Jelas, sampai kamu memikirkan soal:
1. Kamu belum tentu suka wanitanya. Kamu tak punya kendali soal siapa yang akan jadi lawan mainmu. Bisa wanita cantik, benar, tapi bisa juga ibu-ibu, nenek-nenek, kurcaci, atau lelaki (mis: glory hole). Kalau wanita biasa/cantik saja kamu masih bisa pilih-pilih, hari-hari pertamamu sebagai aktor akan sangat berat, atau bahkan traumatis.
2. Me-maintain ereksi buat semenit coli itu gampang. Me-maintain ereksi buat mengecewakan istrimu selama dua menit itu gampang. Me-maintain ereksi selama dua-enam jam shooting? Dikelilingi orang dan kamera? Disinari lampu? Dengan posisi tidak enak namun estetis di layar kaca? Selagi ada cut antar pengambilan gambar dan kamu harus selalu coli meski kamu lagi istirahat minum mengobrol dengan sutradara (laki-laki, biasanya) soal posisi kamu kurang ke kiri? Welp, setidaknya ada viagra, dan viagra takkan mengganggu jantung kan? Iya, kan? Hmm...
3. Kamu belum tentu crot. Kalau crotmu payah, sutradara akan meminta ulang. Entah dengan crot palsu (entah dari batang palsu atau tidak), atau pakai stand-in. Kalau crotmu "terkenal" payah oleh si sutradara, kamu takkan dikasih crot. Kamu cuma aktor; lawan mainmu juga aktris, bukan pelacur yang harus memuaskanmu. Kamu dibayar untuk ngentot, dan kamu tak boleh protes.
4. Kalau filmnya soal si wanita bermain dengan belasan lelaki, 90% dari waktumu akan dihabiskan sambil coli menunggu giliran di belakang kamera. 9% coli di depan kamera, dan 1% buat crot. Kamu dapat air-time buat menggauli si wanita, atau dipuaskan si wanita, merupakan sebuah kemustahilan. Kecuali kalau kamu kenal sutradaranya, aktrisnya yang ada personal request, atau batangmu fotogenik. Oh, dan juga, 90% pemandangan yang akan kamu lihat adalah jejeran batang lelaki lain, 9% lainnya adalah kru beserta alat shooting, dan 1% sisanya adalah si wanita yang tak bisa kamu lihat karena semua lelaki berlomba-lomba mengelilinginya.
5. Gajinya jauh lebih kecil dari para aktris (aku dengar di bawah UMR), dan malah kadang untuk bisa slebew-crot saja sudah menjadi gajimu. Tidak hanya itu, ada pasar yang besar soal "wanita digauli T-rex atau Doraemon". Kamu harus mulai memikirkan apakah kamu masih bisa ereksi jikalau kamu harus jadi badut keliling. Kamu tak bisa banyak bacot, kecuali kamu aktor tingkat dunia seperti Johnny Sins.
6. Kalau kamu sudah lelah jadi aktor (karena stres, atau karena umur tak lagi mengizinkan ereksi lebih dari 20 detik), welp, semoga beruntung mencari perusahaan yang mau menerima pegawai yang batangnya sudah menjadi rahasia umum. Semoga beruntung mencari istri yang takkan mental-BreadTalk selama/setelah kamu jadi aktor. Dan kalau kamu punya anak, berharaplah anakmu tak pernah buka situs aneh-aneh. Kamu pun tak bisa marah, karena toh kamu yang buat bokep yang akan ditonton oleh anakmu (yang kemudian akan menjadi pengalaman traumatis untuknya).
Masih mau jadi aktor film bokep?
Aku sih tidak.
View more