@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

Do you think love is overrated?

Kalau dulu gue masih sok tegar sok gak butuh companion pasti gue akan dengan lantang setuju. Tapi seiring bertambah umur... Ya... Love is a need.
To quote Björk's "Possibly Maybe":
As much as I'm enjoying solitude,
I wouldn't mind spending time with you,
Sometimes, sometimes..
Possibly maybe,
Possibly love.

People you may like

shellykamila’s Profile Photo meissa
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
ShaniaZaki09’s Profile Photo Shania Zaki
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
Shaniadiva’s Profile Photo Shania Diva
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
Arffdrmwn_’s Profile Photo Arif Darmawan
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Nuryenisaafitri’s Profile Photo NuryeniSaafitri
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
shintaarizkas’s Profile Photo
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
alfnbl2’s Profile Photo Fey
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Makasih ka udah jawab pertanyaan ku, kerasa banget feel nya. sumpah aku jadi pengen kesana :(

Rasanya aneh... Kaya lagi nonton film tanpa layar HD... Seems like in movie, tapi gue tetep sebagai penonton, alias masih outsider... Masih pendatang... Mungkin karena baru berapa jam ya.. Jadi belum kerasa... Anyway hari ini bakal mulai jalan2 officialnya! Excited :))
Makasih ka udah jawab pertanyaan ku kerasa banget feel nya sumpah aku jadi

5 tips un ala kakak kakak askfm dong:3

- Belajar
- Berdoa
- Minta maaf dan restu ke orangtua
- Sarapan dan minum air putih yang cukup sebelum UN. Minum multivitamin juga oke buat sugesti.
- Bikin contekan sendiri, Masih lebih baik daripada cuma nanya sama temen. Kalau kasak-kusuk nanya jawaban ke temen peluang ketauannya lebih besar, tapi kalau kamu bikin contekan di kertas, mau gak mau kamu pasti jadi baca buku/catatan pelajaran kamu lagi dong, jadi emang secara gak sadar belajar juga sih. Gini, jangan jadikan bahan contekan sebagai niat, karena kalau dari awal udah niat nyontek pasti lu juga males belajar/mikir. Jadikan bahan contekan sebagai senjata terakhir kalau udah bener-bener buntu lupa rumus atau apa.

Malam Ka Alex! btw boleh sharing gak gimana sih suka dukanya kerja di Nylon Magz? krn sebagian dari diri aku pengen kerja disana sepertinya..menyenangkan:'3 . *so sorry kl pertanyaan yg begini udh pernah ada yg nanyain sebelumnya*

#CareerHour
Suka duka kerja di majalah fashion/lifestyle secara umum:
(+) Karena sesuai minat, jadi ngejalaninnya juga enak-enak aja. lain ceritanya kalau kamu misalnya suka fashion tapi disuruh nulis tentang olahraga misalnya. Tapi harus diingat juga kalau kita gak boleh terpaku di hal yang itu2 aja, gak ada salahnya belajar juga soal hal-hal yang kita gak tau sebelumnya dari temen kerja yang lebih paham. Jangan karena kamu di fashion, kamu cuma pedulinya tentang fashion doang dan gak update soal politik, musik, teknologi, atau current topics lainnya. Di majalah kan udah ada bagian2nya sendiri, gak ada salahnya lho kamu "berguru" sama orang2 dari bagian2 lain itu.
(-) Kadang saking enaknya, kita jadi terjebak di zona nyaman, gak mau pindah ke tempat lain. Jujur ini yang aku rasakan sih, this is my first job, dan aku udah menginjak tahun keempat kerja di Nylon. Sempat beberapa kali ada keinginan untuk mencoba kerja di tempat lain, but somehow kaya ada perasaan "duuh entar aja deh, udah enak" dan "males adaptasi lagi". Aku takut aku gak bisa berkembang kalau stay di satu tempat terlalu lama, dan aku pengen coba menantang diri sendiri di lingkungan kerja yang baru. Dan hal itu belum terlaksana.
(+) Kerjanya "terasa" lebih santai dari pekerjaan korporat.Kita bisa pakai baju bebas yang sesuai kepribadian kita, sering keluar kantor dan pulang lebih cepat karena ada undangan event/liputan. E vent ini pun seru karena kita sering dapet goodie bags, diundang press screening film terbaru, ngeliput konser (aku gak pernah beli tiket konser selama kerja di media), diundang ke luar kota dan luar negeri.
(-) Awalnya emang santai leha-leha dateng ke event ini itu, tapi tentu aja selain goodie bags, kita juga bakal bawa pulang press release yang bakal jadi PR kita untuk ditulis. Dan baru kerasanya pas menjelang deadline. Itu saatnya "bertapa" di depan komputer, pasang headphone dan fokus ngetik seluruh kerjaan sampai selesai, bahkan sampai lembur. Itu bener2 bakal stuck di depan komputer sampai enek. Kita juga mungkin bakal berurusan sama klien yang bawel minta ini itu, terutama untuk urusan advertorial, ada beberapa klien yang super rese dan nyebelin tapi kita tetep harus ngerjain sebaik-baiknya.
(-) Walaupun keliatan "wah" dan "hedon" karena hangout melulu sana-sini dan disirikin temen2 yang kerja di bank/korporat, faktanya rata-rata gaji kerja di media itu gak segede kerja di korporat. Banyak yang kerja di media bisa jalan-jalan ke luar negeri hanya karena tugas liputan. Kalau bayar sendiri? Belum tentuu.
Overall, aku sih seneng kerja di media karena ini emang yang aku mau. Walaupun sering mikir, apa gue pindah kerja aja ya cari yang gajinya lebih gede. Tapi kayanya gue gak bisa deh "terpaksa" kerja cuma buat ngejar gaji tapi batin tersiksa. Kaya dulu temen gue sempet pindah ke e-commerce dengan gaji di atas 10 juta, cuma sepanjang kerja dia stress karena ngerjain tugas yang "bukan dia banget" sampai akhirnya milih balik ke NYLON.

View more

Kak mau nanya donk, di era yg serba digital ini majalah dan berbagai artikel tentang apa pun bisa diakses via web. so apakah menjual majalah dlm bentuk fisik msh relevan?

Nice question.
Betul banget, perkembangan internet bikin informasi cepeeet banget dan hal itu ngaruh juga ke bisnis majalah cetak. I mean, iya bener semua informasi bisa diakses lewat internet, terus ngapain beli majalah lagi ya? Imbasnya ke bisnis majalah jadi sangat kompetitif, banyak yang gak bisa bertahan dan akhirnya terpaksa tutup, kaya baru-baru ini semua majalah lifestyle franchise milik grup Kompas Gramedia harus tutup, padahal judulnya bagus-bagus lho, kaya InStyle, CHIC, More, Fortune, etc. I mean, itu grup Kompas Gramedia lho yang notabene salah satu grup media paling besar di Indonesia, gimana nasib majalah-majalah di grup yang lebih kecil? Ada yang benar-benar tumbang, ada yang kemudian memilih fokus jadi media online, tapi faktanya, judul-judul majalah baru terus bermunculan lho. Yang paling banyak bermunculan saat ini adalah majalah-majalah yang mengangkat kuliner dan travel, mungkin karena perkembangan tren di masyarakat kita juga yang makin melek travel ya. Majalah wedding dan majalah yang ditujukan untuk pemakai hijab juga terus berkembang.
Kembali ke pertanyaan kamu, aku sih jawabnya dari dua sisi ya, sebagai penikmat majalah dan sebagai orang yang kerja di majalah.
Kalau sebagai penikmat majalah, aku kebetulan gak suka baca majalah versi online, mungkin karena kebiasaan aja. Dari dulu sampai sekarang, aku gak bisa masuk toko buku tanpa beli majalah. Baik majalah yang emang sering aku beli, maupun majalah baru yang belum pernah aku beli sebelumnya dan bikin penasaran. Bagi aku majalah itu masih lebih enak bentuk fisiknya, dibaca sambil tidur2an atau leha2, sama nikmatnya kaya beli CD musik. I love the physical aspect of it.
Kalau sebagai orang yang kerja di majalah, hal itu jadi tantangan sendiri, gimana caranya kita kemas isi majalah yang beda dari majalah lain, punya ciri khas, dan bisa bikin orang tertarik beli sama kontennya. Gak cuma Nylon kok, aku yakin semua majalah pasti berusaha gimana caranya supaya orang gak nyesel beli majalah cetaknya. Karena itu kalau aku pribadi menganggap majalah sekarang harusnya sudah bukan lagi sekadar mengabarkan hal-hal paling baru, tapi harusnya sudah lebih in depth lagi. Sudah gak harus terpaku pada tren lagi tapi majalah harus lebih timeless, harus masih menarik dibaca katakanlah setahun setelah penerbitan. Karena itu aku suka majalah kaya Kinfolk, Frankie, Lula, Yen karena mereka gak terpaku pada the latest things in life, tapi lebih ke sesuatu yang akan bertahan lama. Baca majalah Lula edisi dua tahun lalu hari ini pun masih menarik kok. Itu cara untuk tetap relevan sih, majalah harus menulis artikel yang lebih dalam dari yang ada di internet dan lebih sustainable.

View more

kak alex kyknya kalo direal life asik ya kalo diajsk ngobrol?

Tergantung. Kalau baru kenal biasanya gue masih canggung dan diem sih. Kalau udah akrab/santai baru keliatan aslinya bawel tapi moody juga.
Tapi ada aja baru pertama kenal tapi bisa langsung nyaman dan akrab, ada juga yang udah berkali-kali ketemu tapi masih segan dan awkward.
Tergantung "vibe"-nya.

Next

Language: English