Hallo Kak Ami.... Mau nanya nih tentang Ketua BPOM. Menurut kakak, ketua BPOM itu harus apoteker gak sih? Atau bisa orang teknik seperti yang terjadi saat ini? Kalau iya harus apoteker jawabannya alasannya kenapa kak? #Pertanyaan pembuka hehe... Terimakasih kak, Regards, Jefri
Hai juga Jefri :)
Hmm, sebenarnya BPOM itu kan disebut-sebut sebagai ladangnya apoteker kan ya? Meskipun memang nggak semua pegawai di BPOM itu apoteker. Setahu kk sih nggak ada peraturan terkait siapa yang seharusnya menjabat sebagai Kepala BPOM, apakah dia harus berlatar belakang Farmasi atau nggak, jadi tidak bisa disalahkan juga sih ya.
Sebagai apoteker, pasti kita maunya apoteker dong yang jadi Kepala BPOM. Secara, salah satu fungsi terpentingnya adalah Pengawasan Obat (selain Pengawasan Makanan). Yang bakal menetapkan kebijakan terkait peredaran obat palsu, atau registrasi obat, dll, kan Kepala BPOM. Selain obat, kita juga belajar Nutraseutikal, di Kimia Analisis pun kita membahas makanan. Nah, masalahnya, ke mana apoteker kita? Apakah kalah saing dengan Pak Roy ini? Atau nggak terekspos? Kenapa periode-periode sebelumnya apoteker bisa memegang posisi puncak dan sekarang nggak? Mungkin masih menjadi tanda tanya besar dan perlu introspeksi diri lagi untuk menjawab.
Yang perlu diantisipasi ya, terkait latar belakang Kepala BPOM yang baru ini. Jangan sampai pengawasan obat jadi dinomorduakan, kalah dengan pengawasan makanan. Coba Jefri lihat artikel ini: http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=1390
Di sana dicantumkan prioritas kerja BPOM ke depannya. Kalau kk nggak salah tangkap, lebih banyak program terkait makanan, sih. Kita lihat saja ke depannya bagaimana.
Semoga jawaban ini memuaskan, ya. Kalau nggak puas, silakan tanya yang lebih ahli :)
Hmm, sebenarnya BPOM itu kan disebut-sebut sebagai ladangnya apoteker kan ya? Meskipun memang nggak semua pegawai di BPOM itu apoteker. Setahu kk sih nggak ada peraturan terkait siapa yang seharusnya menjabat sebagai Kepala BPOM, apakah dia harus berlatar belakang Farmasi atau nggak, jadi tidak bisa disalahkan juga sih ya.
Sebagai apoteker, pasti kita maunya apoteker dong yang jadi Kepala BPOM. Secara, salah satu fungsi terpentingnya adalah Pengawasan Obat (selain Pengawasan Makanan). Yang bakal menetapkan kebijakan terkait peredaran obat palsu, atau registrasi obat, dll, kan Kepala BPOM. Selain obat, kita juga belajar Nutraseutikal, di Kimia Analisis pun kita membahas makanan. Nah, masalahnya, ke mana apoteker kita? Apakah kalah saing dengan Pak Roy ini? Atau nggak terekspos? Kenapa periode-periode sebelumnya apoteker bisa memegang posisi puncak dan sekarang nggak? Mungkin masih menjadi tanda tanya besar dan perlu introspeksi diri lagi untuk menjawab.
Yang perlu diantisipasi ya, terkait latar belakang Kepala BPOM yang baru ini. Jangan sampai pengawasan obat jadi dinomorduakan, kalah dengan pengawasan makanan. Coba Jefri lihat artikel ini: http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=1390
Di sana dicantumkan prioritas kerja BPOM ke depannya. Kalau kk nggak salah tangkap, lebih banyak program terkait makanan, sih. Kita lihat saja ke depannya bagaimana.
Semoga jawaban ini memuaskan, ya. Kalau nggak puas, silakan tanya yang lebih ahli :)
