#cerita

Dulu waktu dpt amanah jadi Ketua BEM, hal yg pertama gua lakukan adalah menghapus kegiatan kaderisasi sampah, budaya kolot yg isinya cuma bentak2 gajelas, nyebur ke lumpur tengah malam, makan 2 menit tanpa minum, gaboleh mandi selama 3 hari, dsb. Sampai skrng gua bingung, kenapa ada orang bodoh yang melakukan kegiatan ini dengan dalih “melatih mental”, taiii. Tenaga ahli yg sudah dpt sertifikat profesi aja gapernah mengadakan pelatihan mental dengan cara seperti itu. Mental saya saat ini terbentuk bukan karena senior atau alumni sampah kampus, mental saya terbentuk karena diri saya sendiri. Singkat cerita, setelah gua hapusin, buanyak bgt senior dan alumni yang benci gua, ya karena mereka kehilangan panggung utk cari eksistensi di mata Maba itu. Bahkan ga jarang gua hampir dipukulin atau dpt ancaman. Cuek aja, pukul tinggal visum. Ngeladenin orang bodoh tuh jangan takut, lawan aja pakai otak. Paling apasi yang bisa dilakukan senior kalian? DO kalian? Bacok kalian? Kan engga. Kenapa mesti takut😂

View more

Kebetulan adikku juga masuk masa remajanya 🖤 So here we go~

---

Remaja sekarang beda banget sama remaja dahulu kala. Jadi cukup arahkan dan ingatkan dia. Biarkan dia melakukan hal yang dia mau atau suka. Support mereka, jangan di larang. Karena di masa ini, dia juga bisa nemuin passion nya nih. Tapi ketika hal tersebut berlebihan, kalian jangan segan2 untuk mengingatkan ya. Dengan perlahan agar responnya juga baik.

---

Contoh deh, anak remaja zaman sekarang gak bisa jauh dari gadget. Kalian bisa tanya aplikasi yang dia download apa saja, dan game yang dia mainkan apa. Jika menurut kalian berlebihan, di kasih tau dia nya. Tapi kalau masih aman, don't worry dia juga bisa jaga dirinya sendiri. Berikan dia kepercayaan juga.

---

Contoh lainnya, kalian bisa tanyakan kegiatannya seharian disekolah ngapain aja, temennya, gurunya dll. Dengan sendirinya dia bakal cerita ke kalian tentang harinya. Jadilah pendengar yang baik.

---

And the last, for beauty. Anak remaja juga butuh perawatan loh ya. Rekomendasikan mereka skincare yang aman buat remaja. Just skincare ya, without make up. Karena make up buat dia cukup sunscreen/sunblock, face powder dan balm (pelembab bibir) dulu. Jangan berlebihan. Ajarkan mereka untuk merawat diri sejak dini. Fighting beauties, you can do it! 😍💓
Sekian~

View more

Dulu, semasa hidupnya almarhum kakek saya seorang pejabat di kota kelahiran saya, beliau di hormati dan dikenal hampir oleh seluruh masyarakat di kota tersebut. Sampai-sampai semasa kecil, ketika saya pulang naik becak dari sekolah saya, saya hanya perlu menyebutkan nama almarhum kakek saya dan pak becak pun langsung otomatis mengayuhkan becaknya menuju rumah almarhum kakek saya tanpa harus saya arahkan belok kanan atau belok kiri wkwkwk

---

Ada fakta yang baru saya ketahui baru-baru ini mengenai beliau dari nenek saya. Ternyata, semasa muda saat beliau melamar nenek saya, nenek saya hanya seorang siswa SMA yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki Universitas. Namun kakek saya yang kala itu sudah menjabat di kota kelahiran saya berkata pada nenek saya yang sedang mengemban pendidikan di luar kota, "Sudah, kamu pulang saja. Ayo menikah sama saya, tidak perlu kuliah. kedepannya kamu sepenuhnya tanggung jawab saya."

---

Nenek saya yang kala itu bermaksud untuk berkuliah dulu sebelum menikah untuk 'memantaskan' diri dengan kakek saya, akhirnya memilih menuruti calon suaminya dan pulang ke kota kelahiran saya untuk menikah dengan Almarhum kakek saya. Setelah menikah, nenek saya melakukan banyak hal yang beliau bisa di rumah. Entah itu memasak, menjahit, menyulam, baking, kerajinan apapun nenek saya pelajari untuk mengisi kegiatannya di rumah. Bahkan nenek saya sering menjual hasil masakannya di pasar.

---

Sampai istri-istri dari teman pejabat kakek saya bilang kepada nenek saya, "ngapain jualan bu? Wong suaminya pejabat. Memangnya gak malu?" Padahal semua kegiatan yang nenek saya lakukan sudah diberi ijin dan mendapat dukungan dari kakek saya sendiri.

---

Nenek saya bukan wanita berpendidikan tinggi, bergelar seperti yang lain, tidak mempunyai bisnis tetap atau sebagainya, kala itu beliau hanya lulusan SMA biasa, bahkan menurut cerita nenek saya, belum sampai lulus, beliau sudah berhenti sekolah dan menikah dengan kakek saya.

View more