Apakah hal paling penting yang sudah kamu pelajari dalam kehidupan?
Proses metaforsis dari semester 2-6, ya mungkin bisa dibilang proses mencari jati diri, ya meskipun bisa dibilang juga telat. Haha
Penyesalan? Tidak juga, karena dari metamorfosis itu saya bisa mengambil hikmah dan bersyukur karena dapat melihat bagaimana rasanya bukan menjadi diri sendiri, lalu tahu bagaimana ekspresi tanggapan orang2 yang bermacam-macam. Ya ada tanggapan positif, negatif, terus ada yang nganggap norak/gila. Ya namanya juga proses, tidak selalu apa yang kita harapkan. Ya salah satu efek mencintai proses itu jangan berharap/pamrih. Hahaha.
Dendam? Na'udzubillah, jangan sampai seperti itu. Karena semua itu semata-mata kesalahan saya pribadi ,kesalahan yang berharga. Saya insyaAllah memaafkan mereka, karena saya anggap mereka belum tahu dan mengerti apa niat saya sesungguhnya yg insyaAllah baik, cuma caranya saja kurang tepat. Dan saya berharap mereka juga memaafkan kesalahan saya. Hehe
Dari situ saya sadar, bahwa perbedaan merupakan rahmat yang tidak bisa dipaksakan harus sama. Karena perbedaan itu pilihan bagi mereka.
At least, dari pengalaman itu saya bisa sedikit menggoreskan sejarah dalam kehidupan saya. Dan tidak semua saya hapus manfaatnya, ada yang masih menjadi pedoman untuk saya. Dan pastinya pengalaman itu bisa saya share dengan generasi penerus saya. InsyaAllah amiin.
Kemudian untuk kedepannya concern saya adalah perbaikan dari dalam diri, tidak banyak mulut dan tingkah. Yang sudah ku mulai dari sekarang, dan lumayan manfaatnya yaitu lebih damai saja hati ini. Sekarang ini mencoba untuk lebih banyak mendengarkan. Dan harapanya kedepan semoga bisa menjadi pribadi tenang, bijak, dan tak mudah terpengaruh(gumun) dengan hal yang saya belum tahu pasti efeknya, serta bertindak sewajarnya.
Tak lupa pula ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam metamorfosis saya. Kalian adalah bagian dari guru kehidupan saya. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin.
Dan mohon doanya supaya saya dapat mengerti makna Istiqomah memperbaiki diri atau apapun itu yang penting tujuannya demi kebaikan dengan cara yang baik pula.
Penyesalan? Tidak juga, karena dari metamorfosis itu saya bisa mengambil hikmah dan bersyukur karena dapat melihat bagaimana rasanya bukan menjadi diri sendiri, lalu tahu bagaimana ekspresi tanggapan orang2 yang bermacam-macam. Ya ada tanggapan positif, negatif, terus ada yang nganggap norak/gila. Ya namanya juga proses, tidak selalu apa yang kita harapkan. Ya salah satu efek mencintai proses itu jangan berharap/pamrih. Hahaha.
Dendam? Na'udzubillah, jangan sampai seperti itu. Karena semua itu semata-mata kesalahan saya pribadi ,kesalahan yang berharga. Saya insyaAllah memaafkan mereka, karena saya anggap mereka belum tahu dan mengerti apa niat saya sesungguhnya yg insyaAllah baik, cuma caranya saja kurang tepat. Dan saya berharap mereka juga memaafkan kesalahan saya. Hehe
Dari situ saya sadar, bahwa perbedaan merupakan rahmat yang tidak bisa dipaksakan harus sama. Karena perbedaan itu pilihan bagi mereka.
At least, dari pengalaman itu saya bisa sedikit menggoreskan sejarah dalam kehidupan saya. Dan tidak semua saya hapus manfaatnya, ada yang masih menjadi pedoman untuk saya. Dan pastinya pengalaman itu bisa saya share dengan generasi penerus saya. InsyaAllah amiin.
Kemudian untuk kedepannya concern saya adalah perbaikan dari dalam diri, tidak banyak mulut dan tingkah. Yang sudah ku mulai dari sekarang, dan lumayan manfaatnya yaitu lebih damai saja hati ini. Sekarang ini mencoba untuk lebih banyak mendengarkan. Dan harapanya kedepan semoga bisa menjadi pribadi tenang, bijak, dan tak mudah terpengaruh(gumun) dengan hal yang saya belum tahu pasti efeknya, serta bertindak sewajarnya.
Tak lupa pula ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam metamorfosis saya. Kalian adalah bagian dari guru kehidupan saya. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin.
Dan mohon doanya supaya saya dapat mengerti makna Istiqomah memperbaiki diri atau apapun itu yang penting tujuannya demi kebaikan dengan cara yang baik pula.