I would like to preemptively apologize if this sounds overly self-conscious. I'm asking this only to people who have met and interacted with me in real life: are there any differences you can spot between my online and offline persona? Do tell me if you don't mind!
Kent secara online adalah mahaguru yang (secara tidak sengaja) memberikan english & math class standard TOEFL secara gratis ke kalangan anak muda yang sedang berjuang dalam perjalanan UN.
Kent secara online adalah sosok karakter protagonis pria dalam komik-komik serial cantik. Yang mukanya mbois bling-bling ala boyband sekitaran asia tenggara yang kalau weekend pergi ke Natasha untuk sekedar pencet jerawat.
Kent secara online adalah selembar individu yang, jika dijabarkan, adalah material empuk bagi mertua-mertua kesepian yang ingin meminang cucu. Cicit.
Kent secara online adalah sebuah makhluk yang memiliki kemampuan untuk meng-"kyuung"-kan hatimu lewat rajutan kata-katanya yang akan membuat orang lain berpikir 'mbuh kok iso ae kepikiran ngomong ngono, asu'
.
Kent secara offline adalah salah satu Surabayaers sing muedok njedog gaweane misuh tok. Orangnya jaim-jaim lucu, kalau gak bisa bales omongan orang mainannya mukul pentil (atau cuma sama saya aja? kok jadi merinding) dan sangat peduli dengan jambulnya jika ingin diajak selfie. Baik hati pula, dia gak protes waktu saya jarah Starbucksnya (sumpah saya baru tau Starbucks itu bisa disingkat jadi Sbux), dan terima-terima aja saat saya secara sepihak memaksanya untuk traktir nasi goreng Tong Tji (maap loh, ya minta maapnya telat banget emang). Tulisan tangannya tolong direnovasi kak.
Kesimpulannya, apa yang dilihat dari media online sepadan dengan wujudnya saat offline. Bonus medoknya aja, sama senyum malu-malunya yang kadang bikin es teh manis jadi tawar.
Kent secara online adalah sosok karakter protagonis pria dalam komik-komik serial cantik. Yang mukanya mbois bling-bling ala boyband sekitaran asia tenggara yang kalau weekend pergi ke Natasha untuk sekedar pencet jerawat.
Kent secara online adalah selembar individu yang, jika dijabarkan, adalah material empuk bagi mertua-mertua kesepian yang ingin meminang cucu. Cicit.
Kent secara online adalah sebuah makhluk yang memiliki kemampuan untuk meng-"kyuung"-kan hatimu lewat rajutan kata-katanya yang akan membuat orang lain berpikir 'mbuh kok iso ae kepikiran ngomong ngono, asu'
.
Kent secara offline adalah salah satu Surabayaers sing muedok njedog gaweane misuh tok. Orangnya jaim-jaim lucu, kalau gak bisa bales omongan orang mainannya mukul pentil (atau cuma sama saya aja? kok jadi merinding) dan sangat peduli dengan jambulnya jika ingin diajak selfie. Baik hati pula, dia gak protes waktu saya jarah Starbucksnya (sumpah saya baru tau Starbucks itu bisa disingkat jadi Sbux), dan terima-terima aja saat saya secara sepihak memaksanya untuk traktir nasi goreng Tong Tji (maap loh, ya minta maapnya telat banget emang). Tulisan tangannya tolong direnovasi kak.
Kesimpulannya, apa yang dilihat dari media online sepadan dengan wujudnya saat offline. Bonus medoknya aja, sama senyum malu-malunya yang kadang bikin es teh manis jadi tawar.