@FaraFernandez

Fara Fernandez

Ask @FaraFernandez

Sort by:

LatestTop

Previous

People you may like

liviicious’s Profile Photo Liviana Pearl
also likes
salsabila24’s Profile Photo Ghina Intan
also likes
FHllaa’s Profile Photo Fadhila
also likes
adinda_o’s Profile Photo adinda okta
also likes
Emily136Anna136’s Profile Photo Anička
also likes
LeoMi377’s Profile Photo Mahmoud Eldaly
also likes
AhmedMido327’s Profile Photo midohonda
also likes
MOONLOVE00’s Profile Photo Hager
also likes
DeaMeryn’s Profile Photo Ray Derora
also likes
MusicMyLife57’s Profile Photo O
also likes
bossthanakorn’s Profile Photo bossthanakorn
also likes
Brian Lawson
also likes
ZiadElsucy’s Profile Photo ziad elsosy
also likes
HebaSamir648’s Profile Photo HeBaa
also likes
roroayyad’s Profile Photo Ru'a Ayad
also likes
OsamaTois’s Profile Photo أوس أوس
also likes
SabryAmiro’s Profile Photo Sabry Amiro
also likes
AnddyAQ’s Profile Photo Anddy.
also likes
AhmadHassaan621’s Profile Photo Ahmad Bukhari
also likes
Megitsun3’s Profile Photo Josh
also likes
Subhansaad’s Profile Photo Subhan Saad
also likes
Abdlkader95’s Profile Photo Abdulkader
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

urban legend faarr

Alkisah di Jepang, hiduplah seorang ibu muda dengan anak bayinya yang baru saja lahir. Si Ibu tak memiliki pekerjaan tetap, tak punya teman dekat, dan suaminya telah lama meninggal. Singkat kata, ia dan bayinya hidup serba kekurangan.
Suatu hari, si Ibu meninggalkan bayinya sendiri di rumah sementara ia pergi ke pasar. Malang, dalam perjalanan pulang, ia mengalami sebuah kecelakaan tragis. Sebuah truk besar menghantam tubuhnya dan ia tewas seketika di tempat. Sebagian besar tubuhnya hancur akibat dilindas dan diseret badan truk. Ia tak membawa kartu tanda pengenal saat itu dan polisi tak mampu mengidentifikasi wajahnya. Tak ada seorangpun kerabat yang menjemput jasad si Ibu. Mayatnya kemudian dikuburkan dengan nisan tanpa nama.
Dua bulan kemudian, sang pemilik rumah mendatangi kediaman si Ibu guna menagih uang sewa. Ia mengetuk-ngetuk pintunya namun tak memperoleh jawaban. Dengan menggunakan kunci duplikat, sang pemilik rumah akhirnya masuk dan mendapati rumahnya dalam keadaan gelap gulita. Tak ada seorangpun di dalam. Aliran listrik nampaknya telah diputus.
Ia memeriksa setiap sudut ruangan. Semua pakaian dan perabotan milik si Ibu masih tertata rapi. Di dalam kamar, ia menemukan sebuah boneka hitam tergeletak di lantai. "Perempuan itu pasti pergi dengan tergesa-gesa," gumam sang pemilik rumah menduga. "hingga meninggalkan semua barang-barangnya."
Tiba-tiba ia mendengar bunyi berkeretak-keretak. Celingak-celinguk, ia mencari asal suara yang ternyata datang dari arah boneka dekat kakinya. Sang pemilik rumah merunduk hendak mengambilnya, namun mengurungkan niat. Ia memperhatikan dengan seksama, mengapa warna hitam pada boneka tersebut terlihat bergerak-gerak?
Sebelum ia sempat menjerit, gerombolan kecoak-kecoak yang semula berkerubung di badan boneka itu lalu berhambur beterbangan ke segala arah. Hingga hanya menyisakan kerangka seorang anak bayi.

View more

SELESAIIN

Setelah selesai, Eiji segera memaksa Izumi agar pulang. Namun entah mungkin karena didorong rasa usilnya, Izumi malah membuka laci yang kedua.
Di dalamnya mereka menemukan kertas dengan gigi manusia.
Eiji sangat ketakutan bahkan menangis melihatnya. Izumi menganggap reaksi Eiji sangat lucu dan berniat mengerjainya lebih jauh. Ia membuka laci ketiga dan mendorong kepala Eiji agar ia melihat isi laci tersebut.
Eiji menyaksikan apa yang ada di dalam laci itu dan ekspresinya berubah menjadi kaku.
“Apa isi laci itu?” saat Izumi hendak melihatnya, tiba-tiba laci itu menutup dengan sendirinya. Ia lalu menatap Eiji yang kini hanya terdiam terpaku seperti patung. Tatapannya kosong dan ia tak bergerak sedikitpun.
Izumi mulai merasa takut dan karena tak tahu apa yang harus ia lakukan, ia memutuskan meninggalkan Eiji di sana. Segera setelah ia pulang, Izumi memberitahukan apa yang terjadi ibunya.
Wajah ibu Izumi menjadi sangat pucat dan hal yang lebih aneh kemudian terjadi.
Ibu Izumi memberitahu orang tua Eiji dan mereka segera menjemput Eiji dan mengeluarkannya dari rumah itu. Setelah setengah jam, mereka akhirnya kembali bersama Eiji. Terlihat mulut Eiji dipenuhi sesuatu berwarna hitam dan mereka melihat beberapa helai rambut bergantung dari sudut mulut Eiji.
Rambut itu bukan miliknya.
Orang tua Eiji tak mengatakan sepatah katapun. Yang mereka lakukan hanya menatap Izumi dengan raut penuh kebencian.
Orang tua Eiji kemudian membawanya pergi jauh. Namun sebelum mereka melakukannya, mereka terus-menerus mengunjungi rumah Izumi setiap hari. Mungkin Izumi sendiri tak tahan dengan kunjungan-kunjungan itu sehingga ibunya pun mengirimnya untuk pergi jauh.
Itulah cerita mengenai Pandora, nama yang tak boleh disebutkan itu.
Tak ada yang tahu tentang isi laci ketiga itu sebab siapapun yang melihatnya akan bernasib sama seperti Saori dan Eiji, namun ada desas-desus mengenai isi laci ketiga itu. Mungkin informasi ini diperoleh dari orang tua Yachiyo, yang entah kenapa, mampu menangkal kutukan itu.
Laci ketiga itu berisi potongan tangan.
Di laci meja rias Yoshiko di lantai dua terdapat tangan kiri dan di meja rias milik Yachiyo di depan tangga terdapat tangan kanan.
Bahkan ada yang menyebut, potongan tangan itu bergerak dan itulah yang membuat siapapun yang melihatnya menjadi gila.
Apakah tangan-tangan itu milik Yachiyo yang ditinggalkannya untuk melindungi nama-nama itu agar tak seorangpun mengetahuinya, aku tak tahu. Mungkin memang sebaiknya cerita ini berselimutkan misteri.
CONTINUED

View more

Liked by: rın

lanjut lanjutt

Inilah bagian terakhir dari ceritaku.
Setelah rumah tua itu selesai dibangun, tak ada yang berusaha masuk selama puluhan tahun. Namun seperti saat aku dulu, anak-anak muda dari generasi orang tuaku juga sangat penasaran dengan isi rumah itu. Namun mereka sangat dilarang untuk membicarakannya, apalagi masuk ke sana.
Kalian mungkin ingat ceritaku tentang keluarga Atsushi. Ibu dan neneknya berasal dari kota ini, namun ibunya pindah ke prefektur lain setelah menikah.
Itu adalah sebuah kebohongan.
Ketika mereka masih kecil, empat anak – ibu Atsushi yang bernama Izumi, orang tua Kazuchika, dan seorang anak lain yang bernama Eiji – pergi ke rumah itu. Mereka pergi saat tengah malam bahkan membawa tangga untuk masuk ke dalam rumah melalui jendela lantai dua.
Tak ada yang mereka temukan di kamar pertama dan mereka melanjutkan ke kamar kedua. Di sana mereka melihat meja rias dan rambut di tengah ruangan. Mereka semua sangat ketakutan, namun Izumi sangatlah pemberani. Ia bahkan membuka laci pertama dan kedua untuk melihat isinya. Untunglah, sebelum ia membuka laci ketiga, teman-temannya yang lain berhasil menghentikannya dan mengajaknya pergi dari tempat itu.
Namun itu tak menghentikan masalah lain muncul.
Ketika mereka turun melalui tangga di dalam rumah, mereka menemukan meja rias lain. Tiga anak yang lain kembali ketakutan dan memohon agar mereka pulang saja, namun Izumi menolak.
Seperti adik Saori, Izumi mulai membuka laci-laci tersebut.
Ia membuka laci pertama dan menemukan kertas dengan beberapa serpihan kuku manusia.
Yang lain berpikir bahwa keadaan mulai bertambah menakutkan dan memaksanya pulang. Namun Izumi sama sekali tak mengindahkan mereka.
Ketiga temannya mulai bersikeras agar Izumi menghentikan perbuatannya dan menarik tubuh Izumi. Dalam pergumulan itu, mereka tak sengaja menyenggol tiang itu sehingga rambut di atasnya terjatuh.
Rambut itu adalah hal paling menakutkan di rumah itu. Bahkan Izumi tak berani untuk menyentuhnya. Mereka berempat kemudian meninggalkan rambut itu di lantai dan bergegas pulang.
Setelah dua-tiga hari, mereka mulai bertanya-tanya akankah orang tua mereka mengetahui apa yang mereka lakukan malam itu. Merekapun sepakat untuk mengembalikan rambut itu ke posisi semula untuk menghilangkan jejak mereka.
Orang tua Kazuchika tak dapat pergi karena suatu alasan, sehingga hanya tersisa Eiji dan Izumi.
Untuk kedua kalinya mereka masuk ke rumah itu pada malam hari dan menggunakan tangga untuk masuk ke jendela kamar lantai dua. Mereka juga membawa sepasang sumpit untuk mengambil rambut itu dari lantai dan akhirnya berhasil mengembalikannya ke tempat semula.
TO BE CONTINUED

View more

Liked by: rın

lanjutin donggg

Seperti upacara pertama, anak tersebut harus memberikan persembahan. Kali ini yang harus ia persembahkan adalah giginya.
Ia harus mencabut giginya sendiri dan kemudian ibunya akan menaruhnya ke dalam laci kedua berserta kertas bertuliskan nama rahasia sang anak. Sekali lagi, sang ibu akan mengakhiri upacara dengan duduk di depan meja rias tersebut hingga hari berakhir.
Tiga tahun kemudian, ketika anak itu berumur 16 tahun, upacara terakhir pun dilakukan.
Dalam upacara terakhir, sang ibu akan memakan rambut anaknya sendiri di depan meja rias. Harus dipastikan bahwa sang ibu harus mencerna rambut itu agar menjadi satu dengan dirinya.
Rambut anak perempuannya itu harus dicukur sampai habis dan ibunya akan menatap ke dalam cermin di meja rias, memakannya seolah-olah ia dalam keadaan kesurupan. Apa yang anak perempuannya hanya bisa lakukan hanyalah menatapnya.
Akhirnya saat ibu tersebut selesai memakan rambut, pada saat itu ia akan mengatakan nama asli anak gadisnya itu.
Saat itu akan menjadi pertama sekaligus terakhir kalinya ia mendengar namanya yang sesungguhnya.
Namun kenyataan yang menunggu setelah upacara itu selesai sangatlah mengerikan. Mulai hari itu, sang ibu bukanlah manusia lagi, melainkan sebuah “cangkang” kosong. Ia akan terus mengunyah rambut anaknya siang dan malam, seolah-olah jiwa dan kesadarannya tak ada lagi. Ia harus dibawa ke suatu tempat dimana tidak ada seorangpun yang tahu. Ia juga harus hidup dalam isolasi seumur hidupnya, tak boleh bertemu dan berhubungan dengan siapapun. Semua upacara ini bertujuan menyiapkan ibu tersebut ke tempatnya, yakni “surga” dalam keadaan murni dan suci.
Bagaimana dengan anak perempuannya? Ia akan dibawa untuk diasuh oleh bibinya. Oleh sebab itu, keluarga pada zaman itu memilih untuk memiliki lebih dari satu anak perempuan. Ia akan diasuh oleh bibinya itu sementara ibunya dipercaya “menghilang ke surga”.
Sang anak kemudian akan tumbuh dewasa, menemukan lelaki yang cocok dengan dirinya, menikah, dan memiliki anak. Kemudian siklus ini akan diulang terhadap putrinya sendiri.
Hanya itu yang berhasil kuperoleh tentang keluarga-keluarga ini. Ada banyak detail sebenarnya, namun terlalu panjang jika kujelaskan di sini. Aku tahu banyak yang tak mengerti, akupun juga. Namun ini adalah kunci untuk memahami apa yang berada di dalam rumah itu dan apa yang terjadi pada Saori.

TO BE CONTINUED

View more

Liked by: rın

lanjutin dong urban legend nya

Aku dan teman-temanku yang lain mengikutinya. Di depan tangga terdapat sebuah meja rias. Dan tepat di depan meja tersebut terletak sebuah tiang aneh dengan sesuatu di atasnya.
Rambut.
Melihatnya merupakan sebuah pengalaman yang aneh, sebab kami seperti melihat bagian belakang seoorang wanita dengan rambut terurai. Bahkan tinggi tiang itu kira-kira sama seperti tinggi wanita dewasa.
Sangat aneh dan segera kami mulai merasa bulu kuduk kami berdiri.
“Apa itu? Ya Tuhan, apa itu?” pekik Saori.
“Apa...apa itu rambut asli?” tanya Atsushi.
“Tak tahu, apa kau mau menyentuhnya?” jawab Kazuchika.
“Kau tak tahu apa itu, jadi biarkan saja!” pekikku, “Benda itu membuatku takut. Ada sesuatu yang salah dengan tempat ini. Benar-benar salah!”
“Ya, jangan sentuh benda itu!”
Kami semua takut dengan benda itu dan akhirnya kembali mundur ke ruang tamu. Kami tak bisa lagi melihatnya dari balik dinding ruang tamu. Namun melihat ke arah tangga dan membayangkan saja benda itu ada di situ sudah membuatku merasa takut.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tak bisa naik jika tidak melalui tangga itu.”
“Aku takkan pergi ke sana.” Kata Saori dengan tegas, “Benda itu membuatku jijik.”
“Ya, perasaanku tak enak tentang ini semua.” Kata Naoki.
Semua rasa senang kami luntur setelah melihat benda itu. Kami sadar petualangan kami telah berakhir. Sekarang tak ada hal lain yang kami inginkan selain segera keluar dari tempat itu dan pulang.
Namun tiba-tiba kami menyadari sesuatu.
“Saori,” tanyaku, “Dimana adikmu?”
“Hah? Dia tadi ada di sini.” Saori menoleh namun tak menemukannya.
Haruka, adik Saori, menghilang.
TO BE CONTINUED

View more

Lanjutin urban legend

•Nafya•
Ketika hari Minggu akhirnya tiba, kami sangat bersemangat dengan apa yang akan kami lakukan ini, sebab kami sudah merencanakannya sangat lama. Kami berkumpul di depan rumah tua itu dan membawa tas ransel penuh makanan. Aku ingat saat itu kami sangat gembira karena akan “berpetualang”.
Seperti sudah kusebutkan sebelumnya, rumah ini dikelilingi dengan persawahan dan tidak memiliki pintu masuk. Rumah itu berlantai dua dan satu-satunya cara untuk masuk ke sana adalah dengan memecahkan jendela di lantai satu.
“Ah, jendela ini takkan terlalu mahal untuk diperbaiki.” kata Atsushi saat ia memecahkan kaca itu dengan batu. Ia kemudian masuk ke dalam rumah itu.
Bahkan jika tak ada yang terjadi di rumah ini, kami sudah tahu bahwa kami sudah berada dalam masalah yang sangat besar. Namun kami tetap saja mengikutinya masuk ke ruang tamu.
Di kiri kami terdapat dapur dan di depannya terdapat lorong yang menghubungkannya ke kamar mandi. Sebuah tangga menghubungkan lantai satu dengan lantai atas terletak di sebelah kanan kami. Kami melihat sisa-sisa apa yang kemungkinan pintu depan rumah ini.
Jadi rumah ini sebenarnya memiliki pintu. Namun mengapa mereka menutupnya?
Siang itu sebenarnya sangat cerah, namun karena tak ada pintu dan jendelapun sangat kusam, maka di ruang tamu tempat dimana kami berdiri sekarang terlihat cukup gelap.
Bila dibandingkan dengan bagian luar rumah yang sangat suram, bagian dalamnya sebenarnya lebih bagus daripada yang kamu sangka. Bahkan rumah ini sebenarnya bisa ditinggali, jika saja ada yang mau membersihkannya. Ruang tamu dan dapurnya sangat luas. Furniturnya juga masih lengkap, walaupun tentu tampak berdebu dan rusak. Tak ada tanda-tanda seseorang tinggal di sini selama bertahun-tahun.
Aneh, mengapa mereka meninggalkan rumah ini begitu saja? Apa pemiliknya meninggal?
“Tak ada apapun di sini.” Kami mulai kecewa karena tak menemukan apapun setelah menjelajahi ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi. Beberapa dari kami mulai bosan dan membuka snack yang kami bawa lalu memakannya.
“Mungkin rahasianya terletak di lantai dua!” Saori mengenggam tangan adik perempuannya dan mulai berjalan menuju ke tangga.
Namun langkah mereka terhenti di depan tangga. Wajah mereka tampak ketakutan.
“Ada apa?”
TO BE CONTINUED

View more

Liked by: •Nafya•

fara urban legend ya

-Lanjutan-
Atsushi, Izumi, berasal dari kota ini. Namun ia menikah dengan pria dari prefektur lain dan pindah ke sana bersama suaminya. Mereka akhirnya bercerai dan ibunya kembali dan membawa Atsushi ke kota ini.
Atsushi tak pernah mengunjungi kota ini hingga ia pindah ke sini, jadi ia belum pernah mendengar tentang Pandora.
Ketika ia pindah ke sini, aku bersahabat dengan Kazuchika, Naoki, dan Saori. Kazuchika dan Naoki menjadi berteman dengan Atsushi, sehingga iapun bergabung dengan kelompok kami.
Suatu hari, kami berlima sedang mengobrol dan topik tentang Pandora pun mencuat.
“Ibu dan nenekku berasal dari sini. Apakah mereka akan marah jika aku menanyakan tentang Pandora?” tanya Atsushi.
“Apakah kau harus menanyakannya?” kataku, “Orang tuaku bahkan memukulku jika aku membicarakannya.”
“Aku juga. Tapi aku tak mengerti mengapa mereka berbuat begitu.”
Kamipun mulai berandai-andai, tampak seperti apakah bagian dalam rumah tua itu.
“Jadi, belum ada seorangpun yang pernah masuk ke sana?” tanya Atsushi.
“Tidak, belum ada yang pernah. Mungkin satu-satunya orang yang pernah ke sana hanyalah orang-orang dewasa di kota ini.”
“Well, kalau begitu mari kita cari tahu apa yang mereka sembunyikan dari kita!” kata Atsushi dengan mata berbinar.
Kami semua takut dengan hukuman yang akan kami terima jika ketahuan, jadi kami semua awalnya menolak. Namun akhirnya kami setuju setelah dia terus-menerus membujuk kami. Kami memang takut, namun jika boleh jujur, kami semua juga ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan di sana. Dan ini mungkin satu-satunya kesempatan kami untuk mengetahuinya.
Saori memberitahu tentang rencana ini pada adik perempuannya, Haruka. Karena adiknya itu juga sering berkumpul bersama kami, maka kamipun memutuskan kami berenam akan pergi ke rumah itu pada hari Minggu siang.
Kami tak tahu itu akan menjadi kesalahan terbesar dalam hidup kami.
TO BE CONTINUED

View more

riddle dong

TEST OF COURAGE
UJI NYALI
(Cerita ini adalah sebuah riddle)
 
Saat OSPEK, kami semua diharuskan mengikuti uji nyali di sebuah pemakaman tua. Kami dikirim berdua-dua untuk melintasi kuburan tersebut untuk menguji keberanian kami. Aku dan temanku sangat ketakutan karena saat itu sudah tengah malam.
Begitu sampai di kamp, kami berdua tertawa sambil menunjukkan tangan kanan kami yang membiru. Pasti karena kami berpegangan tangan terlalu erat saking takutnya. Kalau dipikir-pikir hal itu sangat konyol. Tak ada alasan bagi kami ketakutan seperti itu sebab tak ada satupun hal seram terjadi pada kami malam itu.

faraa urban legend

sekali sekali riddle sajo haha
ada yang bisa jawab riddle ini?
PARROT
KAKATUA
(Cerita ini adalah sebuah riddle)
 
Aku mulai kesepian karena terlalu lama tinggal sendirian. Karena itu, aku memutuskan memelihara seekor burung kakatua. Kakatua itu mulai meniru semua perkataanku, bahkan menyapaku tiap hari. Tiap pagi ia selalu berkata, “Ohayou” (selamat pagi) dan tiap malam ketika aku pulang kerja, ia selalu berkata, “Welcome.” (selamat datang). Benar-benar burung yang pintar.

fara urban legend mu singkat , padat , dan jelas :D

ya namanya aja urban legend..
teka teki mah riddle huehehe

Fara urban legend nya dong ((:

ada 2 orng balerina bernama Hyunji & Jihyun. Mereka berdua , namun lama-kelamaan Jihyun menjadi iri dengan Hyunji. Sahabatnya itu selalu saja memenangkan juara pertama dalam lomba balet&ia selalu menjadi juara 2. Hingga suatu hari ia merencanakan sesuatu yg buruk. Ia akan menaruh paku di sepatu balet Hyunji agar ia terjatuh pada saat lomba berikutnya nanti. Dengan demikian, ia yang akan jadi pemenangnya.
Ia benar2 melaksanakan rencana jahat itu. Namun hal yg sangat mengerikan&tak diduga terjadi. Hyunji terjatuh dari panggung&meninggal seketika.
Awalnya Jihyun merasa sedih&menyesal, namun lama-kelamaan ia menikmatinya, karena ia selalu menjadi juara 1 di lomba2 yang diikutinya.
Hingga pada suatu malam, ia mengikuti sebuah lomba balet yg sangat penting. Bahkan kedua orang tuanya juga ikut menontonnya. Ayah Jihyun memutuskan merekam aksi anak gadisnya itu dalam kamera video.
Para penonton terpukau dngn penampilan Jihyun malam itu. Ia tak pernah menari seindah itu. Bahkan teman2&guru balet Jihyun pun terheran-heran. Beberapa saat ia bahkan terlihat seakan-akan sedang terbang.
Setelah pertunjukan selesai, para penonton pun bertepuk tangan. Namun suara tepuk tangan itu berubah menjadi jeritan ketika Jihyun ambruk ke atas panggung. Paramedis memeriksanya dan mengatakan hal yang menakutkan.
Jihyun sudah meninggal sejam sebelumnya.
“Namun bagaimana itu mungkin,” ujar ayah Jihyun, “Aku sendiri melihat anakku menari barusan!”
Mereka pun memeriksa kaset rekaman tarian Jihyun dan tercekam.
Mereka melihat Jihyun tak sendirian di atas panggung.
Sesosok wanita berambut hitam panjang tertawa-tawa sambil menjambak rambut Jihyun&mengayun-ayunkan tubuh Jihyun sehingga seolah2 ia sedang menari

View more

Next

Language: English