@kHalee_da

khaleeda killuminati

Trus, apakah saya berdosa kalau tidak mengikuti pemahaman Abu Hasan Al Asy'ari, tidak bermadhab dalam fiqih dan tidak mengamalkan tasawuf? Apakah saya bukan Islam?

Selama kamu masih bersyahadat dan tidak mengingkari hukum-hukum Allah (shari'at), ya kamu islam, tapi islam yang bagaimana? Orang-orang liberal, syi'ah, ahmadiyah, wahabi, juga mengaku Islam. Bedanya kamu sama mereka apa? Sebagai muslim, kamu pastinya berpegangan pada Al-Qur'an dan sunnah, tapi atas pemahaman siapa? Sendiri? Jago bahasa arab (nahwu-sharraf, mantiq, balaghah) saja tidak cukup. Atau baca terjemahan? Bagaimana memahami ayat-ayat mutashabbihat dan ayat-ayat muhkamat? Bagaimana mempelajari tafsir, memahami hadits, menyikapi ikhtilaf (khilafiyah)? Pastinya kita butuh ulama, dan saya memilih ulama-ulama yang saya sebutkan itu dalam memahami aqidah, fiqh, dan tasawwuf. Mereka menghabiskan hidupnya untuk menuntut ilmu dan menuliskannya ke dalam kitab-kitab, bukan berarti mereka membuat ajaran sendiri, toh yang mereka kaji juga berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, lewat pemahaman para sahabat dan salafusholih. Saya sebagai orang awam ya mengikut saja. Kamu, muqallid atau mujtahid?

Latest answers from khaleeda killuminati

mengapa sy tidak bisa melihat detail yg kalian temukan masing2, dn bgaimana melihatnya? seolah2 siapun kalian shalafy, tarbiyah, asyari asyafii, HT, jika klian bertakwa, maka setan akan menjauhi siapapun kalian

cara "melihat" ya? hm, sebenarnya pola pikir manusia itu kan bergantung dari semua informasi dan pengalaman yang masuk ke otaknya. jadi apa yg saya terima dan alami itulah yg membentuk siapa saya, ditambah feeling, keyakinan, dan tentu saja "rencana" Allah. Kamu, dia, mereka pun juga begitu. yg penting punya aqidah dan pemahaman yg lurus, punya iman-ihsan-taqwa, dan banyak berdoa minta petunjuk dan pertolongan Allah, insyaAllah akan selamat.. ga ada yg bs menjamin akhir seseorang, semoga kita semua husnul khatimah. aamiin

krn brsmber dr imam nawawi bhkn menyesal prnh mndebat mereka, Islam sy diantara semua itu dn hny fokus mnjalani sunnah, sy mngganti dzikir pagi petang dngn shalafy tp tdk mempermasalahkn almatsurat. sy mlihat inti bhwa manfaat kduany (model zikir) sama tidak melihat apa yg dipertentangkn itu berbeda

o gitu... yaya, sy paham..
(maap ya balasnya jd satu2)

ida, sy hdup dngn islam stngh2 sy brusaha mnjalani sunnah sebanyak2nya dan bertaqwa, tp sy tak pernah bs mmhami setiap manhaj slh satuny manhaj mu, sy prnh tarbiyah tp slalu mrasa brbeda dngn ikhwah pks, sy tidk bs sefanatik mereka atas golnganny. sy stahun shalafy bljr kitab tauhid (bersambung)

maap, baru balas... sy ga punya manhaj, sy cuma mengikuti manhajnya Rasulullah berdasarkan pemahaman salafus shalih.. dalam hal aqidah, sy seorang asy'ariyah, fiqh sy bermadhab syafi'iyah, sy mengamalkan amalan thariqat naqshbandi mujaddidi di bawah bimbingan shaykh Kamaluddin Ahmed (db), sy mengambil fatwa2 dari ulama2 Yaman dan Deoband (berharapnya sih bisa belajar langsung di madrasah2 mereka), untuk metode dakwah sy pilih tabligh. Jelas kan ya, ga perlu dijelasin lg, sy orangnya gak suka abu2, yg pasti2 aja

Where do you envision yourself living in the future?

I don't know, but really want to study in pakistan, yaman, or south africa, with my future husband... and die in makkah or madinah (aamiin)

minta nasihat juga donk, Ida..

Berapa banyak dari kita, manusia, yang menggunakan matanya untuk benar-benar melihat. Sudahkah telinga kita memang difungsikan untuk mendengar? Apakah akal kita mau berpikir? Sedikit sekali yang menggunakan hatinya untuk sungguh-sungguh memahami. Mungkin kita memang bukan manusia, tapi binatang, atau lebih buruk dari binatang!

Nasiha please?

The purpose of life is SERVITUDE to ALLAH Subhanahu wata'ala, and the purpose of existence is HIS REMEMBRANCE. A servant is only one who has the QUALITIES of servitude, OTHERWISE his existence is a LIE and has NO MEANING. (Shaykh Zulfiqar Ahmed Naqshbandi DB)

Language: English