@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

Things women do that turn off men ......

Aku ilfeel sama cewek yang:
- Gak bisa melakukan apapun sendirian.
- Cemburuan dan posesif. Nanya melulu kita pergi sama siapa kemana, ngecek handphone (BIG NO), sama nghubungin kita gak tau waktu
- Gak bisa diajak susah alias high maintained.
- yang bego dan wawasannya cetek
- yang kasar sama orangtua
- yang ngumbar2 kehidupan seksnya biar dikira badass

People you may like

dillarhm’s Profile Photo dilla
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
SeptiaTriAnanda886’s Profile Photo Septia
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
vinnamirandaputri’s Profile Photo Kuna
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
AnindyaPark’s Profile Photo miracle
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Miftasya_’s Profile Photo Miftasya
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
laylyazahro13’s Profile Photo lylyyy
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Menurut @greschinov, sebutan 'gay dan straight/hetero' sebagai 'gay dan normal' itu gapapa. Sebagai seorang Gay, bagaimana pendapatmu tentang implikasi bahwa gay itu "nggak normal"? Dan apa sepantasnya dia bilang kalian semestinya jangan tersinggung? http://ask.fm/Greschinov/answer/135609529501

Secara semantic ya nggak salah, being minority or different memang gampang dicap "tidak normal" atau melawan arus di antara kaum minoritas, sekalipun its something di luar kehendak kita.
Jangankan soal LGBT, jadi orang kidal di dunia yang didominasi right-handed people juga dianggap tidak normal kok. Begitu juga jadi orang albino. Atau basically jadi diri kamu sendiri pun kamu akan dicap tidak normal at some place and at some time karena "normality" adalah hal yang cair tergantung konteks tempat, waktu, dan budaya. Sejauh apapun kamu merasa "normal" saat ini, sesederhana kamu cebok pakai air, kamu mungkin akan dicap "tidak normal" kalau kamu pergi ke lingkungan yang ceboknya pakai tissue doang, haha. You get what I'm saying?
How we perceived something as "Normal" is personal matter, anyway.
I know being LGBT is not normal in this world, tapi kalau untuk dianggap normal artinya gue harus membohongi diri sendiri seumur hidup, I don't wanna be normal. Being different is not fun, tbh. Its exhausting, tapi lebih capek lagi kalau harus berpura-pura atau nambah beban pikiran demi memenuhi ekspektasi dan norma orang lain.
But nevertheless, the term "normal" and "abnormal" is annoying, especially kalau datang dari orang yg gak tau susahnya jadi "gak normal", its like white people bilang ke black people jangan marah kalau dibilang n*g**r walau itu memang fakta, but it feels degrading somehow.
I'm gonna close this mumble with one of my fave quotes ever:

View more

Menurut greschinov sebutan gay dan straighthetero sebagai gay dan normal itu

WAH LAGI SHARE TENTANG UI. Dulu kantin favorit kakak yang mana?

Kantin fakultas sendiri dong...
Kancut (Kantin Kerucut) alias Kansas (Kantin Sastra). Tapi yang dulu ya yang atasnya masih ijuk, kayanya enak banget buat duduk-duduk terus isinya beragam banget, ada yang main gegitaran, ada yang perkumpulan hijab panjang, ada anak-anak bule... Terus kaya udah keliatan gitu ini daerah tongkrongan masing-masing, kaya sudut ini tempatnya anak sastra ini angkatan itu, yang di situ anak sastra apa.
Selain fakultas sendiri, biasanya gue makan di FISIP atau Psikologi. Sama Kantek (Kantin Teknik), soalnya kalau di Kantek itu porsinya kuli banget maklum banyakan cowok di Teknik. Makan di FE juga pernah, ya yang di situ-situ aja sih,gak sampai ke Fakultas-Fakultas IPA... Jauh.
WAH LAGI SHARE TENTANG UI Dulu kantin favorit kakak yang mana

Kak aku malu jadi anak broken home, aku muak sama keadaan dimana aku harus memilih salah satu dari kedua orang tuaku :(

Malu tuh kalau orangtua kamu koruptor dan kaya dari hasil keringat orang lain. Kalau broken home ya ortu gue juga cerai and yes it leaves some emotional baggage to me karena gue gak tau rasanya tumbuh di keluarga yang konvensional, thing is... Sometimes there's no better option than goes to separate ways. You might felt like a victim know, I understand, but remember your life won't stop here nor your parents', so the best thing to do right now is just keep moving forward, let the time heals everything, hubungan suami-istri mungkin sudah tidak bisa diperbaiki, tapi berharap saja keduaorangtua kamu bisa tenang dan suatu saat mereka bisa menahan ego masing-masinh for the sake of you.
Oh anyway, the drugs won't work. So don't take it.

Good morning! Can you hypothesize on why most Indonesians always, ALWAYS, retorts to religion, physical features, or making up their own scenario when it comes to losing an argument? Exhibit A: "gw tau nyokap lo pelacur kan hahah kasian anak pelacur aja banyak congor mending muka ganteng. Dosa!"

Because religion is so fucking overrated here? Dan dari kecil udah didoktrin surga-neraka untuk alasan berbuat baik atau jahat. Dikit-dikit ditakutin "nanti masuk neraka!" Padahal sih harusnya kita berbuat baik ke orang lain ya just because we're humankind with moral and ethics, gak perlu embel2 biar dapet pahala buat tiket masuk ke surga.
So yeah, jadi gak biasa debat pakai argumen dan akal sehat. Intinya balik lagi ke agama. Bahkan kaya apa-apa bawa2 Tuhan kaya "Biar Tuhan yang bales" atau "liat aja pembalasan dari Tuhan!" Kaya Tuhan jadi bodyguard lu apa?
Agama tercipta kan buat panduan biar manusia jadi baik ke sesama, tapi sekarang agama justru sering jadi alasan buat nyakitin sesama manusia.
Elo gak butuh agama buat jadi orang baik. Tapi banyak orang yang butuh agama sebagai alasan buat jahatin orang lain.

View more

kan gw nanya pendapat lo ttg akun @salshabillladr12 kalo ga ada yaa berarti idola gw sempurna,fix!

Eh keset welcome... Gue bilangin ya... Satu-satunya selebask yang oke tuh cuma @owlexa, lo liat dong answerannya: Udah cantik, blasteran, kaya, rumahnya keren, mobilnya banyak, cowoknya ganteng, tapi gak sombong sama sekali dan yang penting dia seiman sama gue karena dia udah masuk Islam.

gue juga bingung sih sama lo itu lifestyle @awkarin , terserah dia juga mau ngapain emang dia begitu nyusahin lo? ngebuat lo miskin? gak kan dia nakal,tapi dia pinter.itu yang dicontoh bukan kaya lo yang bisa nya koar koar gaje di sosmed. karin inilah itulah,apa yang mau dicontoh dari lo coba?

anggitasheren123
Niat amat sih bikin akun baru khusus biar bisa ngeask ini ke gue.
Gak usah mulai. I still have a lot to spills about your "goals", do not push me.

itu sama halnya kayak perkembangan superstitious di Indo yang sebenarnya beberapa hal datangnya dr kepentingan politik, untuk memudahkan main hakim sendiri. seperti contoh, "bilang aja orang itu dukun, nanti juga warga bakar". semudah itu utk dicuci otak mayoritas warga kita. sedih.

People are never learn, aren't we?
Insting utama manusia adalah membenci hal yang tidak sesuai dengan hal yang dianggap "mayoritas". Dulu zaman nabi dan rasul, mereka bisa dibilang juga ditindas oleh orang-orang mayoritas. Nabi Ibrahim dibakar, Nabi Nuh dituduh penyihir dan para pengikutnya dihabisi karena mereka memeluk agama yang berbeda dari mayoritas orang di zamannya.
Lucunya, ketika agama yang dahulu ditindas sekarang menjadi agama mayoritas di suatu tempat, mereka melakukan hal yang sama persis dengan orang-orang kafir dulu. Menindas apapun yang mereka anggap berbeda.
Apa bedanya seseorang yang mengaku habib yang menghasut umatnya untuk menyerang orang-orang yang mereka anggap kafir dengan orang-orang yang melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu hanya karena beliau menganut agama yang berbeda dengan mereka?
Jadi, apanya yang salah? Bukan, bukan agamanya. Tapi sifat manusia itu sendiri.

View more

gw anak pts dan lingkungannya sama2 beragam kok, banyak hal yg bisa dikagumi, gmn pinter2nya mensyukuri sih. toh setau gw yg penting tu jurusan sm lingkungan bikin berkembang ke arah yg baik, jgn maksa di ptn ternama kalo akreditasi jurusannya msh bagusan pts. kalo utk niat baik rejeki pasti lancar

Ya kan dari awal gue udah bilang... Balik lagi ke individunya, mau kuliah di mana aja juga bisa sukses kok tergantung orangnya.
Kenapa gue ngomongin PTN ya karena gue lulusan PTN and I'm proud of it. Apakah gue menjelekkan PTS? Gue cuma bicara fakta kalau mayoritas kantor saat ini masih menganggap nama PTN lebih mentereng dibanding PTS.
The bottom line is, I don't care lo PTN atau PTS, asal kuliah yang bener aja sama dapet pekerjaan yang halal ya selesai.

@einedame

I'm not always agree with her and the way she treat some uninformed kids in here, but I feel such brutally honest person like her is what youth these days need. Her word is harsh, but she actually take a concrete action with @BelajarBareng. Jadi gak cuma tai-taiin aja, tapi emang beneran mau edukasi anak2 muda. So kudos for that.

Next

Language: English