@Alkupra

Alkupra

Ask @Alkupra

Sort by:

LatestTop

Previous

Something you always think "what if" about...

tiaraavina’s Profile PhotoAvina
I always think what if I said yes when that particular guy confess his feeling and want to start relationship with me.
Jadi biasalah, kenal di Grindr karena di profilenya dia suka Supernova dan novel-novel favorit gue lainnya. So ya udah chatting segala macem dan nyambung so kita ketemuan. Gue inget banget pertama kali ketemu diajak nonton Tree of Life. Terus berlanjut ke movie date berikutnya nonton The Raid. And few other dates afterwards. So one day dia bilang mau gak jadian, but again, the classic me is back. At that time gue gak mau relationship just because I'm afraid of being hurt and everything. So I said no, dan perlahan mulai menghilang. Dia chat gue balesnya lama, dia ajak ketemu gue males and so on. Its very irrational moves I know. Skip forward, kita kadang2 masih chatting tapi dia udah ngerti kalau gue gak mau hubungan yg lebih lanjut. So we're kinda drifting apart tapi masih suka check satu sama lain either whatsapp langsung atau di sosmed.
And finally gue tau dia udah jadian sama orang lain and they look so happy. Tipe pacaran mereka tuh yg ke Festival Film, art gallery atau random trip ke Kebon Raya Bogor (uh I'm stalking their socmed) dan itu sebetulnya yg gue pengen banget. Lately gue gak tau sih dia masih in relationship atau enggak, tapi gue ngamatin perkembangan dia dari dia mulai hobi baking, ikut les, sampai akhirnya jadi punya bisnis baking sendiri sekarang. So I wondering if I said yes back then, mungkin sekarang gue masih in relationship with a kind tall guy with baking expertise and great collection of DVD and books. Its my lost, really.

View more

People you may like

dillarhm’s Profile Photo dilla
also likes
Firaa3’s Profile Photo Zhafira
also likes
MartinHendrata’s Profile Photo Martin Wang
also likes
SeptiaTriAnanda886’s Profile Photo Septia
also likes
hashfi’s Profile Photo Hashfi
also likes
Lauren_tennyson’s Profile Photo Lauren :)
also likes
vinnamirandaputri’s Profile Photo Kuna
also likes
jihanghalibchance’s Profile Photo zee ✨
also likes
AnindyaPark’s Profile Photo miracle
also likes
VhyaLee’s Profile Photo Fuiッ
also likes
meihey’s Profile Photo Dhea Meidiana
also likes
Miftasya_’s Profile Photo Miftasya
also likes
nadyaalexand’s Profile Photo nadya alexandra
also likes
laylyazahro13’s Profile Photo lylyyy
also likes
ArindaRPratiwi’s Profile Photo arinn
also likes
devitafu’s Profile Photo D.
also likes
Want to make more friends? Try this: Tell us what you like and find people with the same interests. Try this: + add more interests + add your interests

Good morning, fellas! Common people might underestimate what you do and find it negligible when it really is not that simple (be it your profession or the major you're taking if you're a student). So, would you explain why it's something worth a bit more appreciation? May you have a nice weekend!

Apa ya.... banyak yang bilang kalau anak media lifestyle tuh gak pantes disebut jurnalis atau wartawan karena kita cuma ngeberitain "hal-hal remeh" yang gak ngebantu hidup orang lain. Kerjanya cuma dari mall ke mall, party, ke konser, pokoknya gak ngerasain perjuangan wartawan berita beneran yang terkadang harus kerja sampe malem atau nginep buat ngejar narasumber.
Bukan hal baru buat gue sih, karena sebagai anak Fakultas Budaya (Sastra), kita pasti sering lah ditanya "ngapain lo belajar sastra, baca buku doang? Gak ngebantu orang lain", yaaah well, emang sih jurusan kaya Kedokteran, Teknik, Hukum, Ekonomi tuh kayanya emang nyata kontribusinya untuk masyarakat, kasarnya: udah jelas lah ilmu lo ada manfaatnya buat bangsa dan negara. Dan gue akuin hal itu. Dibanding ilmu yang penerapannya jelas, mungkin anak sastra dan seni dianggap "enggak penting", tapi gue sih berpikir, manusia itu makhluk budaya, yang bedain kita sama binatang atau robot, kita punya "rasa" untuk keindahan dan hal-hal sentimentil lainnya yang memperkaya emosi dan jiwa kita yang bisa kita dapatkan dari buku, musik, dan karya seni. Kita berhak untuk hal itu, bahkan sekalipun misalnya kita berada di zaman atau tempat yang rawan konflik dan perang. Kita butuh budaya dan hal-hal indah yang gak penting itu untuk tetap jadi manusia seutuhnya, bukan sebagai semut pekerja atau robot pembunuh.

View more

besok rencana mau ke mana di jogja?

Hi jadi aku di Jogja cuma dua hari, kemarin dan hari ini (ini ngetiknya udah di rumah Jakarta). Seneng banget akhirnya ke Jogja, sejak terakhir ke Jogja itu pas study tour kelas 3 SMP!!
Kemarin flight pagi, sampai di Jogja jam 12-an terus langsung lunch ke House of Raminten. Udah termasuk ikonik sih di Jogja katanya, jadi makanannya unik2, kaya menu angkringan gitu terus porsinya banyak tapi harganya muraah banget! Yang unik kalau pesen menu susu, disajikannya di mug yang berbentuk "susu" juga. Terus ownernya dikenal sebagai leading figure bagi kaum LGBT di Jogja yang sering menampung mereka yang gak diterima sama keluarganya, dan emang concern sama hal-hal itu, termasuk sticker hotline perlindungan perempuan yang banyak bertebaran di sekitar meja tamunya. Terus waiternya banyak yang cakep, mas-mas Jawa kece gitu, haha.
Abis itu ke hotel, terus pergi ke The Parade di JEC, kaya Jakclothnya Jogja sih intinya, di situ sampe sore, ikutan workshop gambar pake kuas dan tinta cina bareng Sari White Shoes di boothnya Acreate. Pas malemnya dinner di Mediterrania di Jalan Tirtodipuran, terus ngopi2 di Roaster & Bear, salah satu cafe yang lagi hip di Jogja, tempatnya lucu, banyak mural dan pannacotanya enak banget.
Hari ini sayangnya gue terbangun dalam kondisi masuk angin dan meriang, jadi bawaannya lemes aja :( breakfast soto ayam Kadipiro, terus liat mural #ShowYourColors di Stadion Kridosono, sama bantaran Kali Code yang rumah-rumahnya lagi dicat warna-warni kaya merah, kuning, biru. Tapi hari ini jalanan Jogja rusuh gitu ada acara PPP, rame banget dan katanya rawan rusuh. Abis itu berburu vinyl di sebuah toko barang bekas di deket jalan Tirtodipuran, terus ke Epic Coffee yang tempatnya lucu banget merangkap furniture warehouse, harganya harga Jakarta sih, tapi tempatnya bagus, dan waiternya cakep (kesimpulannya di Jogja banyak waiter cakep, gimana sih?). Abis itu balik lagi ke The Parade, ikut workshop doodling bareng Kang Motulz, beli sweater di salah satu booth, dan jam 8 malem ke Bandara buat pulang ke Jakarta.
Dua hari sih gak cukup banget buat ngeliat Jogja, plus ditambah gue mendadak sakit hari ini jadi gak bisa jalan2 sendirian. Pengen extend tapi besok rapat redaksi :(
Ah pokoknya harus balik lagi ke Jogja!!
Bonus pap di depan graffiti, nyaru sama tembok soalnya bajunya juga merah, foto2 lainnya dan cerita yang lebih proper bakal ditulis di blog :))

View more

besok rencana mau ke mana di jogja

Heeyy. Majalahnya baru sampai beberapa hari yang lalu. Terimakasih yha. ;)

superluckyskull’s Profile PhotoLyont3
Wah Ijup dirimu main ask.fm juga? Sorry ya majalahnya lama, hope you enjoy it though :)
Btw I just put the interview with you on my blog as well: https://alkupra.wordpress.com/2015/01/17/art-talk-macabre-pop-embroidery-of-puji-lestari-ciptaningrum/
Kabar-kabarin kalau bikin workshop embroidery lagi yaaa, I'd like to try :)
Heeyy Majalahnya baru sampai beberapa hari yang lalu Terimakasih yha

Have you read Hujan Bulan Juni? It's also a poem written by Sapardi Djoko Darmono. What do u think of it? We're talking about the poem not the book which he wrote too with the same title :)

"Hujan Bulan Juni"
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Once again Professor Sapardi talking about unspoken emotion and unrequited love. Puisi romantis tanpa satu kata "cinta" sekalipun.

"Any man can be a father. It takes someone special to be a Dad." A. Geddes. What made your father, your Dad? Would you like to share your most precious moment with your Dad? You may describe, impersonate, and/or pap of him. Selamat Hari Ayah (Indonesia). "Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya".

fhafaizin’s Profile PhotoSetya Nurul Faizin
Believe it or not, bokap gue ada di salah satu foto di bawah ini.
Yup, he was a rocker. Covering Helloween before making his own hair metal, power-ballad kinda stuff.
My parents are divorced since I'm too small to remember, maybe around two or three year old. Me and dad share the same birthday (October 10th), and I remember when I was small, he take me to recording studio, and buying me a harmonica. I never really know him in deep. I mean, I acknowledge him as my dad but he's not really a father figure for me, its just...I don't know... I already accustomed with the fact I don't grow up with him. I don't hate him tho, never. We just have a very civil, matter of fact kind of relationship. I never feel too attached with him, we don't talk in regular basis, but sometimes he calls or even come to my house when he's in Jakarta (he lives in Sukabumi). On his latest visit, he came to Jakarta by riding bicycle from Sukabumi with his fellow bicyclist. He's so into bicycling nowadays.
Another thing about him, he is a muallaf after marrying my mom. But he's so devoted after his metal heyday and never forget to remind me to take prayers until this very day, whenever we met or talk.
Writing about him makes me kinda miss him.

View more

Any man can be a father It takes someone special to be a Dad A Geddes What made

hi kak Alex selamat pagi, jadi kalo lo sendiri gimana kak? what's your favorite show from JFW '15? :)

sorasarah’s Profile Photosorasarah
Pagi!
JFW tahun ini gue cuma dateng Monday To Sunday, Yosafat, Kitty Joseph, show anak-anak fashion (Lasalle, Binus, Raffles), Major Minor, Barli Asmara, Imelda Kartini, Cleo Fashion Awards, & Dewi Fashion Knights.
Sekarang gue kalau liat show pasti mikirnya "Hmmm mana ya yang cocok bisa masuk Nylon?" dan yang memorable buat gue sih koleksinya Argyle & Oxford yang menang CLEO Fashion Award because its so cheeky and full of quirks. I always love their design, and the duo designers behind the label (Velda & Rebecca) are like the cool geeks of Indonesia fashion scene nowadays, thus I love them. Oh I also love Sapto's collection the most from Dewi Fashion Knight.
PAP: Velda Anabela & Rebecca Billina from Argyle & Oxford. Photo by Kay Mori.
hi kak Alex selamat pagi jadi kalo lo sendiri gimana kak whats your favorite

Next

Language: English