@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

UI terkenal dengan cerita horrornya waktu kak alex kuliah disana apa pernah mengalami kejadian mistis?

Alhamdulilah nggak, walaupun sering nginep di kampus (di Teknik tapi, bukan FIB), pulang jalan kaki malem2 abis nonton dari Detos ke Kutek lewat Jembatan Kansas, dll. Tapi sering denger cerita temen sih yang pernah ngalamin dan gue yakin emang UI angker karena hutan gitu dan banyak yang mati.
Salah satu cerita yang gue inget, gue kan ikut UKM Radio (RTC UI) dan studionya tuh di Pusgiwa Teknik, siarannya Senin-Jumat sampai jam 12 malem dan banyak yang suka nginep internetan. Suatu ketika ada penyiar yang siaran malem sendirian gitu, terus nerima penelepon dan aneh gitu, pokoknya serem deh sampe dia parno dan nutup telepon terus dis ngeliat kaca pembatas studio siaran tiba2 ada bekas telapak tangan gitu di kacanya.

People you may like

dillarhm’s Profile Photo dilla
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
SeptiaTriAnanda886’s Profile Photo Septia
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
vinnamirandaputri’s Profile Photo Kuna
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
AnindyaPark’s Profile Photo miracle
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Miftasya_’s Profile Photo Miftasya
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
laylyazahro13’s Profile Photo lylyyy
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

wdyt about seorang "Raditya Dika" ??

kholidhabrilliant7’s Profile PhotoKhl
Gue suka banget Kambing Jantan waktu pertama kali keluar. Waktu itu gue udah masuk sastra cina UI dan cewenya Raditya yang dijuluki si kebo itu senior gue angkatan 2003 (gue 2005) jadi kocak aja. I appreciate the book karena jadi pionir untuk buku-buku humor yang diangkat dari personal life orang yang tadinya gak kita kenal sama sekali. Selain Radit, gue juga suka baca blognya Cassey Bun dulu. Terus Kambing Jantan sukses, Radit bikin buku baru, gue beli karena masih excited, terus keluar buku lagi dan lagi terus gue mulai mikir "Err.... gini terus aja yang dibahas?" terus ya lama-lama bosen aja dan udah gak tertarik lagi.
And then Raditya Dika is everywhere, gue makin bosen. Belum lagi karena di kehidupan nyata dia juga keliatan gak seseru dan seasik cerita di bukunya, malah cenderung snob. Gak tau kena sindrom artis atau emang dari sananya.
Sama nih kaya selebask yang suka ke mall sok-sok pake hoodie biar gak dikerubungin dedek2.

View more

isn't it too soon to say that genetics is the sole reason of people being a transgender? the research is still on the early stage and the difference of white matter in cisgender and transgender is actually caused by performance and experience rather than genetics.

bortalizer’s Profile Photo@issen.tial | @wear.sateer
And your point is? Is it refer to my "mungkin bawaan orok" answer? If yes, then...
isnt it too soon to say that genetics is the sole reason of people being a

Lo bangga nggak sih, punya orangtua yang pekerja, super sibuk, sampe sampe makan siang aja nggasempet dibikinin sama mama lo. Sampe sampe temen lo ngeledekin, ngebandingin lo dengan mereka yang tiap saat makanannya disediaan nyokap?

Gue bangga orangtua gue masih berusaha memberikan yang terbaik biar gue bisa sekolah. Kalo gue jadi lo justru gue yang bakal bikinin bekal buat nyokap.

kak wdyta @RachelVennya yang putus sama @okinnn gara2 ketahuan niko selingkuh dan ngehamilin @anandadenira? padahal mereka baru aja dari Turki dan udah ada lamaran. niko brengsek ya ternyata

Gimana kalau untuk ini aku diem aja no comment biar gak dianggap takut kehilangan spotlight?
Pesannya sih semoga Rachel sabar dan mungkin ini cara Tuhan ngejaga Rachel dari hal yang lebih buruk (kalau ketahuan selingkuhnya pas udah nikah , gimana?)
Tuh kan, jadi ikut komentarin lagi. Maaf ya.

Banyak yang bilang, bahwa selera musik rata-rata orang Indonesia tergolong payah. Apa tanggapanmu atas pernyataan yang cukup populer ini?

thesalahgaul’s Profile PhotoPalkå K.
Wah siapa yg bilang tuh? Generalisasi banget. Selera baik itu kan relatif, kita bisa aja puja2 Sigur Ros setengah mati, tapi mungkin aja menurut fans Kangen Band, Sigur Ros itu musik sampah gak ada enak2nya. Siapa yang salah? Fans Sigur Ros atau Kangen Band? Gak ada yg salah dong, kan selera masing-masing. Sama gak salahnya kalau kamu kebetulan suka Sigur Ros DAN Kangen Band.
Menurut gue kita beruntung sebagai orang Indonesia karena kita sangat terbuka dengan musik dari negara/budaya lain. Musik Cina, Arab, India, Portugis, Belanda bisa kita nikmati sudah sejak bahkan negara ini belum punya nama. Kalau di zaman modern, kita bisa nikmatin musik gak cuma dari Amerika, tapi juga Inggris, Eropa lainnya, Jepang, Korea. Beda dengan misalnya orang Amerika atau negara yg terlalu "bangga" dgn bahasanya sampai mereka merasa tidak perlu belajar bahasa lain atau menerima budaya lain. Bahasa simpelnya, orang Amerika itu menganggap negaranya sebagai pusat dunia, kaya kalau musisi mau terkenal di seluruh dunia, dia harus ada di chart musik Amerika dulu. Kaya belum tentu remaja Amerika dulu kenal Westlife atau Aqua, jaman sekarang pun kalau ngobrol sama orang bule soal band2 indie di luar negara mereka tapi cukup terkenal di sini (kaya Sondre Lerche atau Kings of Convenience) mereka banyak yg gak tau. Intinya, orang Indonesia tuh referensi musiknya banyak banget dan kita terbuka dengan banyak musik dari negara lain bahkan sebelum adanya internet.

View more

Please, be a darling and write something beautiful for me. If you deem my request too selfish, please be lovely and write something beautiful for everyone.

PalakieNevermore’s Profile PhotoKaryakarsa.com: KalaSanggurdi
Hi Mario, akhirnya aku punya sesuatu untuk aku tulis. Sebelumnya, aku ingin cerita seikit jika aku adalah orang yang canggung dalam hubungan sosial. Saya hampir tidak pernah membuka percakapan dengan orang asing, sekalipun hanya ada aku dan orang itu di ruang tertutup. Contoh paling sering adalah ketika aku naik taksi. Setelah menjawab sapa dan menyebutkan tujuan, biasanya aku hanya terdiam menatap ke luar jendela. Tenggelam dalam lamunan sendiri yang sesekali terusik tergantung seberapa pahamnya supir taksi tersebut ke tujuan yang aku tuju saat itu. Aku hanya melamun dan terkadang menuliskan apapun yang ada dalam lamunanku dalam notes di handphone. Berikut ini adalah lamunan dalam perjalanan taksi sore tadi, di Minggu sore bulan Desember yang basah dan supir taksi ramah yang memasang playlist lagu-lagu rock 80-an seperti Queen dan bahkan "House of the Rising Sun". Jujur saja, ini bukan tulisan yang indah, tapi setidaknya itu yang ada di diriku saat ini.
Jakarta kota yang sesak. Tapi entah kenapa di kota yang padat dalam setiap incinya ini aku masih merasa lengang. Lengang mungkin terdengar optimis, aku rasa kata yang lebih tepat adalah senyap. Selalu ada rasa senyap yang menusuk melihat gedung-gedung tinggi yang mencakar langit. Kemelankolian itu bertambah beberapa kali lipat di senja Desember, ketika langit baru selesai hujan. Udara basah, gemericik air terlindas roda dan pantulan matahari terbenam di atas jembatan layang. Kota ini seakan indah. Semarak tapi juga bisu. Bunyi deru kendaraan sudah menjadi hal yang lebih akrab dari bunyi nafas kita sendiri. Aku ingin percaya kalau kota ini indah. Tapi tanpa bernafas pun aku sadar kalau itu hanya ilusi. Jakarta ibarat labirin tak berujung dengan sejuta belokan yang mengurung kita di tengah-tengah. Sejauh apa pun kita berlari, kita hanya akan kembali ke garis awal. Memulai lagi dari doa bangun tidur sampai tidur lelap yang tak jarang lebih nyaman dibanding tersadar dalam realita. Aku paham itu. Tapi melihat semburat cahaya keemasan di Minggu sore yang sejuk ini aku ingin menikmati momen ini tanpa sesal. Aku ingin percaya bila semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya untuk detik ini.
Semoga kamu memiliki hari yang indah di sana, Mario, dan siapapun yang membaca tulisan ini.

View more

ada orang Indonesia, fluently ngomong Inggris, terus dia sekolah diluar negeri bertahun-tahun. pertanyaannya menurut kakak pas dia mikir/ngomong dalam hati, dia pake bhs. Indonesia ato bhs. Inggris?

Bahasa Inggris, apalagi karena dia biasa berpikir atau memecahkan masalah dalam Bahasa Inggris.
Dan kamu tau gak, kepribadian kita berubah seiring bahasa yang kita pakai, ada penelitian tentang hubungan antara bahasa yang kita pakai dan cara berpikir kita.
Itu karena untuk memakai sebuah bahasa yang baik, kamu harus berpikir sebagai native speaker. Dan setiap bahasa punya karakternya sendiri, misal memakai bahasa Prancis atau Italia akan membuat kamu merasa lebih ekspresif dan bersemangat. Tapi kalau memakai Bahasa Jerman, kamu bakal merasa agak kaku dan tegas. Contohnya mungkin kalau kamu juga ngomong bahasa daerah (Jawa, Sunda, Batak, etc) pasti kamu ngerasain ada bedanya deh sikap kamu saat ngomong bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
As for me, sometimes I feel more creative to write in English, and I feel more expressive when I explaining something in English, kalau memakai bahasa Indonesia gue ngerasa lebih pendiam dan hati-hati, terutama dalam menulis sastra, gue lebih nyaman memakai Bahasa Indonesia.

View more

what do you think about sinetron indonesia or film indonesia masa kini?

Aku jujur aja udah gak pernah nonton tv lokal lagi karena udah gak tau mau nonton apa... Udah gak ngerti variety show dangdutan itu maksudnya gimana, dan sinetron juga gak ngerti kenapa gitu-gitu aja. I grow up watching sinetron honestly, tapi entah kenapa aku ngerasa sinetron jaman 90an sampai 2005-an gitu masih menyenangkan untuk ditonton dibanding sinetron sekarang. Dulu waktu Indosiar baru muncul, aku suka banget sinetron Kipas-Kipas Asmara yang main Zainal Abidin Domba & Inneke Koesherawati. Terus dulu juga ada yang bagus serial Pondok indah di Antv (ala2 Beverly Hills gitu, Mona Ratuliu keren jadi cewe psycho) sama Anak Menteng. Lupus juga bagus, haha. Dulu apa ya, ceritanya lebih beragam aja.... gak cuma orang miskin jatuh cinta sama orang kaya aja (kecuali sinetron Raam Punjabi yang saduran film India semua ya). Terus FTV di SCTV jaman aku sekolah juga bagus-bagus lho ceritanya, temanya beragam, kalau sekarang FTV kan identik sama cewe ketemu cowo di Jogja/Bali gitu ya... atau yang jatuh cinta aneh2 ke Tukang Siomay lah, tukang jamu, tukang bubur, montir, etc.
Aku berharapnya sih sinetron bisa lebih variatif, aku ngerasa semua orang di sinetron itu agamanya islam, jarang banget ada tokoh sinetron yang agamanya kristen, buddha, hindu, konghucu dan dari daerah2 lain di Indonesia, gak cuma orang Jawa, Sunda, Betawi aja.... Bakal menarik kalau ada tokoh orang papua, bali, aceh, makassar, etc, sekalian kita juga tau orang2 dari daerah lain di Indonesia.
Thats why I love film Demi Ucok karena walau ceritanya di Jakarta, tapi kita jadi bisa tau gimana sih orang Batak memandang pernikahan dan jodoh :)
http://www.youtube.com/watch?v=6hkp5Xf1koUAlkupra’s Video 114056848050 6hkp5Xf1koUAlkupra’s Video 114056848050 6hkp5Xf1koU
Kalau film Indonesia, selain film2 hantu gak jelas di bioskop, Indonesia punya banyak filmmaker keren lho, cuma mungkin tereksposnya masih di kalangan yang segmented, kalangan yang suka nonton di festival film atau pusat kebudayaan. Banyak film lokal yang bagus belakangan ini, such as Rocket Rain, What They Don't Talk About Love, Jalanan, film-film Edwin, Paul Agusta, Teddy Soeriaatmadja, Lucky Kuswandi (film barunya Selamat Pagi Malam main tanggal 19 Juni! dan banyak lagi yang berupa film pendek atau omnibus gitu.

View more

Alkupra’s Video 114056848050 6hkp5Xf1koUAlkupra’s Video 114056848050 6hkp5Xf1koU

Next

Language: English