Menurut mimin tingkat religiusitas masyarakat Indonesia jadi kendala ga sih dalam penyebaran edukasi seks?
Agama memiliki kaitan yang sangat erat dengan seks lho!. Baik agama samawi maupun ardhi sama sama membahas seks dalam kajiannya. Sebagai contoh, upacara perkawinan secara umum diatur di hampir semua agama kan?.
Jika berbicara tentang tingkat religiositas, glock dan stark (1965) membagi dimensi religiositas menjadi experiential, ritualistic, ideological, intellectual, consequential. Semakin tinggi skor kamu di kelima dimensi tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat religiositas kamu.
Bisa dilihat bahwa glock memasukkan dimensi intellectual, atau kecerdasan. Jika ternyata agama membahas seksualitas dengan cukup detail, harusnya hal ini diketahui oleh pemeluknya kan?. Namun tidak menutup kemungkinan kalau seseorang memiliki tingkat religiositas yang tinggi karena skor experiental, ritual, dan consequentianya tinggi sedangkan intelectualnya rendah.
Kembali ke pertanyaan, apakah tingkat religiositas menjadi kendala? perlu diingat bahwa yang menjadi masalah dalam edukasi seksual adalah pandangan bahwa seks adalah hal yang tabu dan tidak boleh diperbincangkan. Dan ketabuan ini PASTI disebabkan oleh berbagai faktor, tidak hanya (misalnya) tingkat religiositas. Jadi jawabannya bisa iya dan bisa tidak, perlu diadakan riset kuantitatif skala besar dulu untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut :)
Jika berbicara tentang tingkat religiositas, glock dan stark (1965) membagi dimensi religiositas menjadi experiential, ritualistic, ideological, intellectual, consequential. Semakin tinggi skor kamu di kelima dimensi tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat religiositas kamu.
Bisa dilihat bahwa glock memasukkan dimensi intellectual, atau kecerdasan. Jika ternyata agama membahas seksualitas dengan cukup detail, harusnya hal ini diketahui oleh pemeluknya kan?. Namun tidak menutup kemungkinan kalau seseorang memiliki tingkat religiositas yang tinggi karena skor experiental, ritual, dan consequentianya tinggi sedangkan intelectualnya rendah.
Kembali ke pertanyaan, apakah tingkat religiositas menjadi kendala? perlu diingat bahwa yang menjadi masalah dalam edukasi seksual adalah pandangan bahwa seks adalah hal yang tabu dan tidak boleh diperbincangkan. Dan ketabuan ini PASTI disebabkan oleh berbagai faktor, tidak hanya (misalnya) tingkat religiositas. Jadi jawabannya bisa iya dan bisa tidak, perlu diadakan riset kuantitatif skala besar dulu untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut :)