Cinta secara alamiah datang kepadamu karena kepantasanmu untuk mencintai dan dicintai. Tujuan dari cinta adalah membahagiakanmu. Jika tidak membahagiakan, pasti itu bukan cinta. Jangan terlalu galau jika dia berkhianat, sesungguhnya dia yang rugi, dan engkau untuk orang yang lebih baik. Pedih di hatimu itu,walau serasa akan mencabut nyawamu,sesungguhnya ia membuka keindahansisi kehidupan yang tak mungkin kau kenal jika engkau tak pernah jatuh cinta. Lebih baik jatuh cinta dan patah hati,daripada tak pernah mengenal cinta.Semakin engkau terluka,semakin besar kemampuanmuuntuk memuliakan belahan jiwa yang sedang disiapkan oleh Tuhan. Jatuh cinta itu untuk siapa pun. Tapi untuk tetap setia,hanya untuk jiwa yang anggundan berkelas. Jodoh sudah ada yang mengatur. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.Tidak semua pacar akan menjadi pasangan hidup. Jadi, jangan terlalu galau kalau putus. Sadarilah bahwa luka hatimu itu hanya sedalam cintamu, dan kualitas cintamu seharusnya setinggi nilai dari orang yang kau cintai. Bagaimana mungkin engkau menyerahkan seindah-indahnya cintamu kepada orang yang tidak jujur dan palsu? Dan bagaimana mungkin engkau berharap kepada orang yang sampai hati membuatmu bersedih dan menangis? Maka alihkanlah arah cintamu dari orang yang tidak baik bagimu itu, kepada kebutuhan dirimu untuk tampil menarik bagi cinta yang baru, yang sesuai dengan kebaikan hati danpekertimu. Anak muda kok suka mengeluh. Terus apa yang bisa dibanggakannya untuk menarik hati gadis atau pria yang ditaksirnya itu? Not cool! Hanya dibutuhkan beberapa detik untuk jatuh cinta, tapi seumur hidup untuk membuktikannya. Ketidak-setiaan terjadi bukan karena kebetulan atau kesempatan, tapi karena keputusan. Keputusan untuk tidak setia. Anak muda yang hanya sibuk mengejar cinta, tidak akan se-sukses anak muda yang mengejar ilmu dan membangun karir. Lebih baik aku dibenci karena melakukan kebaikan, daripada dicintai dalam dosa.Pintu menuju hati laki-laki adalah matanya. Pintu menuju hati wanita adalah telinganya. -Mario Teguh.

View more

Aku sayang sama semua orang yang pernah atau sedang mengisi hidup aku kok. Semua tanpa terkecuali, mau dia jahat, mau dia baik. Ya seengganya karena kehadirannya pasti memberikan suatu pelajaran tersendiri buat aku. Kalau ngga ada mereka mungkin aku juga masih jadi orang yang ga ngerti apa-apa, ga paham sama keadaan dll. Kata mama sih, kalau kita udah berusaha menyayangi seseorang, kita ga perlu mengharapkan timbal balik apapun, kalau kita menyayangi hanya untuk disayangi hasilnya kemungkinan kecewa. Seperti kedua orang tua aku, dia menyayangi aku tanpa peduli respon aku, yang dia harapkan cuma kebahagiaan aku. Tapi, di sisi lain, aku tau diri dong. Dan ga mungkin kalau aku ga sayang sama mereka juga.
Tapi, buat orang yang menyayangi aku cuma untuk mengharapkan rasa sayang itu kembali ke dirinya, aku ga ngerti deh. Kebanyakan model model percintaan di jaman ini ya begitu, sayang untuk disayangi, ujungnya dapet kecewa. Pasti. Yang tulus biasanya lebih ke lapang dada aja, mau doi sama siapa dan gimana selagi doi bahagia kenapa ga dibebasin? Toh, ujungnya doi bakal tau diri sih. Tapi jarang yang begitu. Jaman jamannya memberi untuk diberi.
Oiya, masalah masih sayang atau ga ya kayak yang kubilang tadi, cuma bedanya aku ga seperti opini yang aku jabarkan tadi untuk saat ini, sekedar menghargai dia yang pernah mengisi hariku tanpa mengharapkan dia. Ada atau ga ada dia (si mantan) juga ga ngaruh buat aku. Aku bahagia sekarang tanpa manusia manusia yang disebut 'mantan' itu.

View more