Alkupra

Untuk buku berbahasa Indonesia, saya suka karya-karya Eka Kurniawan seperti "Cantik Itu Luka", "Lelaki Harimau", dan "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas". Tapi kalau ditanya novel Indonesia favorit saya, saya akan memilih serial Supernova karya Dewi Lestari. Sekalipun banyak yang bilang serial ini overrated dan pretensius, serial ini memiliki tempat khusus di hati saya. Sambil menunggu kepingan terakhir, "Intelegensi Embun Pagi", saya iseng baca tulisan saya ketika Gelombang terbit dua tahun silam tentang alasan saya menyukai Supernova:

---

Awal perkenalan saya dengan Supernova dimulai dari buku pertama, Supernova: Ksatria, Puteri, Bintang Jatuh (KPBJ) yang dirilis tahun 2001 ketika saya masih duduk di bangku SMP. Teman sekelas saya membawanya ke sekolah lalu saya iseng meminjamnya dan baru mengetahui jika Dee sang penulis ternyata Dewi Lestari dari trio pop Rida Sita Dewi yang terkenal di medio 90-an. Sampulnya sekilas mengingatkan saya pada buku pelajaran fisika dan melihat isinya saya tercengang dengan banyaknya footnotes berisi istilah-istilah ilmiah dan teori antah berantah yang belum pernah saya baca sebelumnya. Its a little bit off-putting awalnya karena saya lumayan alergi pada pelajaran IPA tapi toh saya bosan di kelas dan mulai membacanya. Di rumah, saya menuntaskan buku pinjaman itu. Jujur, saat itu saya beberapa kali saya melewatkan bagian perdebatan intelektual Dimas-Reuben dan lebih fokus pada cerita Diva-Ferre-Rana. KPBJ keluar di tengah berkembangnya computer culture di Indonesia, ketika internet sudah semakin umum, termasuk hal-hal seperti bulletin board, hacker, The Matrix, chat room dan sebagainya yang menjadi obsesi baru remaja Indonesia, termasuk saya. Satu hal lagi yang membuat novel ini berkesan adalah penggambaran same-sex relationship di antara Reuben-Dimas yang tidak terjebak pada dinamika cliche dan stereotyping. Satu hal yang cukup personal bagi saya saat itu.

---

Selengkapnya di: https://alkupra.wordpress.com/2014/10/23/book-club-gelombang-kepingan-terbaru-saga-supernova/

View more

Sop, gue suka banget game fighting, paling suka game fighting dibanding genre apapun! Lo sebutin semua judul game fighting dari console apa aja, gue pasti punya karakter favorit.

---

Gue main game fighting apa aja sih dari Mortal Kombat, Smackdown, King of Fighters (dan semua game SnK), Street Fighter (dan semua Capcom), Darkstalkers, Bloody Roar, Virtua Fighter, Tekken, Battle Arena Toshinden, Tobal, Soul Edge/Calibur, Dead or Alive, Fighter Megamix... apa aja deh.

---

Gue paling suka game fighting yang 2D dan efeknya lebay sebetulnya dibanding game fighting yang realistis. Favorit gue Guilty Gears karena desain character yang super keren. Basically gue suka hampir semua karakter Guilty Gears, tapi yang paling ikonik menurut gue adalah I-No, si penyihir bergitar.

---

Other than that, game fighting yang paling berkesan buat hidup gue karena nilai sentimentil:

---

- Street Fighter II di dingdong
- Virtua Fighter di arcade (SS Mega Dunia)
- Mortal Kombat 3 di Sega Genesis
- Tekken 2 di PSX

View more

Hi Angga.

---

Dory Previn - Beware of Young Girls
https://www.youtube.com/watch?v=vmi7eeCNVvo

---

Liriknya berdasarkan kehidupan personal Dory Previn yang suaminya, Andre Previn (movie composer/conductor), menjalin affair dengan aktris Mia Farrow yang waktu itu masih berumur 23 tahun sampai akhirnya hamil. Dory menuntut cerai, Andre menikahi Mia, dan Dory sempat menjalani terapi kejiwaan karena affair itu. Setelah itu, lirik-lirik lagu buatanya malah semakin bagus dan introspektif, sampai akhirnya dia menulis lagu ini untuk Mia. Lucunya, there's real karma out there. Setelah cerai dari Andre, Mia menjalin hubungan dengan sutradara Woody Allen dan akhirnya berakhir karena Woody ketauan menjalin hubungan dengan anak angkat Mia bernama Soon-Yi yang waktu itu sudah berumur 21 tahun.

---

Ironic isn't?

---

Lirik lagunya sendiri:

---

Beware of young girls
Who come to the door
Wistful and pale of twenty and four
Delivering daisies with delicate hands

---

Beware of young girls
Too often they crave to cry
At a wedding and dance on a grave

---

She was my friend, my friend
My friend, she was invited to my house
Oh yes, she was and though she knew

---

My love was true and no ordinary thing
She admired my wedding ring
She admired my wedding ring

---

She was my friend, my friend
My friend, she sent us little silver gifts
Oh yes, she did, oh, what a rare
And happy pair

---

She inevitably said as she glanced
At my unmade bed
She admired my unmade bed, my bed

---

Beware of young girls
Who come to the door
Wistful and pale of twenty and four
Delivering daisies with delicate hands

---

Beware of young girls
Too often they crave to cry
At a wedding and dance on a grave

---

She was my friend, my friend
My friend, I thought her motives were sincere
Oh yes, I did, ah, but this lass
It came to pass

---

Had a dark and different plan
She admired my own sweet man
She admired my own sweet man

---

We were friends, oh yes, we were
And she just took him from my life
Oh yes, she did, so young and vain
She brought me pain

---

But I'm wise enough to say
She will leave him, one thoughtless day
She'll just leave him and go away, oh yes

---

Beware of young girls
Who come to the door
Wistful and pale of twenty and four
Delivering daisies with delicate hands

---

Beware of young girls
Too often they crave to cry
At a wedding and dance on a grave

---

Beware of young girls
Beware of young girls, beware

View more