Alkupra

Uhm baru-baru ini gue nonton film animasi yang bagus, khususnya karya-karya Satoshi Kon.

---

Millennium Actress (2001)
Gue merasa film ini sangat.... Indah. Hampir seperti mahakarya tersendiri di dunia animasi. Kita gak bicara soal kecanggihan teknik atau apa di sini, tapi bagaimana kualitas film animasi sebetulnya mampu sekaliber dengan film-film live action, bahkan lebih. Bercerita tentang perjalanan hidup seorang aktris Jepang dari masa remajanya di pra-Perang Dunia sampai di akhir hayatnya, film ini meleburkan batas antara realita saat ini dan flashback masa lalu. Hasilnya, kita gak cuma melihat berbagai periode di sejarah Jepang, tapi juga sejarah perfilman Jepang. Transisinya begitu cair, dan rasanya bakal mustahil kalau cerita ini diangkat dalam bentuk real-action. Animasi menjadi medium yang begitu tepat untuk kisah ini dan hasilnya luar biasa. Keindahan visual, dan kedalaman ceritanya pun diperkuat original music dari Susumu Hirasawa yang membuat film ini tambah epic. Totally recommended untuk siapa saja yang mengaku menyukai sinema.

---

Perfect Blue (1997)
Sama seperti Millennium Actress, film animasi debut Satoshi Kon sebagai sutradara ini juga memanfaatkan animasi untuk melebur batas antara dunia nyata dan dunia imajinasi, yang dalam hal ini adalah kisah psychological thriller tentang eks-idol yang harus menghadapi stalker misterius yang membuatnya hampir gila. Dengan latar belakang dunia idol, gue merasa beruntung karena baru menonton film ini setelah gue mendalami idol culture sehingga gue merasa lebih bisa mengerti esensinya. Sama halnya ketka gue menonton Suicide Club. Walaupun animasi, banyak adegan di film ini yang membuat gue sama takut dan gemasnya ketika gue menonton slasher-flick seperti Screams dan psycho thriller seperti Black Swan-nya Aronofsky, saking intensnya.

---

Tokyo Godfathers (2003)
Premisnya sederhana: Pada suatu malam Natal di Tokyo, tiga gelandangan--yang terdiri dari wanita transeksual, alkoholik paruh baya, dan remaja putri yang kabur dari rumah-- menemukan seorang bayi yang dibuang di tempat sampah. Berbekal clue tentang orangtua si bayi yang ditemukan, mereka bertekad untuk mengembalikan bayi itu ke orangtuanya dan insiden-insiden absurd pun menunggu mereka di malam Natal yang penuh "kebetulan" yang ajaib. Tema utama film ini adalah bagaimana "kebetulan-kebetulan" kecil yang kita alami sehari-hari bisa sangat berpengaruh dalam hidup kita dan orang lain, dan tentunya just like any good old movies about Christmas, film ini juga bercerita soal arti keluarga, redemption, dan forgiveness.

---

Masih ada karya Satoshi Kon lain yang belum gue tonton, khususnya Paprika. Tapi yang jelas setelah menonton karya-karyanya, respek gue untuk dia sama seperti respek gue terhadap Wong Kar-wai. Rasanya sayang banget kalau ada penggemar film yang males nonton film animasi cuma karena dianggap film anak kecil, karena film animasi pun bisa sama kuatnya dengan film live-action sebagaimana graphic novel bisa sama poetic-nya dgn novel sastra.

View more

Dih siapa yang buka #HTA? Orang gue bikinnya #YTA... Tapi coba dijawab deh...

---

Tau Mega awalnya gara-gara dia sering pap foto-foto Bali terus dulu suka ask2 ke gue juga, terus dulu suka ngepap humor receh juga sebelum akhirnya mulai ngomongin alien which is turning pointnya dia di site ini sih kalau menurut gue. Ibaratnya kalau pap foto travel sama humor receh itu dia masih ngeraba target market dan personal brandingnya di askfm, tapi baru bener2 punya ciri khas pas ngomongin alien, which is cool, gue suka baca cerita2 Alien sama kaya gue suka baca cerita mitologi Yunani, alias I enjoy it as a fiction.

---

Tapi lama kelamaan selain alien/ufo, mega juga punya personal branding baru yaitu pacarnya Devlin yang ditunjukkan dengan excessive PDA di url yang tadinya "oh such a cute couple" sampe ke taraf "yaelahbro" (ironically).

View more