Reza Maulana

kalau difikir2 menikah sama dengan s3, karena s3 adalah ber-s3 (baca: es-three), itu jawaban dunianya, maap becanda,

---

ala kulli haal, by the way, masing2 orang berbeda-beda maslahatnya, banyak parameter yang harus dipertimbangkan, apakah s3 nya jurusan agama atau science? kalau jurusan science apakah dengan dia s3 bisa memberi mashlahat untuk orang lain atau tdk?, kalau bisa memberi mashlahat untuk orang lain, apakah mashlahatnya bersifat dunia atau akhirat?, trus ukur lagi disetiap mashlahat apakah mengandung mafsadat? kalau mengandung mafsadat ukur lagi mana yang lebih mendominasi atau berpotensi mendominasi mashlahat atau mafsadat,
ukurannya adalah, tolong buka mushaf, di surah Al Qashash, di ayat 77, Rabb kita menuntun kita mengejar akhirat dan dunia disebutkan hanya sekedar "jangan lupa".
Seorang hamba jika mengerti akhirat maka dunia menjadi kecil di hadapannya, org yang berfikir akhirat maka cita-citanya menjadi jaaaaauuuh ke depan, jiwanya jadi besar, hatinya menjadi lapang, cara berfikirnya luas jauh lebih cosmic, bashar/pandangannya jauh lebih besar, sehingga dunia baginya menjadi terlalu kecil dan biasa-biasa saja, terlalu sibuk dengan dunia adalah buang-buang waktu, kita hidup cuma 60-70 thn terlalu singkat, padahal akhirat adalah kekal abadi, berarti memang tempat kita sebenarnya bukan di sini bukan di dunia tapi di akhirat, kalau begitu dunia untuk apa? berarti dunia hanya tempat perbekalan dan ujian untuk memasuki jenjang berikutnya yang sebenarnya di akhirat, kemudian nampaklah siapa manusia yang lolos uji dan siapa yang-wal iyyadzubillah tidak lolos uji, nas-alullahassalamah wal afiah,
Allahumma tsabbit qulubanaa 'ala diynik (ya Allah tetapkanlah hati kami di atas agama Mu)

View more

Bismillah,
PERTAMA keimanan keta'atan memang fluktuatif, ada masa semangat dan ada masa malasnya atau futurnya, nah ketika berada di masa malas, kan amalan2 dalam islam ada banyak sekali ragamnya, jika masa jenuh menimpa di suatu amalan maka cari amalan yang lain lagi, gonta-ganti lakukan variasi biar tidak jenuh;
KEDUA, jauhi bid'ah, pelajari sunnah, karena hakikat bid'ah sebenarnya menambah2 ibadah yang sudah dituntunkan, sehingga memberatkan dalam beramal, padahal agama ini mudah, ibadah yang sdh dituntunkan Rasulullah harusnya ringan tapi dengan bid'ah menjadi berat berpotensi membuat jenuh, kedua poin ini dalilnya ada dalam riwayat imam ahmad, kata Rasulullah shallahu 'alayhi wasallam
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى
(sesungguhnya di setiap amalan itu ada masa semangatnya kemudian ada masa malasnya, maka siapa yang kemalasannya itu bukan dalam petunjuk nabi (bid'ah) maka dia sesat, namun siapa yang kemalasannya itu masih dalam sunnah maka dia {ciri-ciri} orang yang dapat petunjuk);
KETIGA untuk bisa menjalankan 2 poin di atas, kita butuh ilmunya, ilmu agama, nah tipsnya sediakan waktu khusus untuk talaqqi belajar agama kepada seorang guru, jadwalnya harus komitmen usahakan minimal 1x atau 2x sepekan (berat yak? coba hitung berapa waktu dalam sepekan kita habiskan utk dunia dibanding 2 atau 3 jam sepekan belajar agama), cari tempat2 belajar agama, dan belajar agama memang harus berguru jangan belajar sendirian, dan jgn andalkan buku terjemahan;
KEEMPAT ketika poin ketiga sdh dilakukan biasanya kita akan bergaul dengan teman2 sesama penuntut ilmu agama, nah tips keempat bergaul dengan orang2 shalih, cari teman2 bergaul yang bisa mengingatkan kita ttg akhirat
KELIMA berdoa kepada Allah minta diberi petunjuk dan diistiqamahkan di atas petunjuk pada waktu2 doa diijabah, misalnya di antara adzan dan iqamah, saat sujud dalam shalat, 1/3 malam terakhir dll;
Subhanallah kalau diperhatikan.. satu saja poin usaha yang kita tempu asalkan niatnya jujur kepada Allah maka poin yang lain akan ngikut dimudahkan insya Allah, dan kaidahnya tiap2 orang akan dimudahkan atas apa yang dia usahakan, sebenarnya usaha yang dituntut kepada kita itu cuma sedikit sekali dibanding apa yang Allah tunjuki, dalilnya dalam riwayat abu hurairah dalam hadits qudsi Allah berfirman ".. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Allahumma tsabbit qulubanaa 'alaa tho'atik (ya Allah tetapkanlah hati-hati kami di atas keta'atan kepadaMu)
Allahu Ta'ala a'lam, semoga bermanfaat

View more

Menyukai keindahan dan menampilkan keindahan adalah fitrah manusia. Dan agama islam yang indah, sempurna, dan berperadaban ini semakin menyempurnakan fitrah tadi dengan mengatur kita dalam menyalurkannya ke arah yang lebih terhormat, lebih mulia, lebih sempurna, tentu saja sejarah dan fakta sudah membuktikan tidak akan kita temui ideologi, agama atau kultur manapun yang memuliakan, menghormati wanita melebihi islam memuliakan wanita. Islam Agama kita memuliakan wanita slh satunya dengan syariat hijab, dan esensi maqosid hijab adalah menyembunyikan perhiasan/kecantikannya dari konsumsi publik. Sementara jika mengenakan hijab yang fashionable untuk maksud agar terlihat menawan bagi publik maka esensi ini tidak terpenuhi, bukankah di beberapa negara kerajaan kekuasaan ingris dahulu ratu dan wanita di kerajaan malah mengenakan purda menutup wajahnya karena mereka tidak mau wajah mereka dilihat oleh orang umum dalam rangka menjaga kehormatannya yang ningrat?, sementara dalam islam wanita tidak perlu menjadi ningrat dulu baru bisa dijaga marwah & kehormatannya, tapi seluruh wanita muslim tanpa terkecuali terjaga kemuliaannya dan kehirmatannya dgn syariat hijab tadi, Allahu ta'ala a'lam

View more

selamat buat yang bertanya karena saat seorang sudah mulai mempertanyakan dalil utk setiap masalah agama ini salah satu tanda baiknya pemahaman agama seorang, ini harus terus dipertahankan bukan cuma dipertahankan tp ditingkatkan,

---

kembali ke 1000 dinar yang biasa dipajang di tembok rumah hukumnya sama kayak jimat, diharomkan, ingat kaidahnya sesuatu itu bisa dipakai sebagai sebab harus memenuhi 2 syarat: sesuai syar'i (tidak bertentangan dengan syariat) dan kauny (terbukti dengan kenyataan maupun penelitian ilmiah), sementara jimat atau ayat 1000 dinar yang dipajang itu sangat bertentangan dgn syar'i dan jelas tidak terbukti dan tidak mendatangkan apa2, malah mendatangkan dosa dan kesyirikan, kata Rasulullah “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka ia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad). Allahu ta'ala a'lam

View more

[pertama].. menetapkan hari yg dirayakan termasuk hal yang sifatnya tauqifiyyah (butuh dalil), maka menetapkan hari raya tahunan tanpa dalil termasuk terlarang di dalam syariat.
[kedua].. hari ulang tahun identik sebagai hari raya yang dimunculkan kaum kuffar yang kata nabi “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka”. (HR. Abu Daud), dan islam dibangun di atas mukhalafah lil kuffar, penyelisihan terhadap orang2 kuffar dan keyakinan2 mereka yang mereka menolak tauhid beribadah kepada Allah semata.
[ketiga].. jangankan mengucapkan selamat ulang tahun, makan makanan dari perayaan ulang tahun dan perayaan jahiliyah yang terlarang dalam syariat pun, itu difatwakan oleh para ulama untuk tidak dimakan, sebagai bentuk penyelisihan dan berlepas diri darinya, karena seperti tadi islam dibangun di atas mukhalafatu lil kufr.
[keempat]... dalil akalnya, usia yang bertambah itu tanda dari semakin berkurangnya umur dan mendekatnya waktu kepada kematian, masak dirayakan dan diucapkan selamat !?, harusnya dipersiapkan, diprihatinkan dan banyak2 mereview diri sendiri atas waktu2 lalu yang terbuang.
[kelima].. dalam hal menghitung hari kelahiran pun, merayakan ulang tahun berdasar pada waktu masehi itu dalam science masih perlu dipertanyakan keabsahannya krn tidak presisi dari segi perhitungan interval waktu, Allahu a'lam

View more

saya kurang tau tentang ojk bagaimana, dalam beberapa dars pelajaran guru kita di mahad setiap ada yang tanya tentang hukumnya kerja di lembaga keuangan yang ribawi atau di tempat yang mengandung hal2 bertentangan dengan syariat seperti bank, lembaga pemungut pajak dll, selalu dijawab nya dengan "bumi Allah ini luas, masih terlalu banyak tempat2 memperoleh maisyah (penghasilan) yang baik", ingat nah janji Allah dalam hadits riwayat imam ahmad "siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan memberinya dengan ganti yang lebih baik"(hr.Imam Ahmad) lagi pula fatwa ulama besar di mekkah sudah jelas menjelaskan tentang bahayanya dan melarang darinya. dalilnya jelas, Dalam shahih muslim Rasulullah bersabda : “Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, orang yang menyerahkan riba, pencatat riba dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama.” (HR. Muslim), dan dalil2 ancaman lainnya.

View more