@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

People you may like

dillarhm’s Profile Photo dilla
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
SeptiaTriAnanda886’s Profile Photo Septia
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
vinnamirandaputri’s Profile Photo Kuna
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
AnindyaPark’s Profile Photo miracle
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Miftasya_’s Profile Photo Miftasya
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
laylyazahro13’s Profile Photo lylyyy
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Kak kasih pendapat dong tentang jurusan sastra.. apakah menurut kakak anak sastra itu ga sepinter anak2 jurusan lain? Jadi walaupun ada orang yang keterima jurusan sastra walaupun di univ terbaik di indonesia itu ga pinter? Opinion?

Jurusan Sastra selalu dianggap remeh dalam dunia pendidikan Indonesia. Sastra dianggap tidak menjanjikan peluang kerja dan masa depan yang cerah. Well, pola pikir orangtua kita memang masih terjebak di Indonesia sebagai negara berkembang. Dan perkembangan sebuah negara umumnya ditunjukkan dari pembangunan infrastruktur dan tenaga kerja siap pakai. Makanya, jurusan Teknik, Ekonomi, dan Kedokteran masih dianggap sebagai jurusan paling berprospek. Dan itu gak salah juga sih, karena Indonesia memang masih dalam tahap pembangunan dan semua orangtua ingin anaknya mengikuti jejak Si Doel sebagai insinyur. Gelar insinyur adalah lambang kerja keras anak bangsa, sementara Sarah yang mengambil jurusan antropologi adalah lambang anak orang kaya yang bebas ngambil jurusan apa yang da minati. Jurusan Sosial, Sastra, dan Seni sering dianggap sebagai jurusan orang kebanyakan duit, atau yang sukanya cuma main-main aja.
Waktu kuliah pun selalu ada ungkapan: "Mau masuk UI? pilih sastra aja, gampang masuknya, yang penting masuk UI kan? Sastra Jawa aja kalau perlu." Di lingkungan kampus, FIB mungkin juga gak seprestise FT, FE, FH, atau FK. Anak FISIP dan FIB sering dicap sebagai anak-anak yang sukanya bikin acara kampus, bikin acara hore-hore, berpakaian kaya mau ke mall, hedon, dan sebagainya.
Some people di FIB emang kaya gitu, banyak juga yang terpaksa masuk ke FIB karena pilihan pertama mereka gak dapet. Tapi apa bener kuliah sastra gak ada manfaatnya dan sesantai itu? Jawabannya tidak sama sekali. Gue akan berbicara sesuai pengalaman gue di Sastra Cina. Setiap hari kami harus menghapal puluhan kata baru dalam Bahasa Cina, bagaimana cara menulis karakter Hanzi-nya, cara melafalkannya, dan pemakaiannya dalam kalimat, Dosen juga strict banget, prinsip mereka, mendingan kalian gak usah masuk kelas, daripada masuk tapi belum nyiapin diri. Mereka menuntuk kita untuk datang ke kelas bukan untuk belajar, tapi untuk menunjukkan apa yang sudah kita pelajari di luar kelas. Anak Sastra Cina akhirnya terbiasa bawa kamus besar kemana-mana, bikin kelompok belajar, dan sering begadang untuk tugas. We study as hard as any other students hanya untuk ditanya "emang kalo udah lulus mau kerja apa?"
kita udah bukan di jamannya Si Doel. Kita ada di jaman sejuta peluang. Jurusan kuliah bukan lagi jaminan untuk dapet kerja yang kita mau. Kita bisa kerja apa aja yang kita mau selama kita berusaha sekeras yang kita bisa. Kalau enggak bisa? belajar untuk lower our expectation dan mengapresiasi yang kita punya sekarang. Enggak semua anak Teknik/Kedokteran hidupnya lebih bahagia dari anak Sastra yang katakanlah cuma jadi penerjemah tapi bisa ketemu berbagai orang yang menarik, ke tmpat seru, and live their life to the fullest.
Belajar sastra adalah belajar mengenal diri kita sebagai manusia seutuhnya. Bukan sebagai semut pekerja. Bukan sebagai bidak catur negara.
"Kehidupan Menggoncang dan Menggoyang Kita, Buku Sastra Menstabil dan Mengukuhkan Kita." - Heathcote William Garrod

View more

Kak kasih pendapat dong tentang jurusan sastra apakah menurut kakak anak sastra

http://www.alodokter.com/komunitas/topic/bisa-hamil-atau-tidak-3/ silahkan dibaca kelakuan remaja yang katanya GOALS indonesia rusaknya kayak gitu #prayforindonesia

Daripada ngurusin Karin melulu, mending pray buat ini nih:
"Liputan6.com, Jakarta - Hari ini Komisi VIII DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohanna Yembise, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Niam, dan Polri yang diwakili oleh Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Anang Iskandar.
Dalam rapat, Menteri Yohanna sempat menyebutkan kalau ada faktor kesalahan orangtua di kasus perkosaan.
Ia pun mencontohkan kasus pemerkosaan Yuyun, gadis 14 tahun di Bengkulu yang meninggal usai diperkosa 14 laki-laki.
"Kasus Yuyun itu yang salah orangtua. Orangtuanya sudah beberapa hari di kebun. Bagaimana mau memperhatikan anak itu?" kata Yohana saat RDP di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (30/5/2016).
Menurut dia, kondisi di keluarga mempengaruhi kasus kekerasan seksual. Oleh sebab itu, Menteri Yohanna meminta agar ada tindakan ke keluarga. "Sanksi ke orangtua harus kita perhatikan juga," ucap dia."
Seakan victim blaming belum cukup terus sekarang ngajak orang nyalahin orangtua korban juga? Udah gila apa gimana ya... Dibilang orangtua Yuyun patut disalahkan karena gak ngurus anak, beberapa hari di kebon. Ya emangnya di kebon ngapain? Maen petak umpet? ya nggak lah, pasti lagi cari duit buat biaya hidup dan sekolah gak sih? Kalau bisa sih, orang juga pengennya ongkang-ongkang kaki aja di rumah, gak mesti kerja berhari-hari di kebon buat cari duit.
Mungkin orang udah gak ngerti mau nyalahin siapa terus ujung2nya nyalahin orangtua korban yg jelas2 lagi berduka malah mau diancam kena sanksi juga.
Gila.

View more

httpwwwalodoktercomkomunitastopicbisahamilatautidak3 silahkan dibaca kelakuan

Thoughts about ask.fm :)

AmiraJasmineSalvatore’s Profile PhotoAmira Jasmine
Seru. Awalnya gue pikir kaya just another formspring dan isinya anak2 gaul kebelet ngetop. Dan awalnya emang gitu sih, cuma setelah @sarahsoeprapto kaya ngajak gue bikin akun dan gue ngintip profile dia, gue sadar kalau ask.fm juga bisa jadi sarana bagi ilmu, debat, dan kenal banyak orang dengan latar belakang masing-masing.
Awalnya gue kaya, ih isinya anak kecil semua... tapi somehow, ada sisi lain ask.fm yang isinya anak2 kreatif & opinionated. Ask.fm bisa lebih informatif dr Twitter yg cuma 140 karakter dan lebih ringkas dari blog post.
Sisi jeleknya. Banyak orang yang jadiin ask.fm sebagai alat pelampiasan stress mereka. Terutama yang hobi marah-marah atau bully secara anonymous.
Yang gue gak ngerti adalah orang minta followback untuk apa? Toh gak ketauan jg siapa yg follow elo. Kalau diTwitter kita masih bisa pamer kalau difollow artis atau selebtweet misalnya. Kalau di sini? Bahkan lo sendiri aja gak tau siapa aja follower lo.
So stop asking me for follow back and likes back :)

View more

Kenapa sekolah swasta lebih terkesan "elit" daripada negeri?

Kalau dulu gue merasanya karena anak swasta biaya sekolahnya mahal jadi secara otomatis dari segi finansial sudah ada "penyaringan" dibanding anak negeri. I mean, anak sekolah negeri juga banyak yang tajir, tapi kalau liat anak swasta tuh kaya secara strata sosial ekonomi dan pergaulan lebih eksklusif aja.
And the uniforms.
Kenapa sekolah swasta lebih terkesan elit daripada negeri

menurutmu, apakah masyarakat akan semakin hipokrit terhadap suatu hal atau akan menjadi lebih jujur?

valdiamadya’s Profile PhotoValdia Madya Putra
Hipokrit udah sifat dasar manusia. Termasuk saya. Karena saya cuma manusia biasa.
Contohnya tweet di bawah ini yang mengingatkan kita kalau semua orang "melacur", kalau gak fisik ya waktu dan jiwa, demi cari makan.
Sering juga kan banyak yang ngomentarin PSK itu kotor dan hina, tapi ya cuma bisa komentar aja... Belum tentu yg komentarin itu bisa kasih pekerjaan yg lebih layak dan kasih makan si PSK kan?
menurutmu apakah masyarakat akan semakin hipokrit terhadap suatu hal atau akan

Dulu masnya milih jokowi ya, sekarang liat jokowi begini kepemimpinannya, masih nganggep dia hebat ga?

farahfedia’s Profile PhotoFarah Fedia
Enggak. Tapi saya tetap yakin, kalau dulu saya milih capres yang satu lagi keadaan juga enggak akan jauh beda atau gimana dari sekarang.
Dari dulu juga saya menegaskan, saya bukan penggemar fanatik Jokowi, waktu itu pilihannya hanya the best from the worst. Dan saya gak percaya golput tapi ujung2nya sibuk berkoar-koar nyalahin pemerintah.
Apakah saya puas memilih Jokowi? Jawabannya enggak, sama seperti waktu saya milih SBY di periode keduanya. Tapi apakah saya menyesal memilih Jokowi? Enggak.
In the end, bangsa ini sudah terlalu lama sakit. Presiden itu cuma sosok dan terlalu berlebihan sebetulnya kalau berharap Jokowi bisa menyelesaikan semua masalah bangsa ini dalam kurun waktu 5 tahun. Penyakit bangsa Indonesia sudah terlalu berakar dan hidup bebas dalam mental penduduknya. Satu orang presiden gak bakal bisa mengubah bangsa ini kalau dari kita, rakyatnya sendiri juga enggak mau berubah.

View more

Apakah ask.fm mulai membosankan? Jika ya, pendapat kalian apa yg membuat ask.fm menjadi membosankan?

Selain topiknya yang itu-itu saja dan orang yang itu-itu saja plus spamming online reseller or something, kebosanan ini juga karena dari ask.fm nya gak ada inovasi apa-apa like tab untuk mention, hashtag, favorited answers, its like they don't even trying except the sometimes stupid question of the day, their annoying advertising (they clearly make some money), and their maintainance.

Bigots usually live in an environment surrounded by other bigots as well, preventing them to interact with more progressive people. They also follow fellow bigots in socmed, thus cutting all exposure towards progressive values. Knowing that, in your opinion, how to make them be more tolerant?

eugenialeonetta’s Profile Photoeugenia l.
Gapapa Indonesia gak bakal jadi negara maju di dunia, tapi di akhirat, karena kita bangsa yang sangat amat RELIGIUS.
Bigots usually live in an environment surrounded by other bigots as well

Would you mind to share your not-so-popular opinion(s) about everything that we haven't heard?

- Semua vlogger/YouTuber Indonesia dari mulai Reza Arap sampe Jason Purnomo semuanya bikin cringe
- YouTube (terutama channel YouTube Indonesia) gak lebih baik dari TV
- ngomong kata2 vulgar gak bikin lo keren
- posting foto sambil megang bir/ngisep rokok gak bikin lo keren
- Y'all need to read more books and find better goals

Next

Language: English