#cashflow

Good question.

---

1. Privacy invasion.

---

I’m an open book, but can be very private. I can share many stories and life lessons yet choose not to disclose where I hang out and where I work at.

---

So, if you wanna be friends, please respect my privacy, what I choose to disclose and what I choose not to. There’s reasons on each undisclosed matter, even if it seems trivial :)

---

2. Animal Cruelty.

---

I’d be furious if I see anyone grab cats or dogs by pulling their tail eventhough they (people) were playful.

---

If I pull your legs like that won’t you feel like I’m brutal to you without reason? You’ll feel snapped of course. Now imagine the animal who don’t have the same physique and strength like us. Your playfulness is their nightmare, and can be tragedy. Be gentle.

---

3. Humiliating ‘Joke’ is a turn off.

---

‘You bald!’
‘Hitam sangat kau ni, tutup lampu terus tak nampak’
‘Nampak sangat bundle, macam mat rock’

---

These are the kind of joke I won’t laugh. If I do, I’d snap myself afterwards.

---

People’s physical, appearance isn’t something you can talk about lightly. There are people out there who’s really conscious about their body, their height, and their sense of style. Don’t make people feel worse than it already is.

---

4. Narcissistic behaviour

---

I love to converse. Whatever it is about, weather, cats, books, coffee you like, shoes you just bought, I’m a ‘layan’ person if you know me well. Hahah.

---

But... once I share about my story and you turn that story to yours.... for example, ‘I have bipolar, and now I have trouble sleeping coz I’m in euphoric phase’

---

then you change the story to your story ‘I know right!! That day I had trouble sleeping too and etc etc’ and the story goes on a long one.. which is.. only about you.. as if I did not tell a story of mine at first place....

---

I’d avoid having a conversation with you afterwards. Hah!

---

There’s difference between trying to relate to get the conversation going vs. making things to be all about you.

---

5. Don’t touch my ‘sky’.

---

I’m a dreamer. I cherish dreams. If you’re a foreman and you dream of owning a drift circuit, I’d celebrate that!

---

A dream (ambition) is a dream. No matter it’s logical or magical. My dream is to educate. I’d love to become a lecturer someday (major in finance), if not, I’d love to educate SMEs on how to manage their cashflow and budgeting. That’s me.

---

Achieving or not achieving is a different story. A dream is still a dream. I won’t touch or laugh at anyone’s dream, cause there’s always stories behind each.

---

So don’t touch mine :)

---

.
.
.

---

Okay, wooh! That’s a long one. Kudos to this great question. Hope it doesn’t sore your eyes to read! 😂

View more

Kata siapa punya kemampuan untuk jadi pebisnis sukses?
.
Ga semua pebisnis bagus jadi dosen.
Ga semua dosen bisa berbisnis.
.
Kamu saya sarankan baca bukunya Robert T. Kiyosaki yang judulnya Cashflow Quadrant deh. Disitu dijelaskan, dalam mendapatkan nafkah, manusia dibagi menjadi 4 golongan.
.
Dan dari keempat itu, selain kecerdasan finansial, MINDSET paling berpengaruh. Ga semua orang punya mindset menjdi seorang entrepreneur. Entrepreneur itu berani mengkalkulasi risiko, berani melangkah, ga takut gagal.
.
Sedangkan bagi akademisi, kegagalan itu aib. Bagi entrepreneur, kegagalan itu jalan menuju kesuksesan.
.
Oh iya, baca bukunya Robert Kiyosaki juga yang judulnya “Why A Students Work for C Students”
.
Anak-anak bernilai A itu jadi akademisi atau dosen.
Anak2 B jadi Birokrat.
Justru anak2 C yang jadi Capitalis.
.
Kenapa? Mindset.

View more

Kalo kita menyalahkan keseluruhan karena ulah sebagian, yang mayoritas ini marah. Katanya itu ulah oknum, nggak boleh salahin semuanya.

---

Tapi giliran dirinya merasa jadi korban, yang disalahin semuanya satu ras, sampe ke bayi baru lahir yang nggak tahu apa-apa pun dianggap brengsek karena bayi ini memonopoli ekonomi Indonesia dan tidak memberi kesempatan pada pribumi.

---

But then again, you are an idiot. Orang pribumi tidak perlu minta izin pada orang cina untuk berekonomi (malah sebaliknya). Lihatlah Tanah Abang, lihatlah pasar-pasar yang isinya beragam. Orang cina tidak bisa menghalangi orang pribumi berekonomi (malah sebaliknya). Bukan salah orang cina yang buka toko lebih pagi dan tutup paling terakhir bila mendapatkan pelanggan paling banyak. Bukan salah orang cina yang hidup sederhana demi menjaga cashflow toko dibanding pedagang lain yang langsung kredit beli ini itu setiap dapat untung sedikit.

---

Sejak jaman dulu kala, kemiskinan seseorang adalah salah sendiri. Bahkan saat toko-toko cina sudah dibakar habis tak tersisa pun, masa iya tetap nggak mampu bersaing? Mungkin memang rendah kemampuan. But then again, saya nggak mau provoke kaum-kaum yang lebih pintar menghancurkan sesuatu dibanding membangun sesuatu.

---

Kebencian kamu terhadap Ahok sama dangkalnya dengan kebencian rasial yang kamu pupuk setiap hari. Bisakah menyediakan informasi mengenai 90 masjid yang digusur dan larangan kurban? Karena agak lucu ya, Ahok melarang kurban tapi malah menyumbang kurban (yang lalu ditolak, tapi tetep diterima itu). But then again, riset menunjukkan bahwa untuk menikmati humor, seseorang harus berintelegensia tinggi.

---

Saya mungkin brengsek. Tapi saya diajar orang tua untuk nggak menyalahkan kesulitan hidup saya kepada kamu. Itulah yang membedakan kehidupan orang cina, kami nggak bakar toko sebelah kalo kami kekurangan uang. Kami memilih berdagang.

---

Siap-siap menyambut gubernur cina periode 2. =]

View more

Salah satu ketololan lo nih. Aset gue itu di property adalah capital gain (perumahan) dan passive cashflow (kost-kostan). Which is itu uangnya udah beranak sendiri tanpa gue ngapa-ngapain. Sekarang gue tanya, gue sibuk apa sih ngurusin property? Cek sekali-dua kali ke kost sebulan? Ngeliatin report bulanan progress perumahan dr rumah? Ya wajar lah. Rumah yg lo tinggalin skrg aja tetep lo urusin maintenance nya dr ada yg rusak, bayar air, bayar listrik, bayar PBB ya kan?
Kalo lainnya emang aktif. Restoran gue food tasting kemaren. Ikut ngedekor. Mau tau kenapa? Gue ga suka nganggur. Gue masih mau belajar hal lain. Bukan karena gue punya passive income, berarti gue cuma mau tiduran doang di rumah. Kerja melakukan aktivitas itu untuk menambah skill dan knowledge baru. Keep learning.
Gue ga mau sok merendahkan diri bilang gue ga tajir ya. Gue tahu banyak yg lebih tajir, tp gue jg sadar orang-orang seumuran gue punya passive income puluhan juta itu ga banyak. Terserah definisi tajir lo gimana, menurut gue, gue sudah beberapa tingkat di atas yg seumuran gue. Dan gue yakin jg di atas lo.

View more

Kos-kosan itu bisnis yg menyenangkan di kota besar padat penduduk seperti Jakarta karena demandnya banyak. Yg perlu diperhatikan:

---

Start up:
- Modal cukup besar.
- Bisa KPR minimal DP 30% dan bayar cicilan pakai cashflow kos-kosan itu sendiri but it means you can't enjoy the cashflow now sampai cicilan lunas.
- Beli tanah kosong / rumah tua lalu rombak jd kos akan lbh murah dibanding take over beli kos yg sudah berjalan.
- Pilih lokasi sesuai dgn target market: Kalau mau kost karyawan ya di dekat perkantoran, kalau mau kost mahasiswa ya di dekat kampus, dsb. Kalau mau yg lumayan high class berarti harus ada parkir mobil.
- Perhatikan akses: Kendaraan umum / stasiun / halte / luas jalanan masuk mobil.
- Izin Mendirikan Bangunan diperhatikan, jgn kos-kosan tapi IMB nya tempat tinggal.
- Izin usaha kos siapkan: Sertifikat/AJB, KTP, IMB, PBB terakhir, izin gangguan, dan surat keterangan RT/RW, kirim ke kecamatan terkait.
- Kos lebih dr 10 pintu harus membayar pajak 10%

---

Preparation:
- Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan. Pasang CCTV, sewa pembantu, kl perlu tukang cuci setrika, dan satpam. Biasanya penjaga kost dan tukang cuci setrika itu enaknya cari yg suami istri jd kita tinggal gaji dan kasih 1 kamar buat mereka dan cari penduduk sekitar situ yg udah kenal sm tetangga, jgn orang baru. Jd misalkan mereka macem-macem, kita bisa tanya tetangga ttg mereka.
- Extras: bisa pasang wifi. Kamarnya cuma mau standard kasur+lemari doang atau paket lengkap sampe ada cable TV juga bisa. Atau mau TV nya di ruang tamu aja buat rame-rame juga boleh.
- Kalau mau lebih nyaman dan punya space lebih bisa buka counter pulsa, kantin, koperasi, dsb.
- Menentukan harga sewa harus disesuaikan dgn lokasi dan fasilitas. Jangan lupa cek kos-kosan saingan juga ya biar tahu mereka pasang harga berapa dgn fasilitas apa aja. Kalo dulu aku pura-pura jadi yg mau nge-kos jd bisa liat kamarnya dan tanya-tanya harga pdhl mah lagi survey kompetitor haha.
- Kalo udah siap buka ya bisa dipasarkan di internet kan ada website kostjakarta.com atau semacamnya. Kalo nggak tinggal pasang 'terima kost' juga pada nanyain krn banyak bgt yg cari tempat tinggal. Kos saya dari 30 kamar paling cuma kosong 1-2 kamar itu pun kosongnya ga pernah sampe seminggu, malah ada yg udah booking sebelum penghuni lama keluar. Itulah enaknya buka kos-kosan di wilayah padat penduduk.

---

Customer:
- Seleksi supaya ga menjadi tempat tinggal orang ga bener (bandar narkoba misalnnya), kalo km mau repot ya bisa "wawancara" sendiri misalnya ngobrol-ngobrol santai dulu tanya kerja di mana, asalnya drmn, dll. Kalau mau formal bisa suruh mereka isi form dan memberikan fotocopy KTP.
- Bikin peraturan tata tertib misalnya tamu ga boleh di atas jam 12, tamu nginep kena charge tambahan, kost khusus putri maka lelaki hanya boleh sampai ruang tamu, no pets allowed, dsb.
- System pembayaran senyaman kamu, kl aku sih transfer di awal bulan.

View more

Investasi terbagi menjadi 2 aset:
- Aset rill (ada bentuk fisiknya seperti tanah, rumah, emas, dll) menurutku sifatnya lebih jangka panjang krn tidak liquid. Misalnya property, kalau mau jual ya harus nunggu ada pembelinya ga bisa langsung ditukar cash. Emas pun biasanya mengalami kenaikan signifikan sekitar 5th.
- Aset finansial (tak ada wujudnya tapi ada valuenya, biasanya di dunia perbankan dan pasar modal) Sifatnya lebih liquid, cepat dicairkan dananya. Misalnya deposito dan kita lagi mepet BU, bisa langsung dicairkan, walau jadi ada penalty yg harus dibayar.

---

Macam-macam investasi:
- PROPERTY: Modalnya cukup besar, kl mau KPR pun harus DP minimal 30% dr total harga exclude sertifikat, makelar, notaris, etc. Setahun ini daya beli property agak lemah, tp mungkin nanti kl ekonomi sudah stabil akan memulih tapi mungkin masih bisa utk main di middle to lower class. However, as far as I know, property harganya ga pernah turun kecuali ada bencana alam atau kecerobohan pembeli (sengketa, gusur, etc) Bisa main di cashflow dgn menyewakan property atau capital gain dgn cara jual-beli.
- TABUNGAN: Enaknya sih bisa diambil kapan aja kita mau, tp bunganya dikit bgt, terkikis inflasi.
- DEPOSITO: Hampir sama ky tabungan tp ada waktu tertentu utk menarik dananya selama jangka waktu tertentu, bunganya lbh tinggi drpd tabungan tp selama deposito itu belum jatuh tempo, uang pada deposito tersebut tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga di bank.
- EMAS: Barang yg diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara adidaya seperti US, Japan, German, England, Italy, Canada, & France di mana valuenya biasanya mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara2 tsb dan berbanding searah dgn inflasi, bahkan kadang melampaui kenaikan inflasi sendiri. Setahuku harga emas 5th terakhir kurang bagus, but I don't play in this investment jadi silahkan cari tahu sendiri utk meminimalisir resiko kerugian atas fluktuasi harga emas tsb.
- SAHAM: Bahasa sederhananya 'membeli' sebagian dari sebuah perusahaan. Kl perusahaan tsb untung, km jg akan memperoleh sebagian dr keuntungan tp begitu juga kalau rugi, ini namanya deviden. Bisa juga dijual ke pihak lain di mana selisih harganya disebut dgn capital gain/loss.
- OBLIGASI: Surat utang yg diterbitkan pemerintah/company utk menambah modal perusahaan/proyek, suku bunganya lbh tinggi dibanding deposito dan bs dijual kpd pihak lain.
- REKSADANA: Tempat menghimpun dana dr org2, dikelola Manajer Investasi utk diinvestasikan ke aset finansial lain seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Ini investasi utk org yg mau invest tp dananya terbatas dan tak bisa mengawasi pergerakan harian.
- MATA UANG ASING: IMHO agak beresiko krn nilai mata uang asing di Indo itu free float, tergantung permintaan & penawaran di pasaran, sehingga sgt fluktuatif.

---

Silahkan pilih yg cocok dgn kemampuan kantong dan rencana jangka waktumu ya. Btw aku baru main di property & deposito, sisanya masih belajar, jd ga gitu ngerti jg. Cheers

View more

Saya ingin bertanya, menurut Ka Selphie, apa hal yang paling -jangan-pernah-lakukan-hal-itu dalam bisnis property? Saya ingin bertanya hal itu kepada ayah saya, tapi saya takut beliau akan teringat kembali, menyesal, dan sedih. (2)

---

---

---

Hai. I'm sorry to hear that ya. Sebenernya kan aku menggeluti property baru-baru jd sepertinya ayah km lebih ngerti deh, tp kujawab sebisaku ya.

---

Saya ga tahu posisi ayahmu ini apa: investor? Developer? Landlord? Broker? Kontraktor? Banyak bgt posisi penting di bisnis property. Tapi ini sih yg harus diperhatikan (dan sy yakin ayah kamu jg udah ngerti krn ini basic bgt):

---

- Sebelum membeli property pastikan bahwa tanahnya tidak sengketa, cek ke notaris.
- Ukur tanahnya yg benar, cek ke Badan Pertahanan Nasional. Tugas BPN banyak, cek aja di wikipedia.
- Cek tata kota dan perencanaan bangunan daerah setempat, make sure bahwa property kamu dalam jangka waktu ke depan tidak kena gusur utk pelebaran jalan, pembangunan fasum, dsb.
- Cek/urus IMB. Kalau misalnya IMB kamu tempat tinggal tapi kamu pake buat komersil misalnya jualan buka usaha atau kos-kosan ya ga bs protes kalau ditutup.
- PBB murah dibanding harga tanah tp pastikan dibayar terus sama pemilik sebelumnya, semurah-murahnya kl bukan bagian km utk bayar ya jangan mau bayar, itu kewajiban pemilik sebelumnya.
- Akses jalan ke lokasi aplg kalau propertynya mau dibuat cashflow seperti kontrak tempat usaha atau kost krn org consider bgt akses, misalnya apakah dekat dgn jalan raya, banyak angkot, etc.
- Cek NJOP dan property sekitar supaya tahu rata-rata harga bangunan.
- Nilai tanah itu selalu meningkat, kalau dilengkapi dgn bangunan bagus pasti lebih mahal dr NJOP jd NJOP hanya patokan tanah aja. Tapi utk bangunan tua, nggak, bisa tawar harga tanah saja karena nilai bangunan itu kalau sudah jelek ya nilai jual bangunannya turun krn kualitas yg sudah keropos/lapuk misalnya, walau nilai jual tanah tetap meningkat.
- Selalu survey bencana yg bisa menimpa di daerah tsb: banjir, gempa, longsor, etc. kalau dekat laut jg hati2 krn tanah cenderung terkikis gt sehingga pondasi turun dan miring, bisa mengakibatkan keruntuhan bangunan.

---

Yha. Baru inget itu sih. Nanti kl ada yg kurang kutambahin hehe. Itu baru kalo mau beli property aja, beda lg cara kl bikin perumahan, beli property di developer swasta langsung atau agent, bisnis di bangunan vertikal (apartemen), dsb. Soalnya luas banget ini kalo diomongin mah, mesti spesifik hehe. Semoga membantu

View more

Lol aku juga ga belajar dari keluarga. Yes, my mom bergelut di property tapi beliau lebih fokus ke passive income jadi mainnya di property yg memberi cashflow. Sedangkan aku dr awal mainnya bukan ya memberi cashflow tapi capital gain di akhir.
Aku cuma belajar dari pengalaman, property di GS awalnya dibeli utk bikin butik bukan utk main property. Tapi ternyata ada opportunity yg lebih baik di property makanya ga jd bikin butik. Terus rajin browse internet dan hampir 2 thn terakhir banyak sharing sama teman (yg skrg jd partnerku di cluster Cibinong). Kalau bukunya sendiri cuma belajar 1 buku "Property Cash Machine".
Tapi itu dia ngomong membangun bisnis property tanpa modal ya agak susah direalisasikan ya tbh apalagi sekarang bank nggak bisa KPR indent kalo mau ambil capital gain. Kecuali kalo startnya mau jd broker yg jualin property org lain. But yeah it's a good start as well, paling gak kan jadi tahu nilai pasaran suatu daerah dan seluk-beluknya.

View more

Ortu emang ngejatahin anak-anaknya sekian rupiah sebagai uang terakhir, ga boleh minta lagi abis itu. Terus uangnya kupake buat beli ruko di Gading Serpong akhir thn 2011 and as you know GS kan lagi develop banget jadi harganya naiknya cepet, udah gitu pas beli juga gue tangan pertama, beli pas masih gambar alias bangunannya belum ada. Pembukaan sales yg rebutan sama investor lain karena soldnya cepet banget.

---

Tapi kan karena bangunan juga belum ada jadi itu property nggak bisa kasih cashflow apapun. Tapi kan emang 2011-2013 itu masih kuliah jadi ada uang jajan, paling tambahannya ya freelance fashion designer. Photomodeling yg beneran dibayar juga baru tahun 2013 sih, sebelumnya photo iseng doang. Terus thn 2013 kan lulus, punya modal buka konveksi di rumah, modalnya cuma 15jt jadi duit segitu dr tabungan sendiri mah ada. Dan fashion jobs nya lagi laku banget, hore. Tahun 2014 awal konveksinya bangkrut, ditipu pegawai sendiri sampe kelilit utang ke client yg projectnya dibawa kabur, jadilah gue pinjem duit nyokap lg utk bayar utangnya ke client. Dan cara gue balikin uangnya ya kerja sama nyokap di bahan bangunan gitu jadi digaji tp gajinya dipotong buat bayar utang. Sedi. Tapi tetep freelance yg fashion design, photomodeling, and guess what saking bangkrutnya gue sampe beli pulsa aja susah, gue buka online shop jualin barang bekas yg ada di rumah, jadi kalo lu mikir hidup gue enak mulu ya kagak.

---

Tahun 2015 awal rukonya sudah jadi dan kejual dengan margin yg cukup tinggi. Dari situ gue bisa bayar ke parents yg tahun 2011 kemarin gue pinjemin (walau sebenernya doi ga minta tapi diterima juga tuh HAHA dasar mamah! Dan enaknya ga pake bunga kalo minjem sama ortu). Sisanya ada sekitar sekian rupiah buat buka restoran dan bikin perumahan. Kalo kost-kostan itu dikasih nyokap, katanya nyokap terharu gue balikin duitnya pdhl ga diminta, jd dikasih. YHA GA NOLAK HAHA. Excusenya sih dia juga udah capek urusin tapi paling cuma excuse doang. Padahal value kostnya lebih mahal berkali-kali lipat dari uang yg gue bayar.

---

Jadi kalo dibilang gue hebat ya enggak. Terlalu overrated. Soalnya yg hebat itu nyokap gue, klo nyokap gue ga dari awal ga modalin ya apalah saya.

View more

Ok lanjut ya setelah tahap I dan II kita masuk ke tahap III

---

III. SYSTEMIZING
Pada tahap ini usaha kita ibaratnya seperti anak remaja (ABG) yang kalau tidak dikasih aturan bisa makin bandel, sedang mencari jati diri atau eksistensi. Pada umumnya di tahap ini usaha Anda sebenarnya sudah stabil secara cashflow juga profit hanya saja mulai butuh arahan VISI yang jelas, mau di bawa kemana usaha Anda selanjutnya. Pada saat Anda mencari jati diri, mungkin sesekali Anda akan meninggalkan post Anda dan mungkin sesekali juga Anda akan tergoda pada lahan bisnis yang lain hingga akhirnya hilang fokus pada bisnis Anda yang sedang jalan ini.

---

Di tahap ini Anda saya sarankan untuk tetap fokus dan perbanyaklah membaca buku-buku yang menyajikan model-model pemimpin perusahaan idola Anda. Misalnya biografi-biografi pemimpin bisnis terkenal seperti ; Steve Jobs (Apple Inc), Sandiaga Uno (Saratoga Recapital), Jack Ma (Alibaba.Com) dst.

---

Buku lain yang menunjuang untuk internal bisnis Anda sendiri mungkin buku-buku yang menyajikan tentang manajemen pemasaran ; cara membuat SOP (bukan makanan) dan menerapkannya pada usaha Anda dst. Intinya semua ini ditujukkan untuk merapihkan usaha Anda dan memperkuat jati diri perusahaan Anda.

---

IV. MULTIPLYING
Pada tahap ini usaha kita ibaratnya seperti seorang dewasa yang sedang mencari 'partner hidup' untuk mempersiapkan 'keturunan' baru dalam kehidupan Anda. Artinya, di tahap ini sebenarnya usaha Anda sudah cukup mapan dan Anda siap melebarkan sayap bisnis Anda. Entah itu membuka cabang atau mem-Franchise-kan usaha Anda. Biasanya masalah yang sering muncul adalah masalah-masalah birokrasi, mencari partner yang sejalan dengan cita-cita Anda dan keterujian SOP bisnis Anda. Jika sudah di tahap ini mungkin referensi buku yang Anda sebaiknya baca adalah tentang ;

---

1. How to Franchise Your Business
2. Retail Management / Management Distribusi
3. Aspek-Aspek Legal dalam Bisnis
4. Managemen Sumber Daya Manusia dst

---

Nah untuk yang ke-IV bersambung lagi ya nunggu banyak yang LIKE baru saya share lagi :D

View more

I built this clothing manufacture in 2013, when my fashion career was better than ever. With my background as a designer who does a lot of details on a gown, I got a lot of clients.

---

Everything went well. Then, I trusted my employee too much. I wasn't born to stay in the same place everyday, so when I had this clothing manufacture, I used to leave my workshop for many times. I realized, "producing ready to wear" isn't my passion. It's fashion, but I prefer to design a gown, not producing casual wears. But it was like money machine, I didn't plan to shut the business down eventho I didn't really like it.

---

I usually leave after I gave them the job desk about what they had to finish in that day and went home before 5 PM to check if their works were done rightly. I had to admit, my quality control back then was not really good bcs I didn't really keep an eye on them.

---

Until one day in 2014, I left my workshop as usual and there was one of my employee who worked until about 8 PM. She did the finishing (the last thing to do in the progress) so my other employees already left the workshop at 5 PM because their tasks were already done. She was alone, I was not there, and the next day I came to my workshop, turned out she brought 2 portable sewing machines and all the projects that my client already paid for. I couldn't track her because her address (based on ID card) isn't in Jakarta. She rented a room near my workshop but she already moved out when I went there.

---

So, yeah, I lost 2 portable machines. It wasn't really expensive. The problem was: I had to return my clients' money because I couldn't finish his project that he already paid. It was about 20 millions, not a big number for some of you, but gosh it was a nightmare for me. I already used the money to pay my employees and... well, I shopped a lot. That's my mistake. He understood the situation, fortunately, but I still had to return his money. I didn't have any cashflow so I had to shut the business down, I had to fire the employees who worked really well, I sold all of my machines, and borrowed my Mom's money to pay him. And to return my Mom's money and cover my needs, I worked under her commands in a building materials field (Exactly not a place for me, I hate to stay in a dusty workplace). My mom would never give me money for doing nothing tho.

---

Moral of the story:
1. If you can't stay, put CCTV that connects to your mobile phone.
2. Don't spend your money too much for unimportant things, you need spare money just in case shit happens.
3. Don't trust anyone to do your business.
4. Don't hire random person, s/he might be talented but s/he might be psycho too. Will be much better to hire someone from your friends' recommendations.
5. If you're a person who can't stay in the same place everyday, find another business that doesn't really need you to always stay or create a good management that allow you to leave your workplace anytime you want.

View more

F&B dan property. Freelancenya adalah hobby yang making money: fashion design (used to be main job), make up, and photo-modeling.

---

Tips:

---

1. Find your passion, then enlarge the possibilities. Misalnya passion km bermusik, pilihannya ga mentok cuma jd musisi, bisa nyerempet misalnya buka music school atau jual beli music instruments bekas artis terkenal etc. Disesuaikan lah jangan terlau idealis kecuali kamu tokoh yg berpengaruh sampai bisa menjual keidealisanmu. Gue selalu bilang disesuaikan sm passion krn bisnis kan butuh modal dan akan ada up & down, kalo ga suka2 bgt sm bidangnya nanti gak terlalu put more effort to fight when the business is down nanti yg ada cuma buang duit utk modal yg bahkan gak BEP.

---

2. Secara teori sih ya hal standard dlm business plan: vision mission, survey target market to set your 4P (Product, price, place, positioning), marketing strategy, management strategy, set your SWOT analysis, budget planning, learn your Standard Operation Procedure, banyak sih, dan ini hal yg sangat penting tp tidak gue lakukan= cashflow calculation or whatever its name is, which I unfortunately didn't really learn from fashion business school (mestinya dulu gue ambil international business sekalian ye). How to estimate your revenue. Gue masih ga gitu ngerti jg utk bisa forecasting yg realistis sih 😂 baru aja belajar kmrn direcommend temen utk mempelajari. Jd baru baca" aja di internet sembari mempelajari. Oh yes: keep learning. Keep reading. Keep exploring. Your business can't be static, clock is ticking, bisnismu harus mengikuti market tanpa kehilangan identitasnya.

---

3. My experience: NEVER trust anyone to handle your business. No matter how trustable he looks, just no. Your business can be your enemy when it's down. Kamu maunya profit eh malah kelilit utang. Shit happened (to me, yes). Sialnya bukan gara-gara kamu tapi ada org jahat yg mau menjatuhkan km. Be careful, always keep an eye, watching over eventho lo terlihat pasif bukan berarti lo harus buta.

---

4. Cari circle yg tidak hanya membuatmu berkembang menjadi lebih baik, tapi juga membuatmu merasa bodoh. The most dangerous circle is the place where you're the best among others, karena itu membuatmu merasa hebat dan berhenti belajar. Ya karena gak ada yg melebihi pengetahuanmu sehingga km ga bisa belajar dr siapapun. So, get out, find the circle where a lot of people are better than you. Merasa bodoh agar belajar supaya pintar itu jauh lbh baik drpd merasa pintar sehingga tetap bodoh.

---

5. This is also one thing that I don't do but you better do: Kerja dulu sama org lain yg sebidang dgn hal yg kamu minati. Minimal, sering sharing sm org yg sudah senior di usaha tsb. Tapi inget, banyak org yg pelit ilmu sehingga "company's secrets" itu baru bisa revealed setelah kamu masuk di dalamnya (alias kerja). Orang pintar itu belajar dr kegagalan, tapi lebih pintar lg kalau belajarnya dr kegagalan org lain so u dont have to fall into the same hole.

---

Good luck! Nih selfienya ;p not today

View more

I'm gonna share what I've experienced, alrite?
In 2011, I was 20 years old, my parents gave me "Last Money" after I graduated, I can do whatever I want with it, but I can't ask more money anymore.
So, in October 2011 I used that money to purchase a property in Gading Serpong, Tangerang. When I bought it, it was Paramount's first period, so the building hasn't finished at all yet. So, for almost 2 years, I had to wait until it's done. It means I don't get any cashflow from that property, I couldn't rent it, I couldn't sell it. Well... I could sell it if i wanted actually, but looking at how the property's value increases in South Tangerang, I wanna keep it longer so I can sell it in a higher price someday. When I purchased it in 2011, I actually planned to make it as my beauty bridal. But looking at the selling price in a developing area, I know property business is waaaay more promising.
So, since I didn't have any cashflow before I sell that property, I did whatever that makes money (and make me who I am now): Private order for gown making, wardrobe rent, make up service, and photo-modeling. And also sell my secondhand stuffs on instagram as well to get more money. But once when my clothing manufacture was bankrupt and brought me some amount of debts, I became my mom's assistant for 4 months to cover everything. Because I can't ask more money from my parents by doing nothing anymore.
In early 2015 finally my property was sold to someone else. The selling price was almost doubled compare to the price when I bought it in 2011. Guess what, I can payback my parents when they didn't ask to, 100% full. Well, thank God they didn't ask for interest rate, LOL. The remains of the profit, I used it to open a restaurant and invest in property again with Unity Land. So, I purchased a 400sqm lot in Cibinong and cooperate with Unity Land as a developer to build 4 houses there, which is ready to sell http://unity-land.com/kemangresidence :p
Seeing how I can manage the money I had, my parents gave me another chance to use their extra money again, but it was kinda limited and it's too hard to find a lot / property with that price in Tangerang / Jakarta, and my parents didn't want me to buy any property in another area like Depok, Bogor, Bandung, Yogya, etc (Katanya nanti susah ngurusinnya. Cibinong boleh karena dulu gue diem-diem investnya). So, after discussed for months, I finally don't take the money but they gave me a full right to handle one of their property, which now I named Sevenine, in South Jakarta.
Moral of the story: Jangan kecewain org tua, intinya mah org tua pasti mau bantu kita sukses. Kalo udah terbukti bisa, mereka akan selalu mau bantu supaya kita makin maju. Coba kalo dulu duitnya buat gue beli Lamborghini or one-two dozens of Hermes and Chanel, mungkin yg ada mereka nyesel mempercayakan gue utk muterin duit. Plus, untuk property, carilah di area yang sedang/mau/calon" develop. Bisa beli harga murah, beberapa tahun lagi melejit tinggi.

View more

5 tangga bisnis:
Starting = fokus ke omzet dan perputaran uang. Yang penting JUALAN dan cashflow lancar.

---

Profiting = memaksimalkan keuntungan, salah satunya BRANDING supaya value (nilai) produk kita tinggi di mata target market. Harga jual bisa lebih tinggi dengan isi yang sama.

---

Systemizing = mendokumentasikan semua kegitan usaha mulai dari pembelian bahan baku, penerimaan barang, produksi, packing, distribusi, A-Z pokonya. Tujuannya agar bisnis bisa dIDUPLIKASI.

---

Multiplying = menduplikasi sistem (semacam buka cabang) di tempat atau kota lain.

---

reaping freedom = bisnis jalan, ownernya jalan-jalan.

---

Gak usah mikir branding dulu kalo awal mulai usaha, gak usah takut di cap murahan. Awal mulai usaha yang penting itu SURVIVE dulu alias bertahan. Belum saatnya masuk profiting apalagi branding. Kalo dari awal udah mikir yg njlimet gitu, ntar pergerakannya jadi KAKU karena udah terkotak-kotaki duluan pikirannya: harus begini harus begitu.

---

Tapi kalo masih kekeuh, insyaAllah strategi harga coret itu berhasil ko. Harga mahal di coret jadi harga murah. Bilang aja lagi promo.. Good luck!

View more

Segala sesuatu harus dilihat balanced. Masalahnya banyak advokat freelance sering melebih2kan enaknya, tapi gak mau ngomongin gak enaknya.

---

Enaknya freelance: jadi bos diri sendiri, gak ada yang ngatur, gak harus ngantor, dll. Kalau, KALAU, kamu sukses banget, kamu bisa mendapat uang lebih dari gaji karyawan rata2 teman seumur kamu.

---

Tapi pikir juga gak enaknya. Freelancing artinya cashflow bisa unpredictable, karena tidak ada gaji tetap. Freelancing artinya kita harus "germo"in diri sendiri (sementara kalo karyawan digermoin perusahaan). Cash flow gak jelas ini bisa jadi masalah saat perlu pinjaman dari bank.

---

Selain itu, yang terlihat makmur adalah freelance yang sudah ngetop. Yang belom ngetop harus susah payah, bersaing dengan yang belom ngetop juga, dan ngelawan yang sudah populer.

---

Freelance juga mendapat toleransi kesalahan lebih kecil, dan jadinya personal. Kantor saya kemarin pake freelance illustrator yang tidak profesional, meninggalkan project di tengah jalan. Namanya langsung diblacklist kantor saya. Dan siapapun orang kantor yang kelak pindah ke agency laen akan mengingat nama freelancer "hitam" ini.

---

Freelancing tidak lebih baik dari menjadi karyawan, dan juga sebaliknya. Pertimbangkan kecocokan gaya kerja dan gaya hidup yang kamu inginkan. Ingat, kedua pilihan ada enaknya, ada gak enaknya.

View more

bukan dari olshop kok. :D

---

ya kira-kira segitu, itu hasi jerih payah mengajar di bimbel dan sebagai guru private, selain itu ngebantu ngeaudit dan memanage keuangan di perusahaan om aku lebih tepatnya sih sebagai bawahannya bendahara 2, jadi tugasnya ngejurnal transaksi, menghitung cashflow juga, karena kerjanya hanya itu, jadi aku dibutuhkan di kantor kalau akhir bulan atau pertengahan bulan buat mengumpulkan data buat di bukukan (cuma bantu-bantu sedikit tapi bermanfaat).

---

bimbel privateku ada 20 orangan sekarang, Alhamdulillah. jadi cash inflow bertambah juga otomatis.

---

kalau olshop risecollection itu sebagai hobi, ga aku masukan dalam cashflow. tapi sebagai value addict. kalau jumlah pelanggan banyak dan yang order di risecollection juga seimbang, berarti banyak juga anak-anak yatim piatu yang di panti asuhan, dan para mujahideen di Palestina yang merasakan bahagianya, karena 50-90% dana aku berikan ke mereka. emang aku khususnya buat mereka, biar yang belanja uangnya juga bersih sekalian beramal untuk mereka semua. :D
doain aja ya semoga risecollection sukses agar muslimin&muslimah di seluruh dunia merasakan kebahagiaannya juga, aamiin. :D

View more

Ini wa rasa lumayan:
http://www.infovesta.com/
http://howmoneyindonesia.com/

---

Kalau buku, kalau saya bilang saya bacanya ini, kamu marah gak?
http://www.amazon.com/Investments-6th-Edition-William-Sharpe/dp/0130101303

---

Mau nambahin satu lagi deh, yang tadi belum: kenapa penting punya hutang atau pernah mencicil (dari lembaga keuangan (LK) resmi semisal bank).

---

Miskonsepsi yang beredar di masyarakat kita adalah bahwa hutang itu buruk. Salah, gak selamanya. Kalau kamu berwirausaha, kamu pasti tahu rasanya susahnya mencari tambahan modal untuk usaha kamu. Kalau kamu ingin pinjam dari bank, kamu harus punya aset/jaminan dan riwayat kredit yang jelas.

---

Riwayat kredit (credit history) yang bisa dicek oleh semua pihak adalah yang resmi tercatat oleh Bank Indonesia. Ketika kamu punya kartu kredit, punya cicilan motor/mobil, KPR, dsb, dari LK yang resmi, semuanya berikut performa pembayarannya akan tercatat. Semakin bagus riwayat kredit kamu (pernah meminjam besar dan pembayarannya lancar), semakin menarik kamu di mata LK lainnya untuk mendapatkan kredit berikutnya. Ini masalah kepercayaan dan rekam jejak. Kamu bisa aja punya 100 juta rupiah di tabungan, belum tentu kamu bakal membayar 20 juta tagihan cicilan kamu tepat waktu.

---

Bagaimana dengan masalah bunga? Itu trade-off dari pembiayaan yang kamu dapatkan di awal, tapi cashflow kamu akan dimudahkan dengan cicilan yang terbagi. Kalau kamu mau nabung 2M sampai dapat rumah, kapan kamu akan punya rumah? Keburu harganya naik lagi. Lagipula, kalau semacam kartu kredit, itu hanya terkena bunga kalau kamu tidak membayar lunas.

---

Jadi, kalau income kamu sudah cukup steady, jangan alergi banget sama mas-mas dan mbak-mbak yang nawarin kartu kredit di mall-mall. Itu langkah pertama menjadi dewasa, secara finansial.

---

Udah itu aja, sebelum overkill.

View more

Ich rap für die Blockbanger, lebe den American Dream
Zocke mit sexy Teens auf Flatscreens Resident Evil in President Suites
Ich verticke den Stoff, ich vergewaltige Hoes
Ich hab gewaltiges Coke, komm in deine Hood und deine Alte will blow'n
Mein Herz ist kalt wie der Mond, ich klär Internet-Schlampen bei Facebook
Währenddessen geh'n ihre großen Brüder mit Hintergedanken in Gay-Clubs
Bastard, ein Schuss in dein Herz, Cashflow durch Waffenhehlerei
Volle Kasse jederzeit
Ich bange deine Chick und sie sieht aus wie frisch von 'ner Massenschlägerei
Big Boss, AKs, Pumpguns, Playmates, Cokelines
Showtime, Gangbang, Ray-Ban, ich bleib für immer Selfmade
Ich treff dich nachts im Bezirk und nachdem ich dich zum Krüppel schlag
Lass ich dir, weil ich grad gut gelaunt bin
Noch mein Baseballschläger als Krücke da

View more