Kak, kenapa Bu Susi lebih milih untuk menenggelamkan kapal daripada diambil? Kan bisa saja kapal dimanfaatkan untuk negara. Danke😊
hai pelangi,
saya sering lihat kamu di likes page saya loh,
terima kasih ya untuk apresiasinya terhadap tulisan2 saya,
.
oke mari kita bahas.
.
"kenapa bu susi lebih memilih menenggelamkan ketimbang dimanfaatkan negara atau dikasih ke nelayan?"
.
dulu gw pernah baca di artikel kaskus tentang wawancara bu susi dan ada pertanyaan yang serupa,
alasannya adalah karena kapal asing yang masuk ke perairan kita itu rata2 besar2, nelayan kita dikasih kapal kaya gitu adanya gak mampu ngurusnya dan hanya bakalan didiamkan saja malah jadi menghalangi jalur perairan dan jadi nganggur rusak nggak jelas.
.
sama kaya orang miskin dikasin bugatti veyron,
gak perlu kan? adanya malah boros di bensin dan gak kuat bayar pajaknya.
walhasil diapain? kalo didiemin sampe rusak bego kan namanya? ya mau gak mau dijual dengan harga berapapun yang penting masih masuk akal. gak rugi karena dapetnya gratis toh?
nah sama,
dulu ini pernah kejadian dan akibatnya sama nelayan kita didiemin doang atau kalo gak dijual dengan harga murah ke orang lain untuk dapet duit lebih.
dijualnya rata2 ke siapa? ke oknum negara pencuri itu yang kapalnya diambil.
balik lagi deh tuh kapal ke yang punya.
memangnya kita semacam pegadaian atau tempat titip barang apa?
gak bisa seenaknya barang anda disita karena mencuri terus bs dibalikin lagi saat udah beres semuanya.
makanya lebih memilih dibakar dan ditenggelamkan.
.
sebenernya gw juga gak bisa bilang pro atau kontra karena dua pihak yg pro dan kontra alasannya sama2 masuk akal. tapi kalo disuruh milih banget gw sepertinya mepet2 ke yang pro sih.
yang kontra bilang
"negara kita negara hukum, gak bisa asal bakar dan tengelemin, itu sama aja kaya ada maling terus kita main hakim sendiri dengan gebukin dan bakar sampe mati. melangar HAM namanya"
"hukum internasional kelautan itu ada untuk menindaklanjuti pencurian ikan dsb-nya, jadi gak boleh asal tenggelemin kapal gitu aja"
true.
ini benar.
yang pro bilang
"kalo misalnya ditindaklanjuti dengan hukum internasional, dari kapan tau udah digituin, tapi nyatanya? pencuri ikan gak kunjung jera. makanya perlu dibakar biar menimbulkan efek jera"
ini menurut gw juga benar.
karena menurut majalah tempo, hingga juni 2015 saja pencurian ikan menurun drastis hingga 50%.
melanggar HAM?
iya.
efektif?
sangat.
sama kaya kasus tadi, kalo ada maling ketangkep terus diserahkan ke polisi, si maling bakal mikir. "ah resiko terberat paling berapa tahun penjara"
tapi kalo di tempat itu pernah ada maling yang dibakar sampe mati? maling pasti mikir 1000x lah, soalnya resikonya kematian.
ya gw gak dukung ngebakar maling ya tapi.
.
terkadang pemimpin harus memilih yang sulit dari yang tersulit dan memilih jalan paling efektif mungkin untuk kebaikan bersama. dan demi kebaikan bersama sang pemimpin harus siap disalahkan.
.
gak bisa kita belain maling terus-menerus padahal dia merugikan kita juga sebagai orang yang belain dan kemungkinan akan balik lagi suatu hai untuk melakukan hal yang sama.
gitu.
saya sering lihat kamu di likes page saya loh,
terima kasih ya untuk apresiasinya terhadap tulisan2 saya,
.
oke mari kita bahas.
.
"kenapa bu susi lebih memilih menenggelamkan ketimbang dimanfaatkan negara atau dikasih ke nelayan?"
.
dulu gw pernah baca di artikel kaskus tentang wawancara bu susi dan ada pertanyaan yang serupa,
alasannya adalah karena kapal asing yang masuk ke perairan kita itu rata2 besar2, nelayan kita dikasih kapal kaya gitu adanya gak mampu ngurusnya dan hanya bakalan didiamkan saja malah jadi menghalangi jalur perairan dan jadi nganggur rusak nggak jelas.
.
sama kaya orang miskin dikasin bugatti veyron,
gak perlu kan? adanya malah boros di bensin dan gak kuat bayar pajaknya.
walhasil diapain? kalo didiemin sampe rusak bego kan namanya? ya mau gak mau dijual dengan harga berapapun yang penting masih masuk akal. gak rugi karena dapetnya gratis toh?
nah sama,
dulu ini pernah kejadian dan akibatnya sama nelayan kita didiemin doang atau kalo gak dijual dengan harga murah ke orang lain untuk dapet duit lebih.
dijualnya rata2 ke siapa? ke oknum negara pencuri itu yang kapalnya diambil.
balik lagi deh tuh kapal ke yang punya.
memangnya kita semacam pegadaian atau tempat titip barang apa?
gak bisa seenaknya barang anda disita karena mencuri terus bs dibalikin lagi saat udah beres semuanya.
makanya lebih memilih dibakar dan ditenggelamkan.
.
sebenernya gw juga gak bisa bilang pro atau kontra karena dua pihak yg pro dan kontra alasannya sama2 masuk akal. tapi kalo disuruh milih banget gw sepertinya mepet2 ke yang pro sih.
yang kontra bilang
"negara kita negara hukum, gak bisa asal bakar dan tengelemin, itu sama aja kaya ada maling terus kita main hakim sendiri dengan gebukin dan bakar sampe mati. melangar HAM namanya"
"hukum internasional kelautan itu ada untuk menindaklanjuti pencurian ikan dsb-nya, jadi gak boleh asal tenggelemin kapal gitu aja"
true.
ini benar.
yang pro bilang
"kalo misalnya ditindaklanjuti dengan hukum internasional, dari kapan tau udah digituin, tapi nyatanya? pencuri ikan gak kunjung jera. makanya perlu dibakar biar menimbulkan efek jera"
ini menurut gw juga benar.
karena menurut majalah tempo, hingga juni 2015 saja pencurian ikan menurun drastis hingga 50%.
melanggar HAM?
iya.
efektif?
sangat.
sama kaya kasus tadi, kalo ada maling ketangkep terus diserahkan ke polisi, si maling bakal mikir. "ah resiko terberat paling berapa tahun penjara"
tapi kalo di tempat itu pernah ada maling yang dibakar sampe mati? maling pasti mikir 1000x lah, soalnya resikonya kematian.
ya gw gak dukung ngebakar maling ya tapi.
.
terkadang pemimpin harus memilih yang sulit dari yang tersulit dan memilih jalan paling efektif mungkin untuk kebaikan bersama. dan demi kebaikan bersama sang pemimpin harus siap disalahkan.
.
gak bisa kita belain maling terus-menerus padahal dia merugikan kita juga sebagai orang yang belain dan kemungkinan akan balik lagi suatu hai untuk melakukan hal yang sama.
gitu.