I totally agree with you that carnal lust can only be tamed, but not eliminated perfectly. But does that mean people who take celibacy vows are lying to themselves? Regardless of religions' requirement, of course.
Like, of course I respect anyone choice to celibate, but personally I just can't imagine life without sex. I think of carnal lust as this big bad beast inside of us. We can leash it, but its always barking... waiting to be released and consume.Oh, and purity rings are shit marketed for the red necks.
Not a problem at all :)I also enjoy your answers about growing up in Bali, aku juga waktu kecil sempet tinggal di Bali so it kinda bring back the good memories.And Amira, why you're so pretty like Lorde?
Kak, dulu banyak ngga temen kakak di SasCin yg D.O.? Share dong kak pasca D.O. itu gimana temen2 kakak melanjutkan hidup? Maksudnya apakah kuliah lagi di tempat lain, atau kerja?
Dulu angkatan gue cuma 25 orang dan hanya satu yang akhirnya DO. Dia akhirnya malah kuliah kebidanan (random, I know). Angkatan di bawah gue, terutama 2008 ke bawah udah semakin brutal DO-nya. Bisa sekelas kali yang DO. Most of them kuliah di tempat lain, atau ikut tes masuk UI lagi ambil jurusan lain. Mungkin juga ada yang kerja, but I'm not very sure.
Thank you kak Alex, I appreciate your opinion. I think I'll just wait and see where this situation is going, seeing my mom is kinda religious and a little bit conservative. Once again, thank you.
om alex, biar bisa pinter b.ingg secara otodidak gimana sih? :(
Tinggal di Inggris. Atau di negara apa aja yang penduduknya pakai bahasa Inggris.Tapi kalau enggak bisa, ya udah, sering baca majalah/buku bahasa Inggris, kalau dengerin lagu bahasa inggris, iseng2 cari tau artinya pake kamus, nonton film subtitlenya jangan bahasa indonesia, tapi pakai subtitle Inggris (trust me it works).Kalau mau jadi pseudo-native speaker coba kalau ngomong apa-apa mulutnya agak dimonyongin. http://www.youtube.com/watch?v=GW6XFUBU7Lc