Nurchoirunisa

Dear calon suamiku nanti,

---

Ketika aku telah menjatuhkan pilihanku padamu yang mana ada sekian banyak pertimbangan yang menjadi landasan sebelum terjadinya sebuah pernikakahan, aku sama sekali tidak ada niatan untuk bercerai. Lebihmu dan lebihku akan kita syukuri, kurangmu dan kurangku akan kita lengkapi. Tidak pernah terlintas dalam benakku untuk berpisah atau mengganti dirimu dengan laki-laki lain. Karena jujur, aku sanksi bisa menemukan laki-laki sesempurna dirimu. Karena jujur, aku telah membayangkan kebahagiaan ketika kita bisa menua bersama. Berdua. Kamu dan aku.

---

Namun, jika nanti di pertengahan jalan, kamu tergoda dengan perempuan lain, aku tidak ada masalah. Kamu selingkuh? Silakan. Kamu punya pacar yang bahkan usianya jauh lebih muda darimu pun juga aku tidak peduli.

---

Toh, kamu tetap jadi suamiku. Toh kamu tetap kembali kepadaku. Toh secara legalitas, aku tetap istrimu. Aku tetap jadi 'nyonya' dirumah ini. Perempuan itu bisa apa?

---

Hanya saja dengan satu syarat. Ketika anakmu tahu tentang tabiat bapaknya, ketika ayahku tahu tentang kelakuan menantunya, ketika ibumu tahu seperti apa anak laki-laki yang dibanggakannya, aku lepas tangan. Tugasmu lah untuk menjelaskan.

---

Dan ketika kamu memutuskan untuk menikah lagi, mungkin akan jauh lebih baik jika kita berpisah. Bukan karena aku menolak syariat agama atau apapun itu. Hanya saja, aku ingin mengurangi bebanmu, laki-laki yang aku cintai, agar di akhirat nanti kamu tidak menanggung dosa jika seandainya kamu pun tidak bisa bersikap adil. Jika seandainya aku malah merasa terzhalimi karena mengikhlaskan rasanya itu sulit sekali.

---

Kamu tidak perlu menafkahi anak-anakmu apalagi aku. karena (dengan izin Tuhan) aku sanggup menafkahi diri sendiri dan anak kita nanti. Karena aku takut, istri barumu merasa keberatan. Tapi bagi seorang laki-laki yang tadinya ada niatan untuk beroligami, yang mana salah satu syaratnya adalah tidak lalai dalam beribadah, harusnya tahu bahwa menafkahi anak adalah kewajiban :)

---

Mungkin itu lah yang ingin kusampaikan. Maaf jika mungkin aku bukanlah istri yang sempurna, yang membuatmu mencari kesempurnaan pada wanita lain sedang kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Juga terimakasih karena telah menjadi suami terbaik, karena aku tidak punya perbandingan lain. Terimakasih sudah memberiku malaikat pelindung (anak kita) disaat kamu merasa tak mampu lagi melindungiku.

---

Dimanapun, kapanpun, serta drngan siapapun, aku berharap kamu bisa lebih bahagia daripada saat ini. Aku tulus mengucapkannya.

View more