@FaraFernandez

Fara Fernandez

Ask @FaraFernandez

Sort by:

LatestTop

Faaarr... urban legend yang supeer sereem, donk?

Nasttiti’s Profile PhotoAjeng Nastiti
Ga seberapa serem sih.. Tapi okelah
Alkisah, ada seorang wanita yang sangat cantik dan sangat dikagumi oleh para pria yang hidup di daerah sekitar tempat tinggalnya. Namun ada yang aneh dengan gadis itu. Ia selalu saja memakai sebuah pita merah di lehernya. Entah mengapa gadis itu melakukannya, tak ada yang tahu alasannya. Gadis itu juga selalu menolak menceritakan alasan mengapa ia selalu mengikatkan pita merah di sekeliling lehernya.
Hingga suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang pria dan pria itu membalas cintanya.
Tentu sang pria sangat senang mendapatkan kekasih yang sangat cantik. Namun ia sangat penasaran mengapa gadis itu selalu memakai pita merah di lehernya.
“Mengapa kau selalu memakai pita merah itu?” tanya sang pria.
Gadis itu enggan menjawab.
“Akan kuceritakan padamu jika kita menikah nanti.”
Beberapa bulan berlalu dan kedua pasangan itu kemudian bertunangan dan akhirnya menikah. Namun setelah menikah pun, gadis itu tetap mengingkari janjinya untuk menceritakan alasan mengapa ia selalu memakai pita merah.
Sang pria tak pernah mendesak istrinya untuk menceritakannya agar istrinya itu tidak marah. Namun ia masih saja sangat penasaran. Apalagi ia memperhatikan bahwa istrinya itu tak pernah sekalipun melepas pita merah, tidak saat ia tidur bahkan saat sedang mandi.
Hingga suatu saat ia melihat sang istri sedang tertidur lelap.
Karena penasaran, sang suami mendekatinya dari sisi ranjang dan perlahan-lahan melonggarkan pita merah yang melilit di leher istrinya itu.
Karena istrinya tampak tak menyadarinya, sang pria pun melepaskan dan menarik pita merah itu dari leher istrinya.
Tiba-tiba ...
“Glundung ...”
Kepala istrinya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai.

View more

People you may like

liviicious’s Profile Photo Liviana Pearl
also likes
salsabila24’s Profile Photo Ghina Intan
also likes
RaniLaura’s Profile Photo Rani
also likes
DeboraTiaraG_’s Profile Photo debora
also likes
Jhbdzmsa’s Profile Photo Jahabidz M
also likes
m4rh4t’s Profile Photo marhatdinata
also likes
adinda_o’s Profile Photo adinda okta
also likes
AhmedMido327’s Profile Photo midohonda
also likes
Subhansaad’s Profile Photo Subhan Saad
also likes
malik_huzafah’s Profile Photo حذیفہ
also likes
Abdlkader95’s Profile Photo Abdulkader
also likes
LeoMi377’s Profile Photo Mahmoud Eldaly
also likes
romesanoor1212’s Profile Photo Romesa
also likes
moeedazhar’s Profile Photo Moeed Azhar
also likes
WafaaAtef568’s Profile Photo Wafaa Atef
also likes
roroayyad’s Profile Photo Ru'a Ayad
also likes
k_alil’s Profile Photo Kh Alil
also likes
QusayTaweel’s Profile Photo Q
also likes
AhmadHassaan621’s Profile Photo Ahmad Bukhari
also likes
Moody_sy’s Profile Photo Muayed Aldeen
also likes
sevvaldursun1’s Profile Photo Şevval Dursun
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

farr urban legend dong.. tapi yang sereemmm....

Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.
Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.
Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.
Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.
Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.
“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”
Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.
“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”
Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.
Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.
“Siapa namamu?”
Gadis itu tak menjawab.
Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.
Ia bertanya lagi.
“Dimana orang tuamu?”
“Tidak tahu.”
“Apa kamarmu di lantai ini juga?”
Gadis itu mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.
“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”
Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”
“Gadis berjubah merah ini ...”
Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.
“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”
“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”
“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”
Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”
“Dia siapa?”
“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”
Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.
Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.
“Lihat, di sini ia menembakku.”

View more

cerita serem dong

FISHING
MEMANCING
Charlie kecil selalu ingin memancing bersama teman-temannya di Danau Hennepin. Namun ibunya tak pernah mengizinkan. Terlalu jauh katanya, dan Charlie juga masih terlalu kecil. Akhirnya ketika Charlie berumur 9 tahun, ibunya akhirnya mengizinkannya dengan dua syarat. Syarat pertama, ibunya akan ikut dengannya, dan syarat kedua: jangan pernah mendekati pondok tua milik Nenek Endora, seorang wanita tua aneh yang tinggal di hutan dekat danau itu.
Sudah tiga kali Charlie pergi memancing ke sana setiap liburan sekolah. Ia selalu menikmatinya dan mematuhi perintah ibunya. Namun tahun ini ia sangat kesal karena ibunya mengajak Belle, adik kecilnya yang sangat menyebalkan. Charlie sangat marah sebab Belle selalu merengek dan membuat perjalanannya menjadi tak menyenangkan. Ibunya juga selalu memihak Belle tiap kali mereka bertengkar. Oleh karena itu, Charlie berusaha membalas dendam dengan sengaja tak mematuhi ibunya. Sore ini ia akan mengunjungi nenek tua Endora seperti yang selalu dilarang ibunya.
Sore itu sehabis memancing, ia tak langsung pulang ke pondok yang disewa ibunya, melainkan menyusuri hutan untuk mencari rumah nenek Endora. Akhirnya ia menemukannya. Sebuah rumah tua yang sudah peyot di tengah hutan. Nenek itu ternyata tak seburuk dugaannya. Ia nenek yang ramah, menyenangkan, bahkan gemar melucu. Ia bahkan menyuguhkan segelas susu dan semangkuk sup yang lezat untuk Charlie. Ia sangat baik, pikir Charlie. Mengapa ibu tak mengizinkanku mengunjunginya, tanya Charlie dalam hati saat ia berjalan pulang.
Di pondok, saat ibunya sedang menyiapkan makan malam, Charlie bertanya, “Ibu, kenapa ibu melarangku bergaul dengan nenek Endora. Ia kelihatannya baik dan tidak menyeramkan seperti yang dikatakan orang.”
“Hush, jangan membantah ibu! Pokoknya ibu tidak mau kamu pergi ke rumah orang tua itu!”
“Tapi kenapa Bu?”
“Anak kecil sepertimu tak perlu tahu! Ceritanya tak pantas didengar anak kecil!”
Tapi karena Charlie terus merengek, akhirnya ibunya menyerah dan bercerita.
“Nenek Endora itu gila. Banyak orang di sekitar sini mengatakan ia suka menculik gadis kecil lalu memasaknya menjadi sup. Sudah ada beberapa anak yang hilang di sini. Sekarang kamu tahu kan? Nah, sekarang cari adikmu Belle! Dari tadi ibu belum melihatnya.”

View more

urban legend dong

GLASSES
KACA MATA
Aku baru berumur 7 tahun ketika orang tuaku mengetahui bahwa aku sebuta kelelawar. Sebenarnya kelelawar tidaklah buta. Mereka memiliki penglihatan, namun sangat buruk. Seperti itulah kondisiku. Aku belum pernah mengikuti tes penglihatan sehingga aku beranggapan bahwa orang lain melihat sebagaimana aku melihat dunia. Aku hanya melihat bayangan-bayangan kabur, figur yang samar-samar, cukup untuk membuatku tidak menabrak mereka. TV bagiku adalah radio yang dilengkapi dengan permainan cahaya dan aku hanya bisa membedakan mainanku dari warna-warnanya. Ketika aku tak kunjung belajar membaca, orang tuaku membawaku ke rumah sakit dan akhirnya mengetahui kekuranganku.
Duniaku berubah selamanya ketika aku mendapat kacamata pertamaku.
Aku melihat segalanya! Aku melihat kamar dokter mata, dinding, langit-langit, tanganku, dan orang-orang yang ada di ruangan. Aku melihat ayah, ibu, dokter, dan para perawat. Dengan takjub aku melihat warna mata ayahku untuk pertama kalinya.
Namun untuk pertama kalinya pula aku masih melihat beberapa orang di ruangan tetaplah samar, gelap, dan kabur. Mereka ada banyak dan aku tahu mereka mengawasiku seperti aku mengawasi mereka.
Dan aku menyadari kaki mereka tak menyentuh tanah.

View more

far urban legend.. tapi seng serem dan yang baru

Riddle sajo haha
Photoshop
Saya dan temanku sangat suka dengan foto-foto hantu di internet. Suatu petang, kami berencana mengadakan petualangan di sebuah rumah berhantu dan melihat apakah kami bisa mendapatkan gambar-gambar penampakan dengan tangan kami sendiri.
Kami ada berempat dan ketika malam hampir tiba kami sudah berada dalam rumah tua itu. Tiap orang dari kami memegang sebuah kamera digital dan semuanya, harus mengambil beberapa gambar dari tiap sudut dan tempat dalam bangunan ini.
Saya kemudian mengumpulkan kamera-kamera itu dari temanku sebelum kami pulang, saya memasukkan semua gambar itu ke laptop-ku. Lalu memeriksa semua foto-foto itu, satu per satu. Bayangkan bagaimana kecewanya saya ketika menemukan tak satu pun dari gambar-gambar itu menangkap sesuatu yang ganjil. Empat ratus foto dan tak satu pun penampakan.
Namun, saya memutuskan untuk menjahili teman-temanku. Saya menemukan sebuah foto yang kami berempat ada didalamnya dan menggunakan Photoshop untuk menaruh sebuah wajah hantu yang seram di belakangnya. Saya sangat puas dengan itu. Kau harus benar-benar memperhatikan foto itu dengan seksama sebelum kau menemukan penampakan hantunya.
Esoknya, saya mencetak itu keluar dan menunjukkannya kepada teman-temanku. Salah satu dari mereka yang melihat itu kemudian menjadi pucat.
“A.a..apakah ini betul?” dia tergagap-gagap. Tangannya bahkan gemetar.
“Yeah,” kataku. “Itu asli!”
LOL. Dasar bodoh

View more

Next

Language: English