anak2 @UILDSC mendukung event Pool Bikini Party, yang diadakan plus dgn having sex bareng-bareng a.k.a ORGY (asal gak berisik aja, ngganggu tau!) atas dasar asas liberalisme. Tapi kalo dr kalian, pendapatnya ttg goup sex party yg diadakana anak sma, bagaimana?
Ada tiga perspektif.
1. Secara struktural fungsional, sesuatu tidak akan hadir tanpa memiliki fungsi. Pool party misalnya, berfungsi sebagai sarana rekreasi. Kalau dalam kasus pool party anak sma, bisa dilihat bahwa institusi pendidikan gagal menciptakan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka lari ke institusi rekreasi untuk mendapatkan kesenangan. Bisa dilihat bahwa terdapat hubungan yang saling melengkapi antara institusi pendidikan dan rekreasi.
2. Dari perspektif konflik, pool party bisa menimbulkan kesenjangan dan pembagian kelas di kalangan anak muda. Dalam kasus pool party sma, biaya tiket masuk tidak dapat dijangkau oleh semua orang, belum lagi harga bikini dan cultural cost (gesture, tata bahasa, dan gaya hidup) yang tidak bisa dimiliki oleh seluruh golongan masyarakat. Diskriminasi dan eksploitasi tubuh juga dapat terjadi dalam pool party, body shaming misalnya.
3. Interaksionisme simbolik menganggap seluruh tindakan manusia bergerak di ranah pemaknaan. Sesuatu akan mesum kalau dimaknai mesum. Sebaliknya, sesuatu akan suci kalau dimaknai suci. Proses pemaknaan ini selalu cair dan berubah dari waktu ke waktu. Dalam kasus pool party, selama yang terlibat memaknai hal tersebut sebagai sesuatu yang normal, masalahnya dimana?.
Semoga menjawab.
1. Secara struktural fungsional, sesuatu tidak akan hadir tanpa memiliki fungsi. Pool party misalnya, berfungsi sebagai sarana rekreasi. Kalau dalam kasus pool party anak sma, bisa dilihat bahwa institusi pendidikan gagal menciptakan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka lari ke institusi rekreasi untuk mendapatkan kesenangan. Bisa dilihat bahwa terdapat hubungan yang saling melengkapi antara institusi pendidikan dan rekreasi.
2. Dari perspektif konflik, pool party bisa menimbulkan kesenjangan dan pembagian kelas di kalangan anak muda. Dalam kasus pool party sma, biaya tiket masuk tidak dapat dijangkau oleh semua orang, belum lagi harga bikini dan cultural cost (gesture, tata bahasa, dan gaya hidup) yang tidak bisa dimiliki oleh seluruh golongan masyarakat. Diskriminasi dan eksploitasi tubuh juga dapat terjadi dalam pool party, body shaming misalnya.
3. Interaksionisme simbolik menganggap seluruh tindakan manusia bergerak di ranah pemaknaan. Sesuatu akan mesum kalau dimaknai mesum. Sebaliknya, sesuatu akan suci kalau dimaknai suci. Proses pemaknaan ini selalu cair dan berubah dari waktu ke waktu. Dalam kasus pool party, selama yang terlibat memaknai hal tersebut sebagai sesuatu yang normal, masalahnya dimana?.
Semoga menjawab.