Halo! Mau tanya nih, yg namanya 'gaydar' itu beneran ada ngga sih? Kalo ada, do only gay people have it or does anyone else have it also? Thanks!
Hai! terima kasih atas pertanyannya!. Gaydar, kalau ditinjau secara konseptual sebenarnya sama saja dengan konsep identifikasi, intinya kita mencari ciri-ciri dari suatu benda atau makhluk hidup, lalu mengkategorikannya dalam tipe-tipe yang sudah ada di dalam pikiran kita.
Secara psikologis, studi tentang gaydar sendiri cukup banyak dibahas lho! khususnya di jurnal-jurnal terkait homoseksualias dan psikologi sosial. Riset-riset tersebut mengatakan kalau orientasi seksual seseorang dapat dilihat dari mata, muka, gaya berjalan, sampai pronunciation orang tersebut.
Studi-studi diatas memiliki hasil yang beragam, ada yang mengatakan bahwa gaydar itu hanya mitos, dan ada pula yang mengatakan bahwa gaydar itu nyata dan dimiliki oleh semua orang (Ambady, 1999). Bahkan dalam beberapa riset, disebutkan kalau lelaki homoseksual dan perempuan yang sedang menstruasi memiliki gaydar yang lebih akurat, karena mereka lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar (Ambady, 2011; Colzato, 2010).
Secara sosiologis, gaydar sendiri merupakan bentuk stereotyping, atau gambaran yang disederhanakan mengenai sebuah objek maupun makhluk hidup. Karena seorang pria berjalan agak gemulai, dan seorang wanita berjalan agak tegap, apakah berarti mereka homoseksual?. Belum lagi standar stereotype yang berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam kasus ini, agaknya kita semua bersikap lebih bijak.
Jadi untuk menyimpulkan, gaydar, be it upaya identifikasi, stereotyping, maupun insting bisa dibilang ada, namun apakah hal tersebut merefleksikan seksualitas orang tersebut secara akurat? hal ini yang masih menjadi perdebatan.
Tambahan: gaydar juga bisa dilihat sebagai coping mechanism kelompok lgbt lho, kenapa? karena masyarakat yang heteronormatif mencegah kelompok LGBT untuk mengekspresikan seksualitasnya secara terang-terangan di depan umum, sehingga yang dapat mereka lakukan hanyalah mengira-ngira, dan berharap.. sedih juga ya :( *curhat*
Secara psikologis, studi tentang gaydar sendiri cukup banyak dibahas lho! khususnya di jurnal-jurnal terkait homoseksualias dan psikologi sosial. Riset-riset tersebut mengatakan kalau orientasi seksual seseorang dapat dilihat dari mata, muka, gaya berjalan, sampai pronunciation orang tersebut.
Studi-studi diatas memiliki hasil yang beragam, ada yang mengatakan bahwa gaydar itu hanya mitos, dan ada pula yang mengatakan bahwa gaydar itu nyata dan dimiliki oleh semua orang (Ambady, 1999). Bahkan dalam beberapa riset, disebutkan kalau lelaki homoseksual dan perempuan yang sedang menstruasi memiliki gaydar yang lebih akurat, karena mereka lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar (Ambady, 2011; Colzato, 2010).
Secara sosiologis, gaydar sendiri merupakan bentuk stereotyping, atau gambaran yang disederhanakan mengenai sebuah objek maupun makhluk hidup. Karena seorang pria berjalan agak gemulai, dan seorang wanita berjalan agak tegap, apakah berarti mereka homoseksual?. Belum lagi standar stereotype yang berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam kasus ini, agaknya kita semua bersikap lebih bijak.
Jadi untuk menyimpulkan, gaydar, be it upaya identifikasi, stereotyping, maupun insting bisa dibilang ada, namun apakah hal tersebut merefleksikan seksualitas orang tersebut secara akurat? hal ini yang masih menjadi perdebatan.
Tambahan: gaydar juga bisa dilihat sebagai coping mechanism kelompok lgbt lho, kenapa? karena masyarakat yang heteronormatif mencegah kelompok LGBT untuk mengekspresikan seksualitasnya secara terang-terangan di depan umum, sehingga yang dapat mereka lakukan hanyalah mengira-ngira, dan berharap.. sedih juga ya :( *curhat*