iya nih kang Khairulleon, pas pulang kemaren entah ada angin dari mana tiba-tiba perbincangan dengan babeh mengarah ke bab tema topik seputar NIKAH de el el... cerita bgmane waalidayya bisa ketemu dan berjodoh, zzZZZ . . # kenapa ente ngasih ane Question Ask.fm kaya beginian, ane kan jadi jawab sejujur-jujurnyah... :( *ini media public nyaho, sayah jadi era mun ada yang nempo kemudian maca... O.o
(question 26 days ago, ku kuring karak diwaler ayeuna, teu nanaon) ente kira NIKAH sama kek buang kotoran (pipis)? pake kebelet sgala :D . NIKAH sama kaya SEDEKAH, SHOLAT, dan ibadah lainnya... . jadi wajar kan kalo ane pengen "segera"/"wagiru" dalam perkara ibadah ? . :v
(question bulan lalu, ane jawab hari ini, okay) keadaan akhir bulan : - ada banyak anugerah dibalik tipisnya dompet, salah satunya tiada hari tanpa ucapan salam yang menuju ke arah wajahku - selama ada cai galon aku tak pernah kekurangan jajan :( [wios ah ngacapruk ge] - walaupun popoean basah kuyup kasebrot air hujan, aku jarang mandi :v - mulai merintis habbit baru yang bermanfaat - moal galau walaupun pakojot ku tugas kampus - .....
syukron, xie xie, arigatou, hatur nuhun, terima thank you.. kirim ke PO BOX Jl. Kapten Yusuf, Tamansari, Bogor 16610. atas nama YHC_HudaGroup*kumaha anta we arek pap, arek via plesdis, bebas secepatnyah..
Hmm, kita gali dulu biar ketemu akarnya.. Fanatik : keyakinan/kepercayaan yang berlebihan terhadap sesuatu. Stop sampai sini aja. (madzhab pertama) 1. Dari kata “berlebihan” saja sebagai muslim (harus) udah faham bahwa sifat ini tak pernah diajarkan oleh Islam. Trus Islam ngajarin yg kek gmn dong? Islam ngajarin pemeluknya untuk bersikap tawassuth/pertengahan/mu’tamad/moderat dalam segala hal. Pokonya ngga’ ghuluw (berlebihan) dh dan ngga’ ifroth (menyepelekan/bodo amat/sabodo teuing) juga. 2. Bicara efek, fanatik dapat menyebabkan ketidak pedulian terhadap miliu sekitar, menolak kritikan dan cenderung menganggap diri dan objek yang di-fanatik-inya paling benar (yang lain salah, kira-kira seperti itu). 3. Pokonya segala sesuatu yang berlebihan itu ngga’ baik, sekalipun disematkan kepada agama Islam (apalagi sama organisasi). Bila tujuannya untuk menjelaskan kesungguhan seseorang dalam menjalankan agamanya, namanya bukan “fanatik terhadap Islam”, tapi Istiqomah/iltizam/komitmen terhadap syaria’t dan ketentuan Alloh. (badewey kalo fanatik udah nyemplung ke ranah islam pasti temen-temennya pada muncul kaya [istilah] ekstrimis, fundamentalis, garis keras, teroris dkk [tuuh kan jadi negatif...]) . . But, ada juga sih yang berpendapat boleh menggunakan istilah Fanatik terhadap Islam dengan alasan pengertian fanatik dalam bahasa Indonesia saat ini telah mengalami reduksi karena menyamaratakan agama dengan politik, budaya dkk. So, dalam hal ini madzhab kedua berpendapat bahwa agama dikecualikan dalam larangan bersikap fanatik. Dan makna fanatik menurut madzhab ini sama dengan Istiqomah/iltizam/komitmen dalam hal ibadah hablumminalloh saja). . . Intinya, mau pilih madzhab yang mana aja terserah, and i disagree about fanatism at organzation. . . Kira-kira gitu dh, maklum kalo pndapat ane agak sedikit gak karuan, i’m still learn about it.
Akhir2 ini aku sering "menggambar", entah dari mana tinta itu berasal, dan entah mengapa seluruh objek pandangku berubah menjadi kanvas.. Entahlah aku juga tak begitu mengerti, yang jelas karya seniku ini tak pernah benar-benar nyata.."Aku bukan mengingat, hanya saja kenangan itu sengaja memaksa lewat"