jy

{part 8/departure}

"Ayo ayo cepetan ntar dia keburu masukkk." Syira langsung buru-buru keluar mobil pas mereka nyampe bandara.
Kali ini Bayu nganterin, entah kenapa mungkin dia perlu juga ikut, mungkin dia perlu minta maaf atau apa gitu?
"Syiraaa, jangan lari-lari ih!" Bayu langsung jalan cepet pas liat Syira ngacir lari sendirian.
Syira udah bilang dari jam 5 pagi kalau dia bakal ke bandara dan nyuruh Jauzan nunggu sebentar kalo emang dia telat dateng, jadi Syira udah tau Jauzan berdiri dimana dan pake baju apa.
"Ah, tuh dia!"
Syira langsung lari lebih cepet lagi supaya Jauzan gak keburu masuk, kayaknya dia udah gusar nunggu diluar dan mau langsung nunggu di lounge aja.
"Jauzan!"
Jauzan langsung berhenti jalan dan berbalik, dia langsung ketawa liat Syira yang rambutnya jadi kacau karena lari-larian.
"Duh... kan dibilang tunggu."
"Bosen tau nunggu disini..." Jauzan ngeliat ke arah belakang Syira, ada Bayu sekitar 3 meter di belakangnya, dia langsung balikin anggukan dan senyuman Bayu sebelum ngeliat Syira lagi.
Syira langsung ngasih gift bag yang cukup besar ke Jauzan, "Advanced happy birthday."
Jauzan senyum seraya ngambil tasnya, "Kecepetan ah."
"Ya gue kan gak kayak lo yang rela ngeluarin puluhan juta buat nyebrang samudra cuma demi surprisein temennya."
Jauzan ketawa lagi, "Ge-er banget, emang gue pulang buat lo doang?"
"Bodo ah hahaha." Syira ketawa lepas. "Pake ya, gue tau banget lo ga kuat dingin."
Jauzan langsung ngacak rambut Syira, "Makasih ya, Syisyir."

Sementara di belakang sana, tiba-tiba aja ada yang berdiri di samping Bayu sambil ngeliat ke arah yang sama.
Bayu langsung merhatiin dia dan gift bag yang dia pegang.
"Lo... aduh gue lupa nama lo." Kata Bayu.
"Cathasara."
"Oh. Itu buat Jauzan?"
Cathasara cuma ngeliatin gift bagnya sampe gak sadar Bayu udah ngasih tanda ke Jauzan buat ke spot mereka sebentar.
"Cas?"
Suara Jauzan jelas bikin Cathasara kaget, "Ya?"
Jauzan senyum, "Gue kira lo gak dateng."
Cathasara diem aja seraya ngasih gift bagnya ke Jauzan, "Cuma mau ngasih ini."
"Thanks ya."
Sebenernya masih banyak yang perlu diomongin, tapi udah ada pemberitahuan kalau pesawat yang akan dinaikin Jauzan udah mau take off.
"Duluan ya semua."
"Safe flight, Ojan." Kata Syira sambil nahan sedih.
"Hati-hati, bro." Ucap Bayu sambil nepuk bahu Jauzan.
Cathasara cuma senyum.
Jauzan pun balikin senyumnya dan langsung jalan menjauh.

Well, at least I got a smile from you.

View more

yesyes!! tp kalo banyakan korea maafin yah hahahahah

Like I'm Gonna Lose You - Meghan Trainor ft. John Legend
https://youtu.be/2-MBfn8XjIU
Amnesia - 5 Seconds of Summer
https://youtu.be/DCCJCILiX3o
Remembering Sunday - All Time Low ft. Juliet Simms
https://youtu.be/ccKV1X9uyP4
Sampai Kapan - Maliq & the Essentials ft. Camelia
https://youtu.be/4C89s6Ia1Ug
먼저 말해줘 (Farewell) - Taeyeon
https://youtu.be/G5Jol_MaPZo
슬픔 속에 그댈 지워야만 해 (Because I Love You) - Wendy
https://youtu.be/xDMLANstgGI
착한 여자 - 2NE1
https://youtu.be/tfyHYb9slTg
Before You Go - TVXQ
https://youtu.be/b-yLX4DFKyM
Lovesick - Zhou Mi
https://youtu.be/8I-nPQteLzc
안돼 - Sweden Laundry
https://youtu.be/dhDM4_uQKKM
SOFA - Crush
https://youtu.be/Ianq_1GDzbE
일인극 (Monodrama) - Jonghyun
https://youtu.be/PC3So1Tzie4
My Answer - EXO
https://youtu.be/s39uB9dRMmM
Promise - EXO
https://youtu.be/LBcR4OkS_tQ
Sing For You - EXO
https://youtu.be/nqaSboKBIuA

yha udah segitu aja dulu ya bingung

View more

(((WTAF I WAS GOING TO EDIT A VERY LITTLE PART OF IT BUT ENDED UP DELETING IT WHY AM I SO DUMB)))
---

{part 7/end of anger issue}

Malam itu Bayu nginep di rumah Syira. Alesannya lucu, 'Jauzan aja pernah nginep masa aku nggak.'
Padahal jelas-jelas dulu dia pernah gak sengaja nginep di rumah Syira.

Sementara Bayu pergi nelepon bunda buat minta izin nginep, Syira sibuk menatap langit. Gak ada bintang malam itu. Tapi Syira tetap bertahan menatap langit yang kosong tersebut.
Pas udah selesai nelepon, Bayu datang dari belakang dan langsung ambil kesempatan buat ngecup kening Syira karena kebetulan kepala Syira lagi menengadah banget.
"Liatin apa sih seru banget sampe kepalanya bengkok banget kebelakang gitu?" Tanya Bayu seraya duduk di samping Syira. "Nanti lehernya sakit."
Syira ketawa tipis, "Gak ada bintang. Aneh ya langitnya jadinya."
"Kayak hati aku dong."
Syira bingung, keningnya otomatis mengerut, "Maksudnya?"
"Kalo gak ada kamu hati aku jadi kerasa aneh gitu."
Gombalan Bayu sukses membuat Syira melayangkan pukulan ringan di lengan Bayu, "Males ah, gombalannya norak."
Bayi cuma senyum sebelum narik kepala Syira buat senderan di bahunya.
"Bay."
"Hmm?"
"Boston jauh ya."
Tadinya Bayu bingung, kenapa tiba-tiba Syira ngomongin Boston. Tapi kemudian Bayu inget kalau Jauzan lagi kuliah disana.
Bayu langsung megang tangan kanan Syira. Udah ada cincin mereka lagi di jari manisnya.
"Kenapa? Kamu mau kesana?"
"Nggak ah, jauh."
"Enak tau nanti di pesawatnya bisa tiduran gitu, aku waktu ke US dulu kayak gitu."
Syira senyum aja, "Gamau, capek. Lagian disana gak ada kamu."
Bayu langsung nyubit pipi Syira pelan, "Ihh, sama aja gombalannya."
Syira cuma terkekeh dan meluk lengan Bayu, "Bay..."
"Kamu mau ke bandara besok? Anter Jauzan?"
Syira kaget, belum juga ngomong apa-apa, kok Bayu udah ngeh aja.
Kemudian dia ngangguk pelan, "Boleh gak? Lagian Jauzan sebentar lagi ulang tahun, aku mau kasih kado."
"Boleh kok."
Syira langsung ngeliat mata Bayu, kali aja dia bisa mendeteksi Bayu cemburu apa nggak.
Tapi tatapan Bayu gak mencerminkan sedikitpun kecemburuan. Tatapannya lembut, ekspresinya juga biasa aja, persis pas dia bilang 'It's okay' waktu mergokin Syira dan Jauzan lagi skyping. And it really was okay.
"Beneran?"
"Bener sayang."
Syira otomatis langsung meluk Bayu, "Makasih ya, aku seneng deh kalo kamu tenang gini."

He's been turning into someone else whenever he's angry then ended up blaming himself for being so mad, and it actually breaks him often. But what if the one who always turn the fire on, is the one who can cool it down really well? What is she actually?

"You are my medicine." He assumed.

View more

{part 6/is it really the end?}

Jauzan gak pernah ngira kalau dia bakal ngalamin hal-hal ini hanya dalam seminggu, padahal tadinya niat Jauzan pulang adalah supaya mereka bisa kangen-kangenan sama semua orang di Jakarta.
Jauzan masukin baju terakhirnya ke koper sambil menghela napas berat, kemudian ngeliatin hpnya.
Gak ada pesan, gak ada panggilan. Well, maybe he really have to go in order to make some people miss him to the point they can't hold it anymore.

---

Entah udah berapa menit Cathasara melamun, niat mau langsung tidur pun lenyap pas dia inget kalau Jauzan bakal balik lagi ke Boston.
Pada akhirnya, Cathasara ngambil hpnya dan ngescroll kontaknya buat nyari nomor Jauzan.
Yeah, she thinks she should say something, imagining someone leaving with a bad memory about her makes her feel a bit guilty and uncomfortable.

---

"...halo?" Mata Jauzan agak membesar pas ngangkat telepon dari Cathasara, gak nyangka.
"Hey."
Mereka diem beberapa saat sampe akhirnya Jauzan ngomong lagi,
"Besok gue berangkat, pagi."
"Iya."
"Lo... bakal ke bandara?"
"Nggak, Jan."
Jauzan sebenernya udah ngira kalau Cathasara bakal jawab itu, tapi dia tetep aja kecewa, "Maafin gue ya."
Cathasara gak jawab apa-apa.
"Kita... beneran putus?"
"Iya. Sori ya..."
"Yaudah... maaf sekali lagi ya."
"Safe flight, Jan."
"Thanks."
"And, advanced happy birthday."
Jauzan senyum miris, "Masih lama, Cas."
"Gue takut lupa aja. Mumpung lagi nelepon lo."
"... oke."
Kemudian Cathasara langsung nutup teleponnya dan pergi tidur, begitu pula Jauzan yang udah kelar packing.
Well, maybe it really is the end? Maybe it's better this way.

View more

{part 5}

[Bayu's POV]

Jujur, gue sebenernya lebih kesel ke diri sendiri karena gak bisa mengontrol kemarahan gue daripada kesel sama Syira. Gue terlihat seperti Bruce Banner, bedanya gue gak berubah jadi hijau dan besar setiap marah.
Gue yakin banget sebenernya Syira ngerasa gak nyaman sama gue, ya siapa yang nyaman sih sama cowok yang suka tiba-tiba marah gak jelas gini, but I think she's just too nice that she's willing to stay with me until now.

Tadi gue baru marahin dia lagi gara-gara dia gak pake cincin yang gue kasih waktu itu. Mungkin karena gue sedikit takut dia mau batalin semuanya, apalagi gue baru tau kalau tengah malam pas hari ulang tahun dia, Jauzan dateng buat ngasih surprise.
"Kamu tuh berlebihan tau gak! Capek aku lama-lama."
Kata-katanya terngiang terus di telinga gue selama gue jalan tanpa arah, tadinya mau pulang, tapi rasanya males banget. Bunda pasti nanyain apa Syira suka sama sweater yang dibeliin bunda. Sweaternya belum gue kasih, gue keburu pergi karena kesel.

Pas lampu merah, iPod gue ngeplay lagu yang menurut gue...
"Yaelah lagu ini banget."
Tapi tetep aja gue post di Path plus liriknya yang sesuai.
Our lives don't collide, but I still want it all.

"Duh, galau bikin laper ya."
Gue belum makan malam karena tadinya emang mau makan di rumah Syira. Tapi masa mau makan di rumah, bisa ditanyain macem-macem sama bunda.
Akhirnya gue belok ke McD terdekat buat ngisi perut. Mungkin makan es krim atau kentang goreng yang selalu berhasil nurunin emosi gue.

"Only he's a bit annoying and I need some time alone."
Gue langsung diem di tengah jalan pas denger suara familiar itu. Pas belok sedikit, ga jauh dari pintu masuk, ada Syira. Sama Jauzan. Pegangan tangan.
Runtuh lagi tembok yang udah gue bangun rapih-rapih.
"Some time alone, huh?"
Syira keliatan kaget banget, sementara Jauzan mukanya santai, terus senderan.
"Bay... jangan marah lagi plis, aku capek." Kata Syira.
Gue cuma ngeliatin dia, iya mukanya keliatan kayak lelah banget sama semuanya.
"Gak perlu kan kamu marah-marah cuma gara-gara hal ini. Dia temen aku loh."
Gue liat Jauzan scoffing pas Syira ngomong 'teman'.
Syira megang tangan gue.
"Plis? Aku gak bakal ninggalin kamu atau apapun itu yang bikin kamu takut. Tapi kamu juga harus mikirin dong, aku gak bisa terus-terusan sabar hadapin anger issue kamu."
Iya, gue takut, mungkin karena trauma yang gue alami beberapa tahun lalu. Ya, mungkin semuanya emang cuma ketakutan gue yang gaada artinya.
Gue langsung meluk Syira, "Maafin aku ya."
Gila, sinetron banget sih, semua orang disitu juga ngeliatin kita. But, honestly, I don't give a single fuck. There's this best feeling rushing over me everytime I hug her.
Jauzan ngomong, "Yaelah, jangan bikin gue iri juga kali."
"Kenapa lo? Pacar lo kemana?"
"Tau ah."
Oh, dia lagi galau juga ternyata. Kasian.

View more