Hari itu, kamu memutuskan untuk pergi, setelah hampir setahun kamu membagi sebagian hidupmu kepada saya. Dengan senyum yang tak pernah pudar, baru kali itu saya tidak melihatnya bertengger disana untuk melukis keindahan di wajahmu, membuat saya bingung bukan main. Ada apa ini? Selama hampir satu jam dua puluh menit tiga puluh tujuh detik kamu membuatku bingung dan selalu bertanya, melamun sambil menatap handphoneku akhirnya kamu mengungkapkan kepergian setelah saya susah payah merajut senyum indah itu dan secepatnya berbuah menjadi air mata. Dengan senyum yang dipaksakan yang tak pernah saya lihat sama sekali, kamu mulai mengungkapkannya, melontarkan kalimat yang membuat saya entah harus melakukan apa dan hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi setelahnya.
kak bagaimana kalau ada seseorang mencintai karena fisik?;(
kalau akusih nggak liat dari gantengnya? yang no.1 itu kenyamanan? buat apa ganteng tapi mengecewakan? ganteng bukan cuma komuk sob. "kalau dia mencintai orang karena wajahnya, gimana kalau dia mencintai Tuhan yang tak berupa?"
bukannya benci dengan hal yang pernah terjadi hanya saja kecewa yang sangat berat hingga kita mengatakan bahwa kita benci. Tapi kalau mau difikir hal itu indah karena pernah terjadi:) meskipun sakit kita tidak boleh menyesal karena kita tidak bisa mengulangi hal itu dimasa lalu;)xdxd