Rhiens Shania

gue lagi gabut, jd pengen ngetik panjang. Lagian ask fm gue sapa yg liat si ya wkwk.

---

Gue udah hampir satu tahun bareng-bareng sama dia. Gak pernah nyangka apa lagi ngebayangin semuanya berjalan sampe sejauh ini.

---

Dia, satu smp sama gue. Dulu. Kita gak pernah ngobrol, dia tau gue pun karna dulu dia sempet pdktan sama temen sebangku gue. Disitu gue tertarik sama dia karna dia 'ganteng' dan cukup terkenal di smp gue. Tapi ya emang cuma tertarik aja, gak ada niatan buat deketin atau apapun, bahkan invite bbm dia aja engga ada niat karna gue keburu suka sama kakak kelas dan dia cuma angin lalu.

---

Waktu berlalu, gue dikehidupan gue dan dia dia di kehidupannya. Sampai dimana temen sd gue jadi temen smk dia dan temen setongkrongan. Temen sd gue ini tau, kalo gue pernah tertarik sama dia. Lalu, dia iseng ledekkin gue bahkan salamin gue ke dia, padahal disitu posisinya gue biasa aja, gak ada rasa apapun sama dia bahkan inget aja engga.

---

Sampai akhirnya, dia yang lagi patah hati, dia yang lagi butuh orang untuk menyembuhkan luka. Memilih untuk meladeni semua keisengan temen sd gue dengan cara ngechat gue. Kalian tau dia chat gue apa?

---

"P"
"P"
"P"

---

Gue jawab, "siapa?"

---

Dan dia dengan begonya jawab,

---

"Lah, situ siape?"

---

Gila deh. Disitu posisinya dia gak pake foto profil whatsapp. Gue memilih buat gak bales, karna ya buat apa juga. Orang gak jelas.
Sampai akhirnya dia chat gue lagi beberapa jam kemudian,

---

"Ini gue----, apa kabar rin?"

---

Bego gak si?!!!

---

Mulai dari situ gue chattan sama dia, meskipun disitu gue masih ogah-ogahan buat bales chat dia. Tapi setiap gue gak bales, pasti dia chat gue lagi dan berujung dia buat gue nyaman dengan cerita-cerita konyol dia, dengan telepon dia yang gak pernah inget waktu, dengan nyanyian dia dan petikkan gitarnya.

---

Disitu posisinya kita berada dikota yang berbeda. Sampai akhirnya, setelah lebaran 2018 dia nyamperin ke kota gue buat ketemu sama gue. Pertemuan pertama setelah 3 tahun gak pernah jumpa.

---

Dari pertemuan itu, kita makin deket, deket, dan deket. Gue wanita cuek, yang gak bisa basa-basi, apa lagi kasih perhatian ke seseorang siapapun itu. Tapi meskipun gue gak pernah kasih perhatian ke dia, meskipun gue jutek setengah mampus sama dia, dia tetep gak berubah dan masih terep deketin gue sampai tanggal 14 Juli dia datang ke kota gue buat menyatakan perasaan dia ditengah-tengah keramaian taman kota dengan pengamen yang hilir mudik menghampiri kita berdua.

---

Gue kira, dia cuma sabar diawal. Jujur, gue gak percaya soal ketulusan hati seorang pria. Meskipun gue terima ajakan dia buat menjalin hubungan, gue masih tetap membatasi diri untuk gak terlalu jatuh ke dia.

---

Tapi nyatanya, kesabaran dia meluluhkan dinding hati gue yang keras.
Kejujuran dia, memantapkan hati gue untuk tidak takut jatuh.
Dia, yang tidak mudah cemburu buta.
Dia yang membebaskan gue berteman dengan siapa aja.
Dia yang menghargai privasi.

---

Intinya, i love him more than word.

View more