Hmmm.. ada kata "suka" dan "membela" yg mungkin subyektif ya.. Tapi konsepnya gini, jika ada orang difitnah mencuri padahal tidak, maka sebisa mungkin saya bela, tak peduli dia atheist atau bukan.

---

Banyak yg mengkorelasikan atheisme dengan tindakan amoral. Yang jelas sangat keliru. Moral tak ada hubungan langsung dg beragama ataupun tidak.

---

Bukankah banyak darah tertumpah krn persepsi terburu-buru soal agama?

---

Dan lagipula, iman dan ibadah itu urusan masing-masing. Berbeda dg kegiatan sehari-hari atau muamalah, ini bisa. jadi urusan bersama.

---

Anda shalat atau tidak, itu bukan urusan saya. Tapi jika anda membuang sampah di pekarangan saya, atau mencorat-coret tembok bangunan publik, itu lain cerita.

---

Keyakinan saya, itu gampangnya begini, kayak saya nafas. Kadang saya pikirin, seringnya tidak. Dan saya tak punya kemampuan untuk membuktikan keberadaan oksigen, hanya krn orang lain sepakat bilang yang saya hirup itu oksigen. Orang lain mungkin bisa, dan mungkin merasa bisa membuktikan keberadaan oksigen, saya tidak. Untuk urusan nafas, saya hanya menjalani.

---

Saya juga bernafas saja tak menghitung berapa kadar oksigen dalam udara yg saya hirup di suatu tempat.

---

Maka urusan bernafas orang lain sangat jarang menjadi urusan saya, tapi ketika ada yang kesulitan bernafas, sebisa mungkin saya bantu. Tapi tetap, ujung-ujungnya dia yang harus bernafas sendiri. Dengan cara dan daya upaya dia sendiri. Bukan saya.

---

Seperti oksigen, di hidup saya yang singkat ini, saya merasa tak perlu menghabiskannya utk membuktikan keberadaan oksigen.

---

Yang penting bagi saya adalah, bagaimana cara saya bernafas tidak mengganggu orang lain.

---

Maka, saya tidak merasa perlu membuktikan Tuhan itu ada ataupun tidak. Dan saya tak merasa perlu memaksa orang utk ikut-ikutan menganggap Tuhan itu ada dan atau tidak.

---

Sebagaimana mata dan pengetahuan saya tak punya kemampuan untuk melihat dan mengetahui benda yang berada 30 senti di depan saya namun terhalang tembok, maka saya belum berani bilang Tuhan itu tidak ada.

---

Juga meski saya mampu melihat cakrawala, tetap ada batasnya. Sehingga saya belum berani memaksa orang lain untuk mengaku adanya Tuhan.

---

Tuhan saya ya apa yang diam-diam saya yakini di hati saya. Bisa. beda dengan yang anda yakini, bisa beda juga dengan apa yang saya sendiri ucapkan.

---

Kembali ke pertanyaannya, kenapa saya suka membela atheist, jawabannya mungkin secara singkat adalah:

---

"Kenapa tidak?"

View more