Kenapa ngga beli hp yg kameranya bagus kak? HP sekarang (yg high end) kameranya udah bagus bagus
Nggak mau. Sudah terpatri di kepala saya, pokoknya HP berfungsi untuk komunikasi dan kamera berfungsi untuk mengambil gambar. Sebagus apa pun kamera HP, tetap gak akan sememuaskan kamera asli. Makanya saya rada anti sama HP-HP yang spesifikasinya mah sebetulnya sama kayak Xiaomi, tapi mahal gila cuma gara-gara kamera belasan megapiksel.
Iya maksudnya gitu. Mereka tuh (para pecandu agama) kayak ngegampangin sesuatu gitu loh, like "udah nikah aja, rejeki nanti Allah bakal kasih kok kalo udah nikah". Mau ngedebat tapi percuma, otaknya udah kayak dicuci
Harusnya saya bikin eksperimen, ya. Pertama-tama, saya cari dulu dua orang wanita dan dua orang pria kebelet nikah yang punya prinsip "pokoknya nikah dulu, bodo amat pengangguran, Allah pasti kasih rezeki". Kemudian, saya jadikan mereka dua pasangan--sebutlah pasangan A dan B--dan saya berikan sarana untuk mereka menikah. Pasangan A saya biarkan hidup leluasa, saya persilakan pula untuk mencari pekerjaan di JobStreet dan JobsDB. Sementara itu, kelompok B tidak saya perkenankan untuk melamar kerja di mana pun, mendapatkan rekomendasi dari teman, atau berdagang. Kita tunggu selama dua bulan. Kita lihat, pasangan mana dulu yang mati kelaparan.
Omong-omong soal "halalin saya". Setiap kali ada teman saya (atau orang yang kebetulan satu sekolah/kampus dengan saya sehingga kami otomatis menjadi teman sekolah/kampus) yang ngomong minta dihalalin, rasanya mau saya gampar. Halalin, halalin, emang kamu barang haram? Coba deh, sebelum ngomong, telaah dulu dua kata itu. "Halalin aku," katanya. Apa sih, yang akan menjadi halal ketika dua orang sudah menikah? Iya, seks. Dengan bilang minta dihalalin, sama aja kayak kamu bilang, "Sini, Bang. Nikahin aku supaya cuddling dan hubungan seksual kita halal." Fuck. Apa bedanya kamu dengan bintang film porno yang melebarkan kedua kakinya dan bilang, "Come here and eat my pussy"?
Gue pernah denger cerita dari salah satu ustad yg nikah muda. Waktu dia mau ngelamar calon istrinya, dia masih pengangguran. Alesan dia: "nikah dulu aja, nanti Allah kasih rezeki dari arah yg ngga diduga-duga". Dan bener, dia abis itu dpt kerjaan. Tapi kok bisa ya? Soalnya ngga make sense gitu loh
Setelah nikah, dapat kerja. Kok bisa? Ya karena setelah nikah, dia melamar pekerjaan, mendapatkan rekomendasi pekerjaan dari kawannya, atau direkrut orang. Mind-blowing, ya?
Mirrorless Fujifilm atau basic DSLR Nikon/Canon dapet di angka 6 jutaan kok. Atau kalau mau loncat ke level mid, beli second. Tapi beli barang second ada rumus dan seninya, jadi kalau nggak setahu itu soal dunia kamera lebih baik pas beli ajak yang paham.
Well noted! Terima kasih, anon yang baik hati. :3 Saya tuh sebetulnya lebih sreg sama model kamera DSLR, tapi teman saya banyak yang merekomendasikan kamera mirrorless. Kayaknya, saya masih harus baca-baca perbedaan keunggulan keduanya, nih.
Tante Ayu, setuju tidak bila marijuana dilegalkan? penasaran.
Di sini? Jangan dulu deh, ngurusin muda-mudi kejang mabok oplosan dan sakaw habis nyimeng Aibon aja kita masih kerepotan. . Btw, kok saya dipanggil tante.... :(
How do you celebrate when something great happens?
I buy some food and eat 'em with my loved ones.
mie goreng kaku apaan? :/ ga pernah tau samasekali
Mi goreng kaku itu, bekal berupa Indomie goreng yang disiapkan mamamu jam enam pagi tadi dan baru bisa kamu makan jam sembilan pada saat istirahat sekolah. Saat kamu buka kotak Tupperware-mu, mi gorengnya sudah kaku.
Beli kamera yang agak bagus supaya bisa ngambil foto yang layak. :( Saya mau tanya deh, kalau kamera Canon/Sony/dan semacamnya yang harga Rp6 jutaan itu udah bisa buat ngefoto bulan purnama belum sih? :(
Hi Ayu, kamu lupa 1 hal dari ngomel, yaitu ngomong kasar hahahaha. Ya tapi tapi, gaji UMR yg 3 juta aja gue bingung gimana bisa ngasih makan bergizi utk 3 orang aja :( seorang aja gue ngitung2 makan bener ya udah 1,5 jt belom kebutuhan lainnya
Nah, itu baru makan. Belum lagi kebutuhan pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, rekreasi, kendaraan, dan tetek-bengek lainnya. Mereka sekarang bisa bilang, "Allah selalu kasih jalan, Allah selalu kasih jalan," eeh besok-besok anaknya patah tulang, mau ngapain? Didoain sampai nyatu lagi tulangnya? . Nyokap juga sama kali, prinsipnya, "Allah selalu kasih jalan." Tapi bedanya, nyokap ngomong gitu disertai mikir. "Allah selalu kasih jalan, ya tapi kamu usaha dulu, lah. Usaha itu di antaranya dengan kerja yang rajin, lalu sisihin buat nabung. Tabungan kamu bukan cuma buat nikah aja, karena habis nikah kan hidup masih berlanjut. Masih perlu cicil rumah, pendidikan, kesehatan keluarga, kehamilan, banyak lah! Mamah sama Bapak kan, nggak bisa biayain (nikah), jadi kamu harus kuat dan stabil ekonominya," kata nyokap, sewaktu saya menemaninya jualan nasi uduk. . Lagipula, enak banget dah idup dikit-dikit bilang, "Allah selalu kasih jalan." Ya jalan itu diperoleh dengan usaha. "Kan bisa berjualan kecil-kecilan buat hidup (setelah nikah)," kata sebuah OA. Alah, itu mah pemikiran orang males yang nggak mau sejahtera. . . . On a side note... iya nih, saya ini orangnya sangat nggak ekspresif, termasuk soal marah. Makanya, saya sering dengan sendirinya melampiaskan rasa kesal dengan ngomong kasar. Walaupun memang gampang marah, saya nggak bisa yang namanya marah pakai teriak-teriak kayak ibu-ibu berebut tempat duduk yang videonya sampai jadi viral. Alhasil kalau lagi marah (banget), yang keluar bukanlah teriakan, melainkan, "Ini orang kok kayak anjing, ya? Tapi bisa ngomong." Atau, "Please kindly go fuck yourself." Heheh.
hi! misalnya nih ya ada 4 cowo yg lg ngedeketin kamu. dua diantaranya beda agama, dua lainnya seagama tapi resikonya LDRan. tp kamu sukanya sama 1 org yang pernah PDKT jg sama kamu, seagama tp sekarang kalian cuma kayak teman aja. kamu pilihnya siapa? mending jomblo aja kali ya.
Saya mau ngomel, boleh ya? Semoga dia orang kaya. Soalnya kalau miskin, beranak banyak pula, bakal repot. Saya kesel, kesel banget lihat orang tua model begini. Nih ya, saya kasih beberapa contoh nyata asal nikah tanpa persiapan dan otak yang jalan. . "Kasih (makan) apa aja lah, orek tempe juga kenyang," kata tetangga saya, perihal ngasih makan anak. Terus anaknya pinter, nggak? NGGAK. Ya gimana mau pinter, makannya cuma dikasih oreg tempe, mi goreng, paling mentok telur ceplok. Sedangkan emaknya, tangan kanan-kiri pakai emas, nggak tahu di dalam lemarinya, mungkin lebih banyak. Dia punya duit, tapi nggak punya otak. Anak-anaknya juga sama, nggak dididik. . Contoh lain, waktu saya jadi pengambil data di Cilodong. Ibunya paruh baya, bapaknya umur 80 tahun. ANAKNYA ENAM OTW TUJUH, MAMPUS GAK. Yang pertama kurus, yang kedua ceking. Yang ketiga, saat diajak omong, ngawang-ngawang sampai bikin saya curiga jangan-jangan ada keterlambatan perkembangan. Yang keempat, kelima, dan keenam, nggak keurus. Status gizinya ada yang bagus, nggak? NGGAK. . Sepupu saya. Emak bapaknya asal nikah karena merasa udah siap. Di tengah jalan, nggak akur. Terus sekarang, anak-anaknya keurus, nggak? NGGAK. Yang ada, jadi beban. . Lo semua yang ngebawa-bawa dalil buat dasar menikah tanpa persiapan, coba mikir dikit deh, dikit aja. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu..." itu artinya bukan HAI-PARA-JOMLO-SEGERALAH-MENIKAH. Lo sadar dikit kenapa sih, kalau ketergesaan untuk menikah itu asalnya dari diri lo juga. Lo takut zina? YA NGGAK USAH PACARAN, NGGAK USAH NGIDE MAU TAARUF-TAARUFAN. Orang-orang di sekitar gue nih, yang pada pakai dalil ini, merasa perlu menikah sesegera mungkin karena emang udah sok-sokan nyari calon buat diajak taaruf. . I mean, lo bisa kok hidup tenang sampai usia 26 ke atas tanpa harus mikirin buat segera menikah kalau elonya anteng aja, gak usah repot mikir, "Aduh, udah umur segini saya belum nikah." Lucu, nggak nih: merasa sudah harus nikah hanya karena bertambah umur --> duit belum ada, bodo amat, pokoknya nikah --> bodo amat mau kerja apaan, yang penting ada Allah --> terserah calonnya kayak apa, yang penting perawan/perjaka dan ketutup rapet dijamin sempurna --> nikah --> punya anak gak kekontrol. . Tahu gak, salah satu masalah utama negara ini? KURANG GIZI. Kurang gizi akarnya apa? KUALITAS PENDIDIKAN DAN KEADAAN EKONOMI. Nih ya, saya breakdown soal kualitas pendidikan. 1. Orang tua sekarang masih banyak yang punya pemikiran lama bahwa banyak anak artinya banyak rezeki. Iya lah, soalnya mereka mikir, "Nanti kalau anak saya udah gede, bisa ngasih uang bulanan buat saya." Duh, itu orang tua mentalnya pengemis. 2. Orang tua sekarang masih banyak yang gak ngerti pentingnya kualitas gizi anak. Misal kamu orang tua dengan gaji di bawah UMR. Kalau anak kamu cuma dua ekor, kamu bisa kasih mereka makanan bergizi setiap hari. Nah, kalau anak kamu enam tapi gaji di bawah standar? Mampus. . Ya gitu, sekian.
When eating cereal with milk, do you pour the cereal or milk first?
I tried pouring the cereal first tapi gak lagi-lagi lah, nyiprat-nyiprat bikin kesel. Aku tim #susuduluan.
Gimana bisa enggak bisa dibandingin dalam konteks thread topik ini? dimana letak kesalahan berpikirnya? ada fallacy yg dilanggar kah? :/
Gini: 1. Kamu bilang, mending jadi pengangguran. 2. Saya jawab, ya silakan jadi pengangguran kalau kamu makannya dari fotosintesis. 3. Kamu balas, daripada repot jadi tanaman yang harus berfotosintesis, mending jadi virus yang bisa hidup tanpa ngapa-ngapain. 4. Saya jawab, kamu gak bisa membandingkan tanaman dengan virus. Keduanya gak apple-to-apple. Tanaman itu makhluk hidup, butuh makan. Kalau virus yang emang dari sananya gak butuh makanan karena bukan makhluk hidup. 5. Kita gak nyambung.