganmu bukan lagi pandangan paling benar. Tempat di mana opinimu bukan lagi opini paling utama. Belajar untuk memaklumi kekerasan dunia, atau kembalilah ke dalam rangkulan ibumu untuk menangisi kekejian dunia.

View more

Mengapa vaksinasi covid 19 sangat dibutuhkan bagi kita? Apakah penerapan 5M saja tidak cukup dalam menangkal penularan covid 19?

msanshori’s Profile PhotoM Sayfuddin Anshori
Anggap kamu ingin mencegah virus rabies.
Kamu cuci tangan. Kamu membersihkan semua hal dengan antiseptik. Kamu menghindari anjing. Ke mana-mana, kamu pakai masker. Bahkan kalau perlu, kamu memakai semua perlengkapan dengan sempurna.
Kemudian kamu, lagi santai-santai di taman, tiba-tiba didatangi kucing. Terus kamu digigit olehnya. Out of nowhere. Sekarang kamu terjangkit virus rabies. Sepuluh hari lagi, kamu akan mati. Kamu akan takut dengan air, saking takutnya, kamu mati karena dehidrasi dan kerusakan otak.
Kalau kamu vaksin rabies, kamu bisa digigit anjing ratusan kali, sebebas-bebasnya. Kamu tak perlu takut kena rabies. Tak perlu pakai masker, tak perlu cuci tangan sampai goblok, tak perlu takut keluar rumah, dan tak perlu takut ketemu anjing atau hewan berpotensi rabies.
It's about convenience. Hidup kamu tak perlu susah-susah lagi. Badan kamu tak perlu ekstra bersih lagi. Malah, kalau terlalu bersih, kamu bisa menumpulkan daya tahan tubuh, lalu mati karena respons sistem imun berlebihan (cth: alergi).
Harga stok sabun cuci tangan seumur hidup jauh lebih mahal dibandingkan harga vaksinasi sekali seumur hidup. Benar, protokol kesehatan membantu pencegahan penyakit. Namun, lebih masuk akal mana? Harus terus menerus mencegah, atau cegah sekali untuk seumur hidup?
Begitu.

View more

Oh gitu yaa kak... Aku soalnya dikasihtau senior di kampus aku harus hati2 sama orang kayak kakak karena kata seniorku kakak ateis dan mata2 rusia...... Tapi aku yakin kakak sebenernya orang baik dan pasti akan kembali ke Islam kok...... ?

Buat apa Rusia kirim mata-mata ke negara yang cuma bisa mewek kalau doi kirim pasukan nenek-nenek buat jewer presiden Jokowi?
Bom nuklir saja tidak punya. Berasa penting banget Indonesia di mata seniormu. Bahkan kalau seniormu benar dan aku mata-mata Rusia sungguhan, satu-satunya hal yang akan aku bilang ke Putin adalah: "Ga usah repot-repot kirim special forces bro. Kirim batu kali aja. Bilang kalo itu batu bisa nyegah kopit. Entar mereka porak-poranda sendiri berebut kayak monyet."

Kemampuan-kemampuan dasar apa saja yang menurutmu harus dikuasai setiap orang?

alisaakmlh’s Profile PhotoAlisa
1. Masak
Ini mah no-brainer ya. Sebagai perspektif, aku bisa beli ayam utuh satu kilogram lebih, dan keluar uang kurang dari 40 ribu Rupiah. Kalau aku malas meladeni tulang, dada ayam tanpa tulang bisa berharga 60 ribu Rupiah per kilonya. Kamu tahu ayam sekilo bisa buat makan berapa kali? Aku sih, tidak. Biasanya aku beli ayam cuma setengah kilo, dan habis dalam delapan kali makan. Dan kamu tahu? Aku tidak makan nasi. Aku keluar uang 30 ribuan Rupiah untuk delapan kali makan ayam. Bahkan di warteg saja, harga delapan kali makan ayam sudah bisa mencapai 2-3 kalilipat harga beli ayamnya sendiri. Kalau kamu bisa masak, kamu bisa menabung. Kalau kamu bisa menabung, kamu bisa kaya. Masak bukan cuma buat hidup, tapi buat hidup lebih kaya juga.
2. Bersih-bersih
Menyapu, mengepel, cuci piring, cuci badan, cuci baju, sampai ke cuci toilet atau cuci gudang. Rumah 1.5M bisa turun harga sampai cuma harga tanah gara-gara pemilik tak pernah mau bersih-bersih lebih dari sapu-pel-cuci piring (dan ini actual kejadian nyata). Rumah bersih itu moodbooster, dan actually ada banyak penelitian yang menghubungkan kebersihan dan kerapian tempat tinggal dengan penurunan gangguan depresi dan gangguan jiwa lain. Jangan kira dinding jamuran takkan berarti apa-apa; spora jamur bisa ganggu sistem neurotransmitter tubuh sampai menyebabkan depresi atau halusinasi. Dan jangan kira jamur cuma tumbuh di tempat yang bisa kamu lihat; jamur justru paling sering tumbuh di sela-sela yang paling malas kamu bersihkan, seperti sela bawah/belakang toilet, di balik kompor, bagian sofa bawah, bahkan kadang bisa di tempat seintim tempat pensil atau lemari celana dalam. Punya kemampuan untuk bebersih sebersih mungkin itu bukan hal opsional, tapi kewajiban. Kamu tak bisa mengandalkan ART, karena ART biasanya takkan buka-buka lemari dildomu—apalagi membersihkannya untukmu. Kamu yang tahu rumahmu, kamu yang punya kewajiban untuk memastikan semuanya bersih, termasuk badanmu sendiri.
3. Salah
Benar itu enak. Salah tidak. Kalau kamu benar, maka semua berakhir di sana. Kalau kamu salah, kamu diberikan kesempatan untuk introspeksi diri, berpikir dua kali, belajar, dan berkembang. Itu kenapa salah rasanya tidak enak: kamu harus bangkit dari zona nyaman kognitifmu, dan memikirkan kembali hal-hal yang selama ini ada di zona kebenaran... apakah mereka pantas berada di zona itu? Masalahnya, orang yang tak mau salah tidak hanya bangsat di depan orang lain, namun bisa membahayakan diri dan sekitarnya. Kalau kamu tidak mau disalahkan soal motormu harus diservis karena kamu yang punya, kamu yang kenal, kamu yang mengendarai, bilamana motornya rusak di jalan dan kecelakaan, kamu juga yang kena (dan penumpangmu). Tidak hanya itu, kamu akan cari justifikasi soal kecelakaannya, yang jelas bukan karena motornya harus diservis, tapi karena orang depan yang mengerem mendadak. Akhirnya kamu tetap berpotensi buat kecelakaan ke depannya, yang mungkin akan merenggut nyawamu. Belajar jadi salah. It saves lives.

View more

akhir-akhir ini suka ngerasa ada yang kurang, ternyata karena udah lama ga baca jawaban kakak. dulu kalo lagi bingung mau apa aku langsung lari ke sini, sekarang larinya ke web manhwa ilegal haha. apa gak mau aktif di sini lagi kak? :(

Hai.
Baru buka Ask.fm lagi. Seperti yang kuduga, situs ini masih sekarat. Sekaratnya lama juga ya.
Tapi iya, aku lagi menikmati dunia nyata (dan dunia game). Aku sedang sangat bahagia dengan hidupku saat ini, dan merasa bahwa validasi dari dunia maya adalah kepuasan fana yang berujung ke pertanyaan eksistensial.
Jadi yah, daripada repot, aku main Warframe saja.
-
Oh,
Para Penakluk Hantu sudah tamat, omong-omong.
Bisa dilihat di KaryaKarsa.com/KalaSanggurdi
Terima kasih!

mar, sepertinya profesi jadi aktor film bokep adalah profesi yang menyenangkan ya. udah sex sama banyak cewe cantik, dibayar pula.

Jelas, sampai kamu memikirkan soal:
1. Kamu belum tentu suka wanitanya. Kamu tak punya kendali soal siapa yang akan jadi lawan mainmu. Bisa wanita cantik, benar, tapi bisa juga ibu-ibu, nenek-nenek, kurcaci, atau lelaki (mis: glory hole). Kalau wanita biasa/cantik saja kamu masih bisa pilih-pilih, hari-hari pertamamu sebagai aktor akan sangat berat, atau bahkan traumatis.
2. Me-maintain ereksi buat semenit coli itu gampang. Me-maintain ereksi buat mengecewakan istrimu selama dua menit itu gampang. Me-maintain ereksi selama dua-enam jam shooting? Dikelilingi orang dan kamera? Disinari lampu? Dengan posisi tidak enak namun estetis di layar kaca? Selagi ada cut antar pengambilan gambar dan kamu harus selalu coli meski kamu lagi istirahat minum mengobrol dengan sutradara (laki-laki, biasanya) soal posisi kamu kurang ke kiri? Welp, setidaknya ada viagra, dan viagra takkan mengganggu jantung kan? Iya, kan? Hmm...
3. Kamu belum tentu crot. Kalau crotmu payah, sutradara akan meminta ulang. Entah dengan crot palsu (entah dari batang palsu atau tidak), atau pakai stand-in. Kalau crotmu "terkenal" payah oleh si sutradara, kamu takkan dikasih crot. Kamu cuma aktor; lawan mainmu juga aktris, bukan pelacur yang harus memuaskanmu. Kamu dibayar untuk ngentot, dan kamu tak boleh protes.
4. Kalau filmnya soal si wanita bermain dengan belasan lelaki, 90% dari waktumu akan dihabiskan sambil coli menunggu giliran di belakang kamera. 9% coli di depan kamera, dan 1% buat crot. Kamu dapat air-time buat menggauli si wanita, atau dipuaskan si wanita, merupakan sebuah kemustahilan. Kecuali kalau kamu kenal sutradaranya, aktrisnya yang ada personal request, atau batangmu fotogenik. Oh, dan juga, 90% pemandangan yang akan kamu lihat adalah jejeran batang lelaki lain, 9% lainnya adalah kru beserta alat shooting, dan 1% sisanya adalah si wanita yang tak bisa kamu lihat karena semua lelaki berlomba-lomba mengelilinginya.
5. Gajinya jauh lebih kecil dari para aktris (aku dengar di bawah UMR), dan malah kadang untuk bisa slebew-crot saja sudah menjadi gajimu. Tidak hanya itu, ada pasar yang besar soal "wanita digauli T-rex atau Doraemon". Kamu harus mulai memikirkan apakah kamu masih bisa ereksi jikalau kamu harus jadi badut keliling. Kamu tak bisa banyak bacot, kecuali kamu aktor tingkat dunia seperti Johnny Sins.
6. Kalau kamu sudah lelah jadi aktor (karena stres, atau karena umur tak lagi mengizinkan ereksi lebih dari 20 detik), welp, semoga beruntung mencari perusahaan yang mau menerima pegawai yang batangnya sudah menjadi rahasia umum. Semoga beruntung mencari istri yang takkan mental-BreadTalk selama/setelah kamu jadi aktor. Dan kalau kamu punya anak, berharaplah anakmu tak pernah buka situs aneh-aneh. Kamu pun tak bisa marah, karena toh kamu yang buat bokep yang akan ditonton oleh anakmu (yang kemudian akan menjadi pengalaman traumatis untuknya).
Masih mau jadi aktor film bokep?
Aku sih tidak.

View more

Sekarang aktif dimana kak? 😔 aku nungguin kamu jawab pertanyaan-pertanyaan, tapi sepertinya sudah tdk aktif

Hai.
Iya. Aku belakangan ini kurang aktif di media sosial mana pun. Cuma, aku lagi kembali aktif di Twitter sebagai @Sang_Kak_Kala.
Tapi yah, sedang tidak aktif juga. Aku lagi menikmati kehidupan nyata soalnya. Ehe.

jangan lupa bersyukur guys

Dan jangan lupa untuk membaca subbab terbaru dari Para Penakluk Hantu ya!
Klimaks cerita sudah dekat. Para orang sinting yang sok-sok mau memburu hantu kini harus menghadapi kenyataan yang lebih besar dari hidup mereka yang cuma merokok dan minum kopi.
Yuk baca!
Yuk dukung!
https://karyakarsa.com/KalaSanggurdi

Baru baca Para Penakluk Hantu Bab 2, salfok ke penanggalan hard disk, tahun 2024-2025. Kukira ceritanya diambil beberapa tahun ke belakang. Tapi sepertinya masih akan banyak orang yang percaya "hantu" di tahun segitu😂 Aku suka ceritanya btw! ^^

Dan sekarang masalahnya sudah bukan hantu lagi, tapi sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih mistis dari bab-bab sebelumnya.
Para Penakluk Hantu sudah masuk bab lima! Klimaks dari cerita orang-orang sinting-gila-miring ini berada di dalam bab ini. Akhirnya mereka yang bercanda terus, harus berhadapan dengan keadaan yang sangat serius.
Yuk, baca!
Yuk, dukung!
https://karyakarsa.com/KalaSanggurdi

Cara maafin diri sendiri gimana mar?

Kalau kamu fuck up, coba pikirkan: kalau ada orang lain yang fuck up, dapatkah kamu memaafkan orang tersebut?
Kalau bisa, harusnya kamu bisa memaafkan dirimu sendiri. Toh, kamu bisa memaafkan orang lain yang berada di situasi yang sama denganmu.
Kalau tidak bisa?
Kamu hanya kurang detil dalam berpikir.
-
Aku contohkan tindakan yang biasanya tidak dapat dimaafkan: selingkuh.
Kamu bisa saja tidak dapat memaafkan dirimu yang selingkuh. Kamu bisa saja tidak dapat memaafkan pasanganmu kalau dia selingkuh. Tapi coba kamu benar-benar memikirkan, kenapa pasanganmu selingkuh?
Jelas, bukan karena dia bangsat. Kalau iya, maka gampang sekali untuk membangsat-bangsati dirimu kalau kamu selingkuh. Kamu harus punya dasar pemikiran bahwa selalu ada alasan di balik sebuah tindakan, dan alasannya hampir tidak pernah karena niat jahat. Kamu bisa saja membela dirimu, dengan mengatakan bahwa kamu selingkuh karena pasanganmu tidak sayang denganmu lah, selingkuhanmu lebih sayang kamu lah, atau bahkan karena kamu dibesarkan di lingkungan yang mendorongmu untuk selingkuh. Maka kamu jelas bisa memikirkan pembelaan yang sama akan datang dari mulut pasanganmu yang selingkuh. Kadang alasannya bisa lebih rumit dari sekadar sayang-sayangan; bisa saja pasanganmu punya trust issue, commitment issue, atau masalah attachment yang lahir dari cara asuh orangtuanya.
Kebangsatan dan kejahatan tidak lahir karena orangnya sendiri. Kebangsatan dan kejahatan lahir karena keadaan. Orang bisa membunuh demi membela diri, membela agama, atau konslet di otak. Dunia lebih rumit dari sekadar kata-kata indah di quotes IG.
Jadi take your time, pikirkan baik-baik, kenapa sebuah tindakan terjadi. Maaf dapat lahir jika diberi kesempatan, akan tumbuh jika diberi waktu, dan akan mekar jika dikaji dalam-dalam.

View more

Language: English