@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

People you may like

shellykamila’s Profile Photo meissa
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
ShaniaZaki09’s Profile Photo Shania Zaki
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
Shaniadiva’s Profile Photo Shania Diva
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
Arffdrmwn_’s Profile Photo Arif Darmawan
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Nuryenisaafitri’s Profile Photo NuryeniSaafitri
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
shintaarizkas’s Profile Photo
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
alfnbl2’s Profile Photo Fey
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Open Submission for art exhibition:

Alkupra’s Profile PhotoAlkupra
Undangan Terbuka: OBJEK YANG BERKAITAN DENGAN PANGERAN DIPONEGORO
Tenggat Waktu Pendaftaran: 26 Oktober
Pangeran Diponegoro adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia yang memimpin Perang Jawa (1825–1830) melawan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Sulawesi (Menado dan Makassar) dimana beliau meninggal pada tahun 1855.
Pangeran Diponegoro merupakan pusat dari pameran yang menyajikan karya-karya seni ini yang juga berkaitan dengan dan terinspirasi oleh pahlawan nasional. Pada saat yang sama, pameran ini juga memaparkan interpretasi historis dan sosiologis bagaimana Pangeran Diponegoro membentuk sejarah seni rupa Indonesia.
Pameran “Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini” bertujuan untuk mengenang Pangeran Diponegoro dalam kehidupan bangsa dan akan dilaksanakan pada tanggal 5 Februari – 8 Maret 2015 di Galeri Nasional Indonesia.
Untuk pameran tersebut, kami mencari objek-objek atau artefak-artefak apapun (lukisan, ukiran kayu, keramik, patung, poster, manuskrip, ilustrasi, dan kenangan dalam bentuk apapun) yang menggambarkan Pangeran Diponegoro dalam segala bentuk. Objek-objek atau artefak-artefak yang terpilih nantinya akan turut dipamerkan.
Apabila ada yang anda ingin bagikan dengan kami, kirimkan terlebih dahulu foto atau gambar objek/artefak disertai ke akudiponegoro@jakarta.goethe.org dengan formulir pameran yang sudah diisi yang dapat diunduh di akudiponegoro.com
Bagi objek-objek dan artefak-artefak terpilih akan penjelasan praktikal lebih lanjut berkaitan dengan penggunaan objek-objek dan artefak artefak selama pameran berlangsung.
Jika anda ada pertanyaan atau perlu informasi lebih lanjut harap hubungi:
Dima Andari / Lisna
Email: akudiponegoro@jakarta.goethe.org

View more

Open Submission for art exhibition

Sekarang kan udah jaman "Digital Life", segara sesuatu bisa langsung dicari di internet. Terus, buat apa sih kok masih ada orang2 yang membeli majalah ? Toh untuk mendapat sesuatu yang dicari di dalam majalah, di internetpun sudah tersedia segalanya, Thoughts?

Antara setuju dan tidak.
Di satu sisi, yup I'm agree semua informasi udah ada di internet kok, ngapain keluar duit buat beli majalah? Banyak juga majalah yang shifting their concentration to the website or e-magazine, di grup gue contohnya adalah majalah Hang Out Jakarta yang udah berhenti bikin majalah cetak dan fokus di website. Yup, digital life emang udah mengubah wajah industri majalah cetak, walaupun di Indonesia sendiri gue bisa bilang belum segencar negara lain, karena masyarakat di sini masih lebih banyak yang memilih membaca majalah cetak dibanding baca majalah di iPad, misalnya. Walaupun hal itu tinggal nunggu waktu sampa generasi kita yang melek teknologi pada waktunya bakal lebih terbiasa dengan e-magazine.
Di sisi lain, gue merasa majalah cetak itu masih punya nilai tersendiri yang gak bisa lo dapet dari cuma baca online. Sensasi yang sama kalau lo cuma download album di iTunes dibanding beli CDnya langsung. I still love the sensation of buying new magazine, smell the pages, and flipping the pages one by one with a glass of drink. That's how I enjoy my magazines. Lebih ke sisi sentimental dan nilai collectiblenya sih.
Gue sendiri punya pendapat jika versi cetak dan online sebuah majalah harusnya bisa saling melengkapi, bukan saling mematikan. Gue sendiri punya pikiran jika nanti gue memulai majalah gue sendiri, gue akan mulai dari website dari dulu. Gue akan buat dalam bentuk majalah fisik sekitar 3 bulan sekali dan merangkum hal-hal yang sifatnya bukan "current" (kekinian). Menurut gue udah susah bagi majalah bulanan untuk bersifat current, karena bakal kalah sama website yang diupdate setiap hari. So untuk, tulisan yang sifatnya current akan gue masukin website, dan harus yang easy to read, karena gue termasuk males baca tulisan panjang di layar. Jadi misal gue interview seorang tokoh, di website hanya berupa highlight atau ringkasan, versi lengkap dan utuhnya akan gue masukin ke majalah cetak. Majalah gue akan menjadi majalah yang bisa dibaca kapan aja, dan gak terpaku tren atau hype saat itu aja yang akan basi kalau dibaca tiga tahun lagi misalnya. Taktik lainnya adalah pakai teknologi scanner QR code. Jadi misal gue nulis tentang sebuah band, nah di halaman itu bakal ada QR code yang kalau lo scan bakal ngebuka konten ekslusif di website majalah gue, misal video live pas si band itu perform, misalnya.
We should adapting to the technology without left the old ways completely.

View more

i'm sorry i heard about "i choose the red pill" a lot but what does that phrase actually mean?

Di film The Matrix, Thomas Anderson (Keanu Reeves) awalnya hanya satu dari jutaan orang yang tidak sadar jika selama ini hidup dan dunia yang mereka tempati sebetulnya hanya virtual reality dari program The Matrix, sementara dunia sebenarnya sudah hancur, karena manusia sudah dijajah oleh komputer dan robot. Ada beberapa orang yang sadar dan "terbangun" dari dunia virtul tersebut, salah satunya adalah Morpheus yang menemukan Anderson dan menawarkannya dua pilihan:
"This is your last chance. After this there is no turning back. You take the blue pill: the story ends, you wake up in your bed and believe whatever you want to believe. You take the red pill: you stay in Wonderland and I show you how deep the rabbit hole goes." - Morpheus, The Matrix.
Anderson diizinkan memilih antara pil biru dan pil merah. Jika ia memilih pil biru, itu artinya ia memilih untuk melupakan semuanya dan tetap tinggal di dunia virtual dengan nyaman, sementara jika memilih pil merah, itu artinya ia siap mengetahui kenyataan yang sebenarnya, seberapa pun pahitnya. Anderson memilih pil merah, dan terbangun di dunia nyata dan terlahir kembali menjadi "Neo", his true self.
Istilah "Red Pill" dari film ini kemudian menjadi istilah populer untuk menggambarkan open minded dan free thinking attitude. Terbangun dari kehidupan "normal" dan benar-benar menjalani hidup. Red pills juga berarti memilih/mengakui kebenaran, tak peduli sesuram atau sesulit apapun kebenaran itu dibandingkan menjalani hidup dalam kebohongan.
In my case, saat saya bilang "I choose the red pill", konteksnya adalah saya menerima dan mengakui seksualitas saya yang sesungguhnya, instead of deny it and pretend to be straight guy.
"I took the red pill"

View more

#hh gimana sih caranya nuangin ide kita dalam sebuah tulisan? aku punya banyak banget ide tapi suka susah nulisnya :( need help kak

Iya, itu tantangan menulis sih. Buat gue, yang paling susah dalam menulis adalah memulainya. Kita gak bisa nunggu "the perfect time to write" karena hal itu jarang banget terjadi, yang bisa kita lakukan adalah just do it. Tulis aja apa yang ada di pikiran kamu, you can always edit it later.
Sometimes, menulis itu ibaratnya seperti memahat. Kamu punya sebongkah besar ide, awalnya mungkin ide itu hanya berupa gumpalan, tapi kamu punya bayangan dari gumpalan itu akan menjadi apa, misalnya bagian mana yang akan menjadi kepala, badan, tangan, kaki, dll. Dari bongkahan kasar itu, pelan-pelan kamu memahatnya menjadi bentuk yang semakin jelas sampai akhirnya berbentuk manusia (misalnya). That's the equivalent of your first draft of writing. Langkah selanjutnya adalah menambahkan detail, membuang bagian yang gak perlu, dan overall memperhalus karya kamu. Its called editing :)

View more

What do you think of this video? Because this makes me cry a little https://www.youtube.com/watch?v=qBkAAortU_g#t=78

https://www.youtube.com/watch?v=qBkAAortU_g#_=_Alkupra’s Video 115034282162 qBkAAortU_gAlkupra’s Video 115034282162 qBkAAortU_g
OMG YES. Gue merinding dan agak berkaca-kaca....
Pesennya dapet banget, and I really wanna join the Pride Fest in SF one day, its one of my bucket list.
And now I'm hungry, literally and figuratively speaking.
Hungry for whooper.
And love.
Thank you Tad (Pak Ustad).
What do you think of this video Because this makes me cry a little

BANDA NEIRA! suaranya rara sama ananda itu kok ya ngademin banget. belum lagi liriknya puitis abis. cerdas kalo kata gue sih lagu2 mereka. favorit lo lagu yg mana?

sabrinasilvi’s Profile PhotoBesok Udah Gak Jomblo
http://www.youtube.com/watch?v=5IblYOxR8QAAlkupra’s Video 114668029106 5IblYOxR8QAAlkupra’s Video 114668029106 5IblYOxR8QA
tapi di sana hujan
tiada berkesudahan
tapi di sana hujan
turun membasahi
semua sudut kota
hapus tiap jejak
jalan pulang

Next

Language: English