Beberapa tahun lalu, buat saya penting banget......sebelum akhirnya Kak @hartantobudi bilang: agree to disagree.Leh uga Kakbud.
What do you guys think about that existence of god is depend on belief on him? That human are the one who created god and it gone when nobody believes in it anymore. Do you find this ridiculous or rather interesting?
I find this rather interesting. I do believe in the existence of god and that's all. I have no interest in arguing about what He looks like, how He works, or where He is. . Everything becomes complicated after we started recognizing religion and everything that is included in it. I've always wondered and asked myself, "Why do we need to pray before eating?" Someone once told me, "We do that so we know how to be grateful for what we have. It's like giving your gratitude to God for everything served on your plate." . Well, that raises other questions: why exactly do we need to be grateful for what we have? Can't I just eat my lunch without thinking about literally everything else? Can't I just pray and thank God for my breakfast at random times? Also, if I should thank someone, shouldn't I thank the farmers for planting and harvesting rice? Shouldn't I give my gratitude to the cook for cooking my meal? And my father for giving me money so I can afford my lunch? . Then she said, "But nothing will grow on your ricefield if not because of Him." Well, aren't we supposed to talk about HOW plant cells grow instead of arguing about WHO makes the cells grow? . Same thing when you apply for a job. Everyone's like, "Rezeki udah ada yang ngatur, asalkan kita usaha." Well, isn't it obvious, the part where you say "asalkan kita usaha"? . You see, I'm not really intrigued by a discussion about whether God really exists. What really bothers me is the fact that some people deify their religions instead of their god(s).
Hahaha, jangan, yu. Jangan berbohong. Nanti keterusan. Lalu dirimu malah semakin dirundung kesedihan..
Iya, ada orang yang kerjanya bohong melulu, satu kebohongan kecil ditumpuk oleh kebohongan yang lebih besar. Lalu sekarang hidupnya jadi sulit bahagia, deh.
*ini ngomongin siapa ya, btw...*
Kebanyakan orang akan bilang bahwa cara terbaik untuk mendeteksi kebohongan adalah dengan melihat mata si lawan bicara, tapi ku pribadi nggak pakai cara itu, melainkan ini: . 1) Perhatikan reaksi. Beberapa milidetik setelah kamu menanyakan sesuatu yang tidak terduga, si pelaku akan panik. Sekalipun dia pembohong ulung, serangan panik ini sifatnya tidak terhindarkan. Ini adalah momen yang krusial, karena di sinilah si pelaku biasanya menunjukkan perilaku yang tidak biasanya dia lakukan. Jauh sebelum matanya bisa menjadi petunjuk dengan bergerak ke kiri atau kanan, reaksi yang ditunjukkan seluruh tubuhnya sudah cukup untuk jadi peringatan buat kita bahwa, "Wah, jangan-jangan bohong nih orang." . 2) Tanyakan hal-hal yang rinci. Si pelaku bilang kemarin mau ke tempat A, padahal ternyata dia dugem di tempat X. Oh, tentu, dia bakal mengantisipasi dengan membuat cerita karangan, bahkan besar kemungkinan dia akan coba memanipulasimu dengan membuatmu larut dalam ceritanya. Jangan mau dimanipulasi, kalau perlu manipulasi dia balik. Tanyakan hal-hal rinci yang tidak dia duga, yang membuatnya bakal tergulung efek bola salju karena kebohongannya sendiri. . 3) Orang yang berbohong (biasanya) banyak menyalahkan. "Telat nih, keretanya gangguan." "Telat nih, macet banget." "Nggak bisa, soalnya tokonya mau tutup lebih awal." "Saya sudah bilang B, tapi Pak C bilang jangan seperti itu." Kelihatan polanya? Semuanya menyalahkan pihak lain di luar diri si pelaku. Sebisa mungkin, si pelaku tidak ingin dirinya jadi terlihat lebih buruk lagi, makanya dia melibatkan pihak luar. . 4) Bandingkan omongan si pelaku dengan apa yang kita ketahui. Misal, dia bilang pernah mengalami abuse sewaktu kecil. Coba kita ambil beberapa hal yang bisa dianalisis dari situ, misal: apa tujuannya menceritakan itu? Apakah dia sedang mencoba membuka diri, mengambil simpati, atau yang lainnya? Seberapa besar kemungkinan dia mengalami abuse jika dikaitkan dengan keadaan keluarganya yang sekarang? Apa buktinya dia pernah mengalami abuse? Apa manfaat buat dia menceritakan itu? Dan sebagainya. . 5) Trust your gut feeling. Gut feeling, intuisi, atau apalah itu sesungguhnya bukan sesuatu yang sifatnya metafisika. Gut feeling itu asalnya dari pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki, yang secara tidak sadar kita olah di dalam benak kita dan akhirnya menghasilkan suatu intuisi. Ini langkah terakhir sih, kalau memang langkah 1-4 tampaknya tidak membuahkan hasil buatku. . Tetapi, balik lagi: kesemuanya itu nggak bisa diterapkan ke tujuh miliar manusia di Bumi. Beberapa orang sudah terbiasa berbohong, ada juga orang yang memang piawai dalam berbohong, dan ada pula yang nggak bisa berbohong. Ada juga keadaan dan situasi yang membuat kelima cara itu nggak bisa diterapkan (mungkin hingga sama sekali). . Cara untuk mendeteksi kebohongan, sudah. Sekarang, apa perlu sekalian kubikin tips cara berbohong, ya? Hahahah.
I'd like to live in a utopia as a normal person but then you gave me an option to be the supreme ruler of the world so... I'm choosing the latter one, m8.
Lol, I didn't see it coming too 😂🙌 My mistake, sepertinya diriku masih setengah sadar ketika menjawabnya, hmm..
By the way, how are you? How is he? Masih tetap sama kah? Atau ada sedikit perubahan?
Hahahah. Please tell me more about it next time we meet in person. It's not everyday that I got people saying good things about my smile lol (tau sendiri kan, waktu SMA 😂). . I'm fine, as usual, and nothing special. He once texted me, asking for something. The convo didn't last long, tho... so here I am.
Kak, kok kalo orang lagi mijitin orang lain, yang berserdawa malah yang mijit?
Yha siapa tahu yang mijit itu perutnya kembung? :(
Ooh yes, they are... but the idea of living in uncertainty terrifies me. . Aku ingin tahu apa yang orang itu pikirkan tentang A, B, dan C. Aku ingin tahu apa yang dipikirkan oleh mas-mas yang kemarin malam kucurhatin ke Masta, yang membuat kepalaku pusing karena bukti-bukti dan kondisi yang ada nggak bisa dielaborasikan untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Aku ingin tahu kenapa mereka berlaku X, Y, dan, Z. Dan seterusnya. . Tapi, tapi, bukankah semua itu bisa diperoleh dengan bertanya? Kita bisa bertanya sebanyak yang kita mau, tapi nggak semua manusia mau jujur. Jika semua manusia jujur, kamu nggak akan mendapatkan jawaban, "Lumayan," ketika bertanya apakah sepatu itu bagus di kakimu, sebab hanya ada "bagus" atau "tidak bagus". Jika semua manusia jujur, nggak akan ada buku pseudosains bertajuk "Cara Mendeteksi Kebohongan 101" di rak-rak toko buku. . Jika semua manusia jujur, aku nggak perlu punya keinginan bisa membaca pikiran orang. . After all, which one would you prefer: a beautiful lie or an ugly truth?
kalau pindah kewarganegaraan gampang lo mau pindah gk? negara mana pengen lo pindah? alasan?
Mau. Korea Selatan. Dingin.
I have always wanted…
...to have the ability to read people's mind so I don't have to overanalyze everything.
pernah makan sendirian dan sekali makan bill nya > Rp 100.000
Not a fan of fancy restaurants, jadi belum pernah. Kecuali itu steik atau AYCE, saya nggak kepengin beli makanan yang mehong-mehong yang sampai jauh di atas Rp100.000,00. . Jadi teringat salah satu matkul sewaktu semester lima yang mewajibkan mahasiswa buat kunjungan lapangan ke penyelenggara makanan institusi komersial. Salah satu hal yang saya dapatkan dari situ adalah, ketika kamu membayar makanan seharga ~Rp100.000,00, sesungguhnya kamu membayar mostly untuk jasa sang koki dan keindahan si restoran.
How would you like to celebrate your next birthday?
Table for two and vanilla milkshake.
Dear nathan series?
Tadi siang, saya lihat liputannya di salah satu acara gosip selebriti. Tagline-nya: "...siap bikin baper pemirsa." . Well, no, thank you.