Kini kau menjelma sesuatu yang lucu. Ingatlah lagi, bukankah kau yang memintaku melupakanmu? Kamu yang memaksaku menjauh darimu. Agar hidupmu tenang dengan seseorang yang kamu pilih untuk melengkapi kurangmu. Lalu setelah kau menjauh. Setelah aku menghilang dari diriku sendiri. Kamu bahkan tak tahu betapa pedihnya perasaan yang setiap hari kusembunyikan di balik tawaku. Di sudut senyumku.

---

Kamu tidak paham, melayang-layang jiwaku, serasa ingin berpisah dengan tubuhku. Sebab mencintaimu.
Kamu menyalahkan aku lagi. Kamu mengatakan bahwa cintaku tak sebesar apa yang kamu bayangkan. Perasaanku tak setulus yang kamu harapakan. Lalu kamu menyesal telah mencintaiku???

---

Begini, sekarang pahami lagi. Kamu yang pergi. Kamu yang memilih orang lain. Kamu juga yang membuangku dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
Lantas, jika kini aku memilih untuk melupakanmu. Pada bagian mana yang menjadi kesalahanku?? Apa kamu ingin aku menaruhmu selalu di hatiku. Sementara kamu memilih orang lain. Apa aku harus menjaga perasaan mu selalu. Sementara dengan kejam kamu hancurkan hidupku. Sekarang, siapa diantra kita yang benar-benar tega?????

---

Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana rasanya mencintai seseorang, lalu kamu harus belajar melupakannya dengan melalukan hal yang kamu benci? Aku melupakanmu dengan cara membiarkan diriku kamu benci. Maka, bencilah aku. Agar rindu tak ada lagi menusuk jantungku....