jy

{foto ala ala}

Sore itu langitnya cerah, jadi, Kenzo merasa sayang banget kalau mereka mesti menghabiskan waktu di dalam ruangan, di mall misalnya.
"Gak usah ke mall yuk." Kata Kenzo yang masih fokus menatap kemacetan jalan yang entah kapan habisnya.
"Terus kemana?" Tanya Mayang, nggak pakai nengok, dia lagi sibuk balas chat di grup.
"Lagi ngurusin apa sih?"
"Gak ada. Ini lagi seru aja."
"Jadi sama aku gak seru?" Kata Kenzo sambil nyubit pipi Mayang pelan.
Mayang langsung megang tangan Kenzo, "Iya iyaa, ih ngambek deh."
"Mau makan gak?"
"Nggak... jalan-jalan aja."
"Yaudah." Kenzo langsung tancap gas pas akhirnya kemacetan berkurang, dia udah tau mesti kemana buat menikmati langit sore yang jingga itu.

"Disini banget?" Kata Mayang sebelum turun dari mobil.
Taman Suropati jadi pilihan Kenzo buat menghabiskan waktu senja bareng Mayang. Kenzo cuma senyum buat balas pertanyaan Mayang dan langsung turun.
"Yuk?"
"Tapi rame..."
"Ya kalau gakmau rame kita ke Karet aja mau?"
"Hah ngapain di Karet?"
"Kuburan." Kenzo langsung megang tangan Mayang erat sebelum tangan itu bergerak buat mukul Kenzo. "Enak kok disini."
"Iya sih..."
Mayang adalah tipe orang yang kurang suka sama keramaian, dia jadi gakbisa bener2 menikmati senjanya.
Tapi yaudahlah, Kenzo udah milih, ikutin aja.
Mereka jalan hand in hand sambil bercerita hal-hal yang belum mereka ceritain, sampai gak sadar kalau mereka udah sampai di spot yang agak lebih sepi dari spot yang lain.
"Eh, Jo." Mayang langsung narik tangan Kenzo pelan supaya Kenzo berhenti jalan.
"Kenapa?"
Mayang senyum tipis, "Jalannya jangan cepet-cepet."
"Emang kenapaa? Kamu capek?" Kenzo langsung benerin rambut Mayang supaya bisa liat mukanya, tapi Mayang nya senyum-senyum aja.
"Udah kamu jalan lagi aja, tapi jangan cepet-cepet." Mayang langsung dorong punggung Kenzo pelan supaya dia jalan duluan.
"Mau ngapain sih?" Kenzo berusaha nengok-nengok karena penasaran, tapi Mayang terus dorong-dorong muka Kenzo supaya nggak liat.
Pas akhirnya Kenzo lengah, Mayang langsung ngambil hpnya karena berniat mau ngambil foto gandengan. Foto ala ala tumblr instagram atau apalah itu.
Ternyata, meski kepalanya ngarah kedepan, Kenzo masih bisa ngerasain gerak-gerik Mayang.
Iseng, Kenzo langsung jalan lebih cepet, hampir lari, dan bikin fotonya jadi ngeblur.
"Enjoooo! Dibilangin jangan lari!"
Kenzo ketawa dan langsung ngambil hp Mayang, "Cieee foto ala-ala."
"Balikin gak."
"Nggak." Kenzo senyum-senyum sambil sibuk ngotak-atik hp Mayang, entah ngapain, sebelum akhirnya balikin dan jalan lagi.
"Ngapain ih tadi??"
Kenzo lagi-lagi cuma senyum dan langsung ngerangkul Mayang selama perjalanan keliling taman.

Mayang gak sadar sampe 2 hari berikutnya kalau Kenzo ngepost foto gandengan mereka yang blur di instagram.

"Guess who tried to take a tumblr-ish picture today? ?❤"
comments:
syirakez: yeu sok tumblr
bayuea: yeu sok tumblr (2)
kenzofab: @syirakez @bayuea ngiri ya? ha.
mymrdy: ENJO KENAPA DIPOST DI INSTAGRAM
kenzofab: @mymrdya ❤u

View more

{a gift for C}

Boston, Feb 1. 10.54 pm.

Cathasara udah sibuk memasukkan semua barangnya ke dalam koper, berusaha mengingat-ingat lagi apa ada barang kecil yang ketinggalan, dia bolak-balik keluar masuk setiap ruangan yang ada di kamar hotelnya buat ngecek. Soalnya kan kalau ketinggalan repot. Boston adalah jauh.
Cathasara seharusnya udah balik sejak kemarin, begitu rencana awalnya karena dia mau ngerayain ulang tahun sama keluarganya. Tapi karena Boston terlalu menyenangkan, Cathasara sampai lupa mesen tiket pulang dan terpaksa memundurkan jadwal pulangnya ke hari ini. Pesawatnya berangkat tengah malam.

"Jangan ada yang ketinggalan ya." Kata mamanya Cathasara yang masih tersambung di skype. Daritadi mamanya emang memperhatikan setiap gerak-gerik anaknya selama berberes.
"Iya ma... ini Cathasara udah cek semua kok."
"Kamu nih. Mama masih bete kamu gak jadi pulang hari ini."
Cathasara ketawa kecil, "Ini kan Cathasara pulang? Hari ini kan?"
"Tau ah."
"Mamaaa." Cathasara langsung membujuk mamanya yang sok bete sampai akhirnya mamanya senyum dan mengakhiri sambungan.

Ketika Cathasara mau siap-siap ganti baju, tiba-tiba ada chat dari Jauzan.
'Boston Public Garden, sekarang.'
"Idih." Cathasara langsung ngangkat sebelah alisnya, heran, kenapa Jauzan jadi sok-sok kayak cowok di novel yang suka sms pendek-pendek berisi lokasi dan waktu?
Tapi akhirnya Cathasara mengiyakan juga. Setelah siap, dia langsung keluar dari hotel lengkap dengan semua bawaannya, dan meluncur ke garden.
Saat itu Boston Public Garden rame, jadi dia gaktau mesti nyari Jauzan di sisi sebelah mana dan dia harus nelepon.
"Halo?" Jawab Jauzan.
"Lo dimana? Gue baru masuk."
"Bentar, gue kesana."
Jauzan langsung nutup teleponnya dan lari ke tempat Cathasara. Pas nyampe, dia langsung berusaha napas dengan benar karena lari di tengah udara dingin bikin kepalanya jadi agak pening.
"Lo gakpapa?"
Jauzan ngangguk, kemudian ngasih satu kotak besar ke Cathasara, "Happy birthday."
"You know that my birthday is going to end soon."
"But it's still your birthday."
Cathasara senyum, "Thanks ya. Ini apa?"
"Something you asked months ago." Jauzan ketawa renyah, "Hasil dari makan sandwich selama sebulan penuh nih."
"Hah?" Cathasara kaget. "Gila lo, Jan. Gila. Enggak deh gue gakmau ambil."
"Jangan bikin perjuangan gue sia-sia dong."
"Hhh. Dasar orang gila."
Jauzan senyum, kemudian ngambil sesuatu dari kantongnya dan naruh sesuatu itu di tangan Cathasara.
"Kalau-kalau kangen."
Cathasara langsung ketawa pas liat foto polaroid yang sekarang dia pegang. Jauzan ini, anaknya emang gak pernah menganggap semuanya serius ya. Dia gak keliatan canggung sama sekali dengan status mereka sebagai "mantan".
"Ya, terserah lo aja." Cathasara langsung ngantongin polaroidnya, "Gue balik ya?"
Jauzan diem selama beberapa detik sebelum akhirnya meluk Cathasara, "Safe flight."
"Mmm... ya."
Jauzan ngelepas pelukannya dan senyum, "Dah, Katsap."
"Dah, Jajan."

View more