Siti Nurul Alifah

kamu boleh judge pergaulan saya bebas dan sangat berisiko tapi saya merasakan hal yang tidak saya temukan sebelumnya dari pengalaman saya yang sekarang ini.

---

ternyata memiliki pasangan bisa semenyenangkan ini.

---

ketika saya suntuk akan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan ketika weekdays, saya masih harus bekerja di waktu weekend dimana seharusnya weekend merupakan waktu yang pas untuk mengistirahatkan semua lelah. lalu saya bercerita kepada pasangan saya bahwa saya harus bekerja menyelesaikan pekerjaan saya dan dia sangat antusias untuk menemani saya bekerja di waktu weekend di sebuah cafe. saya yang tadinya suntuk dan kesal menjadi bahagia tiada tara, pekerjaan saya selesai, kesuntukan saya pun hilang karena ia selalu membuat saya tertawa.

---

lalu, saya beristirahat di sebuah hotel pada malam harinya. kami tidur-tiduran sembari deeptalk laiknya yang biasa dilakukan di telepon namun ini dilakukan langsung dengan mata ke mata, hati ke hati. dia selalu ingin memeluk saya dalam tidurnya, dia selalu mengeluarkan kata-kata bijak. saya amat bahagia berada di sampingnya pada malam itu. kadang saya mencuri-curi pandang ke arah muka lelahnya akan kehidupan yang ia jalani. saya ingin seperti ini selamanya, bolehkah tuhan?

---

pada pagi harinya, pukul 05:00 ia membangunkan saya “good morning sweetheart, bangun yuk bangun, sudah jam 5 nih, hm.. aku sayang kamu banget” ia mengecup pundak saya, kening saya, kepala saya. lalu bibir saya dilumat habis olehnya. saya seketika bangun dan tersenyum. ia bertanya “bagaimana tidurnya? nyenyak? enak?” saya menghela nafas panjang dan memeluknya “nyenyak sayang, kamu? bangun jam berapa?” lalu obrolan kami berlanjut. dia sangat hangat dan dewasa, saya sangat menyukainya. matanya yang tegas dan tajam ketika memandang saya, hidungnya yang mancris menjulang ketika dilihat dari arah bawah, badannya yang berotot dengan dada super bidang, ah.. semua tentangnya adalah kesempurnaan. kamu yang membaca boleh begidik jijik, tapi tunggu sampai waktunya tiba kamu memiliki pasangan seperti ini. pasangan yang mengayomi kamu.

---

lalu, saya kembali terlelap dengannya. ia berkata “tidur lagi yuk, kamu kan kerja terus tuh pasti capek butuh tidur, jangan buka twitter! ayo sini handphonenya taro dulu, ayo babe.. hey... honey?” saya tertawa lalu memeluknya. ia memeluk saya. kami tidur berhadapan, dalam dekapan erat hingga pukul 8 kami bangun kembali untuk sarapan di lantai 2.

---

ketika sarapan, saya ingin sekali membuat roti isi selai cokelat. ia hanya tertawa melihat saya yang selalu menengok ke arah belakang untuk memastikan toaster sudah kosong tanpa orang mengantre membuat roti bakar. namun, ternyata sampai ayam tambahan tiba, antrean masih terus penuh dan saya tidak jadi membuat—

---

ternyata nggak muat menceritakan semua ini, mungkin kali saja ya!

---

intinya, saya bahagia pada hari itu. semoga kamu yang membacanya bisa merasakan kebahagiaan yang kami alami.

View more